27. Apa? Lamaran!?

9.4K 1K 16
                                    

Happy Reading~~

Seharian Xue Mingyan hanya berbaring di kamarnya saja. Dan itu membuatnya sungguh bosan.

"Lala, aku ingin pergi keluar jalan jalan." pinta Xue Mingyan.

"Tidak boleh nona, nona baru saja bangun dari tidur panjang. Nona harus banyak istirahat." balas Lala.

Lala tengah menyiapkan makanan untuk Xue Mingyan dibantu Lusi.

Xue Mingyan menatap jenuh sekelilingnya, semenjak dia datang kemari lagi dia terus saja berbaring di ranjangnya.

"Aku hanya ingin menghirup udara segar saja." rengek Xue Mingyan.

Lala dan Lusi akhirnya pasrah, dia mengijinkan Xue Mingyan untuk keluar menghirup udara segar.

"Tapi, nona tidak boleh melakukan apapun." ucap Lusi.

Xue Mingyan tidak mau menyetujuinya tetapi tawaran itu lebih baik daripada terus duduk di ranjangnya saja seharian.

Akhirnya Xue Mingyan mau menuruti ucapan Lala dan Lusi.

Lala dan Lusi membantu Xue Mingyan berjalan keluar dan duduk di kursi dekat pohon besar.

Lusi ijin pergi sebentar, Sedangkan Lala menemani Xue Mingyan di sini.

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu dari luar, langsung saja Lala menghampiri pintu itu kemudian membukanya.

"Ada apa?" tanya Lala penasaran ketika melihat seorang pelayan berdiri di depannya.

"Aku hanya ingin memberitahukan bahwa ada perintah dari Kaisar. Sebentar lagi Perdana Mentri akan menyampaikan perintah Kaisar kepada Nona Besar." balasnya.

Lala mengernyit heran, dia tidak mengerti maksud ucapannya.

Pelayan itu memutar bolanya malas karena Lala yang tidak mengerti sama sekali.

Dia berjalan mendekati Lala dan berbisik padanya.

"Lamaran untuk Nona besar dari Putra Mahkota." ucapnya pelan.

Lala langsung tersenyum senang mendengarnya, akhirnya tuannya tidak lajang lagi.

"Baiklah, terima kasih atas informasinya." ucap Lala berterima kasih.

Pelayan itu mengangguk mengerti lalu pamit pergi dari Pavilliun Teratai Indah.

Setelah menutup pintunya, Lala berjalan menghampiri Xue Mingyan dengan bersenandung senang.

"Apa yang dikatakan pelayan itu? kenapa kau sangat senang sekali?" tanya Xue Mingyan penasaran ketika melihat Lala yang bergembira.

Saat akan menceritakannya, Lusi tiba tiba datang dan menghampiri Xue Mingyan dan Lala.

Lala tersenyum senang, bukannya menjawab pertanyaannya Xue Mingyan dia malah berjalan mendekati Lusi dan berbisik padanya.

"Nona akhirnya akan menikah dengan Pangeran Putra Mahkota." ucap Lala senang.

Senyum muncul di bibir Lusi, dia juga ikut senang. Berbeda sekali dengan Xue Mingyan yang kebingungan dengan sikap mereka.

"Hei, katakan padaku sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Xue Mingyan lagi.

Lala dan Lusi menatap Xue Mingyan sambil tersenyum menggoda padanya.

Xue Mingyan menjadi makin bingung dengan sikap mereka berdua.

"Kalian Jaw ...."

Tok Tok Tok

Ucapan Xue Mingyan terhenti karena seseorang telah mengetuk pintu pavilliunnya lagi.

"Kenapa hari ini banyak tamu?" tanya Xue Mingyan di dalam hatinya sendiri.

Lala dan Lusi kegirangan, mereka langsung membuka pintunya dengan senang hati.

Setelah pintu di buka terlihatlah Perdana Mentri yang langsung masuk ke dalam Pavilliun.

"Anakku Ming er, ayah membawakan kabar baik untukmu." ucap Perdana Mentri senang sambil berjalan menghampiri Xue Mingyan.

Xue Mingyan menjadi semakin bingung dengan ucapannya Perdana Mentri.

"Sebenarnya ada apa dengan semua orang? kenapa mereka sangat senang hari ini?" tanya Xue Mingyan bingung di dalam hatinya.

Dia masih belum mengerti apa yang terjadi pada semua orang di sini yang tiba tiba menjadi senang.

"Kabar baik apa yang ayah bawa untuk Ming er?" tanya Xue Mingyan penasaran.

"Akhirnya kedua putri ayah akan menikah." balasnya senang.

Xue Mingyan tersenyum senang, walaupun sebenarnya dia kesal bahwa Shu Hang akhirnya bisa menikah.

Tetapi tiba tiba sesuatu yang membingungkan terjadi.

"Tunggu, maksud ayah kedua putri apa?" tanya Xue Mingyan yang tersadar akan ucapan Perdana Mentri.

"Benar, kau akan segera menikah dengan Pangeran Putra Mahkota." balas Perdana Mentri senang.

Xue Mingyan terdiam membatu, serasa disambar petir di siang hari yang berhasil membuatnya terkejut.

"Tunggu! siapa Pangeran Putra Mahkota!? aku bahkan tidak mengenalnya sama sekali, lalu bagaimana dia bisa langsung berniat menikahiku?"  tanya Xue Mingyan di dalam hatinya sendiri.

Bukannya menjawab ucapannya Perdana Mentri, Xue Mingyan malah berdiri dan langsung pergi masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintunya rapat rapat.

Perdana Mentri yang melihatnya tersenyum memaklumi. Dia tak habis pikir jika anaknya Xue Mingyan bisa semalu itu sampai melarikan diri darinya karena terlalu bahagia mendengar kabar pernikahannya.

Tetapi aslinya, Xue Mingyan lari bukan karena rasa malu tetapi karena terkejut.

Di dalam kamar, Xue Mingyan mengambil batu giok permata pemberian Raja Neraka.

Sebelumnya Raja Neraka memberinya sebuah giok permata yang berfungsi untuk keadaan darurat.

Giok permata itu bisa memanggil dirinya jika Xue Mingyan membutuhkan bantuannya.

"Raja Neraka gawat!" ucap Xue Mingyan pada giok permata yang ada di tangannya ini.

Tiba tiba muncul Raja Neraka yang sekarang berdiri di depannya dan sedang memegang dokumen jiwa.

"Kau!! sial! kenapa aku harus memberimu giok pemanggilku padamu hah! Kau mengganggu waktu kerjaku." ucap Raja Neraka kesal.

"Itu tidak penting, aku memanggilmu kemari karena tiba tiba seorang Pangeran Putra Mahkota melamarku. Aku ..... bahkan tidak pernah melihatnya, bagaimana itu bisa terjadi?" tanya Xue Mingyan dan tidak menghiraukan keluhan Raja Neraka sebelumnya.

Raja Neraka memijit keningnya pusing, "Aku ini adalah Raja Neraka, Raja dari dunia roh dan manusia. Mengapa aku harus menjawab pertanyaan konyolmu itu?" tanyanya balik.

"Justru karena kau adalah Raja dari dunia roh dan Manusia makanya aku meminta bantuanmu. Aku ingin tahu kenapa Pangeran Putra Mahkota bisa langsung melamarku tanpa pernah bertemu denganku sekalipun." jelas Xue Mingyan.

Raja Neraka menatap datar Xue Mingyan, dia langsung merebut giok permata yang ada di tangannya Xue Mingyan dan berniat untuk pergi.

Sebelum pergi menghilang, dia mengatakan sesuatu yang membuat Xue Mingyan kesal.

"Kuambil kembali giok permata ini, karena kau malah menggunakannya dengan sembarangan. Dan mengenai pertanyaanmu itu, mengapa tidak kau tanyakan sendiri padanya?" ucapnya kemudian pergi menghilang.

Xue Mingyan mengepalkan tangannya kuat, Raja Neraka memang tak bisa diharapkan.

Tetapi tiba tiba dia teringat sesuatu, dia ingat ucapan Li temannya kemarin.

"......sesuatu yang mengejutkan akan datang besok padamu." ucap Liu Xingsheng.

"Hah, dia bisa mengetahui kalau hari ini akan ada hal yang mengejutkan padaku, tunggu apakah dia ...."

"Peramal? ya benar, dia mungkin seorang peramal. Aku harus meminta bantuannya untuk mencari tahu siapa itu Pangeran Putra Mahkota," ucap Xue Mingyan sendiri.

The Princess's Revenge Plan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang