Assalamualaikum semuanya. Apa kabar? Sehat selalu ya buat kita semua. Amin.
Alhamdulillah hari Jumat datang. Siapa yang dari tadi nungguin MARIPOSA 2 Update?
Keluarkan emoji sapi kalian, jika kalian nggak sabar baca part 35?
SIAPKAN HATI DULU YUK. PART INI MENGANDUNG SEDIKIT DEG DEGAN HEHE.
UDAH SIAP? BENERAN SIAP?
DAN... SELAMAT MEMBACA MARIPOSA 2 PART 35 TEMAN TEMAN SEMUA ^^
****
Glen memutar permen lolipopnya, lebih dari sepuluh menit ia menunggu Rian dan Iqbal yang tak kujung datang. Pagi ini mereka di undang acara syukuran di Yayasan BINTANG.
Sejak kelas satu SMA mereka bertiga bertekad setiap bulannya menyisihkan uang jajan mereka untuk Yayasan BINTANG. Yayasan ini sebenarnya di bawa pengawasan Keluarga Anggara yang merupakan pendonor dana terbesar. Yayasan tersebut merawat anak yatim dan piatu bahkan ada juga anak yang di buang orang tuanya sejak bayi.
Kini, tekad itu menjadi kebiasaan hingga sekarang bagi Glen, Rian dan Iqbal. Selain untuk meneruskan yang dilakukan keluarga mereka, mereka juga ingin belajar berbagi sejak masih muda.
Glen menegakkan tubuhnya, bernapas legah akhirnya melihat mobil BMW dan Audi bersamaan masuk di halaman luas Yayasan BINTANG. Glen geleng-geleng, tidak biasanya kedua sahabatnya itu telat. Yah, biasanya dirinya yang telat.
Apa Iqbal dan Rian sedang membalas dirinya?
"Abuegile, tepat waktu sekali bujang-bujang kasmaran ini," sapa Glen memaksakan senyumnya.
Iqbal dan Rian berjalan mendekati Glen yang tengah menjulurkan tangannya.
"Salim dulu sama orang ganteng," ucap Glen iseng.
Rian menepis cepat tangan Glen tanpa rasa kasihan.
"Gue anter Amanda dulu ke kampus," ucap Rian memberikan alasan telatnya.
"Bujang kasmaran satu alasan diterima," seru Glen tanpa banyak komentar.
Rian dan Glen menoleh ke Iqbal yang tengah sibuk memakai Apple Watch-nya. Mereka sedikit kaget.
"Jam tangan lo baru?" tanya Rian.
"Sejak kapan lo pakai Apple Watch?" heran Glen diangguki Rian cepat. Mereka berdua paham banget, Iqbal jarang mau ribet pakai jam tangan yang harus di charger dulu ataupun terhubung dengan ponselnya.
"Di kasih Acha," jawab Iqbal singkat.
Rian dan Glen mengangguk-anggukkan kepala, tak berniat bertanya lagi tentang jam tangan Iqbal. Glen menepuk pelan bahu Iqbal.
"Bujang kasmaran dua kenapa telat?" tanya Glen mengembalikan topik semula.
Iqbal menatap kedua temannya bergantian, mengehela napas sangat panjang.
"Tag Heuer gue masuk mesin cuci," jawab Iqbal dengan enggan.
Rian dan Glen langsung melototkan kedua mata mereka.
"LAGI?" seru mereka tak santai.
Iqbal menjauh dua langkah, telinganya mendadak panas mendengar teriakan Glen dan Rian. Ia sudah lelah di ceramahi kakaknya pagi-pagi dan tidak ingin mendengar ceramah lagi apalagi dari dua sahabatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARIPOSA 2
Teen FictionMariposa kini selalu bersamanya. Mariposa selalu memencarkan keindahannya. Namun, sampai kapan Mariposa selalu bisa bersamanya? Sampai kapan Mariposa akan selalu indah? Apakah Mariposa tetap terlihat indah jika dia pergi? Mari kita mulai perjalanan...