Assalamualaikum teman-teman semua. Bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya buat kita semua Amin.
Alhamdulillah akhirnya Jumat ini bisa posting Mariposa 2 lagi. Dan memenuhi request dari pembaca agar updatenya tidak malam banget ^^
AKU JUGA MAU UCAPIN TERIMA KASIH SEBESAR-BERSANYA KEPADA SEMUA PEMBACA MARIPOSA 2 UNTUK 10 JUTA VIEWS CERITA MARIPOSA 2. MAKASIHHH BANYAAK. TERUS BACA DAN SUPPORT MARIPOSA 2.
SEMOGA KALIAN SEMUA TERUS BARENG-BARENG DAN NEMENIN MARIPOSA 2 SAMPAI CERITA INI SELESAI YAA AAMINNN ^^
Dan, selamat membaca Mariposa 2. Semoga selalu suka dan selalu baca yaa. Aminn ^^
*****
Iqbal memutar-mutar bolpoin di jemarinya, hampir dua jam ia berkutat dengan buku catatanya, mempelajari bahan-bahan ujian yang sudah ia rangkum sejak satu minggu yang lalu.
Besok adalah hari ke empat Iqbal menjalani ujian akhir semesternya. Selama itu pula Iqbal sama sekali tak menghubingi Acha, bahkan Acha juga tidak menghubunginya seolah gadis itu sengaja melakukannya karena tidak mau mengganggunya.
Iqbal melirik layar ponselnya, ia sengaja menyalakannya. Siapa tau ada notifikasi dari sang pacar.
Iqbal menghela napas pelan, meletakkan bolpoinnya dan meraih ponselnya. Lantas, ia mencoba menghubungi Acha. Iqbal merindukan gadis itu, ditambah lagi dia membutuhkan energi untuk melenyapkan rasa lelahnya.
Sambungan terhubung, Iqbal menunggu.
"Apa dia sudah tidur?" heran Iqbal. Panggilannya tidak dijawab oleh Acha.
Iqbal mencoba sekali lagi. Menunggu dengan sabar berharap panggilannya kali ini mendapat jawaban dari Acha.
Namun, harapan Iqbal tak terwujudkan. Panggilannya tetap tak diangkat gadisnya. Iqbal meletakkan ponselnya kembali di meja belajar. Menghela pasrah.
Apa yang sedang dilakukan gadis itu?
Iqbal melihat jam dinding kamarnya, masih pukul sembilan malam. Waktu yang masih sore bagi seorang Acha untuk tidur.
*****
2 jam yang lalu
Acha merasakan napasnya memberat, keringat dingin terus bercucuran di wajah hingga lehernya. Padahal ia sudah menutupi tubuhnya dengan selimut tebal, tapi rasa dingin masih menusuk kulitnya.
Ditambah dengan tubuhnya yang sakit semua dan lemas. Padahal sejak kemarin kondisi Acha tidak apa-apa. Apa mungkin karena dua hari berturur-turut Acha terkena hujan?
Yah, semalam Acha pergi ke minimarket dekat rumah. Namun ketika perjalanan pulang. Hujan deras mengguyurnya. Mau tak mau Acha berlari ditengah hujan.
Kemarinnya lagi, Acha memang sengaja ingin bermain hujan-hujanan sebentar di belakang rumahnya, mumpung sang Mama sedang ke luar kota selama seminggu. Jadi, tidak akan ada yang melarangnya.
Ditambah lagi makanan yang dikonsumsi Acha selama dua hari terakhir sedikit sembarangan.
Acha menoleh ke samping, meraba-raba ponselnya yang berdering. Ada sebuah panggilan. Acha melihat layar ponselnya dengan samar. Tanpa mengetahui siapa yang menelfonnya, Acha menerima saja panggilan tersebut.
Acha menempelkan ponselnya di telinga. Saat itu juga, Acha dapat merasakan kulit wajahnya terasa panas.
"Hallo," lirih Acha lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIPOSA 2
Teen FictionMariposa kini selalu bersamanya. Mariposa selalu memencarkan keindahannya. Namun, sampai kapan Mariposa selalu bisa bersamanya? Sampai kapan Mariposa akan selalu indah? Apakah Mariposa tetap terlihat indah jika dia pergi? Mari kita mulai perjalanan...