Assalamualaikum semuanya. Alhamdulillah bisa update Mariposa 2 lagi.
Maaf ya kalau telat hampir 50 menit updatenya dari hari Jumat. Maaf juga kalau part ini banyak typonya. Karena part ini lebih panjang dari biasanyaaa. Aku buat spesial banget buat kaliaan untuk part ini ^^
Oh ya sebelumnya aku mau tanya nih ke kalian....
"KALAU SEMISAL CERITA GENG MULTINASIONAL YANG SEBELUMNYA AKU JADIIN EBOOK, BAKALAN AKU JADIIN BENTUK NOVEL MAAUU NGGAK?"
"KALIAN MAU NUNGGUIN NGGAK NOVEL GENG MULTINASIONAL KELUAR? NANTI CERITANYA BAKALAN LEBIH PANJANG, HALAMAN LEBIH BANYAK DAN AKU BAKALAN BUATNYA LEBIH SERUUU^^"
DAANN... SIAPA YANG UDAH NGGAK SABAR BACA PART 27?
SEBELUM BACA PART INI. YUK KASIH SATU JAWABAN KALIAN. APA HADIAH YANG DIBERIKAN OLEH IQBAL UNTUK ACHA ? KASIH SATU JAWABAN YAA ^^
PERINGATAN! SIAPKAN HATI KALIAAN. SIAP-SIAP UNTUK DEG-DEGAN BERSAMAAA ^^
UDAH SIAP UNTUK SENAM JANTUNG?
SELAMAT MEMBACA MARIPOSA 2. SEMOGA SUKA ^^
****
Dua hari sebelum kejadian.
Kelas Iqbal berakhir, ia tidak langsung keluar, menunggu saja sampai sekitarnya sepi agar tidak berdesak-desakan keluar. Selagi menunggu, Iqbal memainkan ponselnya. Mencari sesuatu di mesin pencarian.
"Restoran ber-rooftop cantik," lirih Iqbal sangat pelan.
Sebuah tepukan dari belakang sedikit membuat Iqbal kaget. Iqbal menoleh, mendapati Abdi tengah memberikan cengiran tak berdosa. Cowok itu berjalan menghampirinya.
"Nggak pulang?" tanya Abdi dan duduk dimeja samping Iqbal.
Iqbal menatap Abdi sebentar. Ia menunjuk ke meja yang diduduki Abdi.
"Kata orang dulu kalau dudukin meja bisa buat lo nggak pintar," ucap Iqbal sok serius.
Sontak Abdi langsung berdiri.
"Seriusan?"
Iqbal terkekeh pelan, cowok itu percaya saja ucapannya. Iqbal menggeleng pelan.
"Sialan lo Bal,"cerca Abdi. Ia berniat duduk kembali di meja.
"Lebih sopan duduk di kursi," pesan Iqbal.
Abdi mengurungkan niatnya, ia pun mengangguk kecil dan pindah ke kursi disebelah Iqbal, menuruti ucapan Iqbal.
"Terima kasih Kakak Iqbal atas perhatian, kasih sayang dan pesan bermanfaatnya," ucap Abdi sok sopan.
Iqbal hanya geleng-geleng kecil, tak menggubris ucapan Abdi.
"Lo ngapain masih disini?" tanya Iqbal dingin.
"Gini amat ngusirnya, belum juga mau ngomong," protes Abdi.
"Ngomong apa?" tanya Iqbal tak mau basa-basi.
"Tugas Prof. Tomi udah selesai lo kerjain?" tanya Abdi.
"Udah."
Abdi langsung memberikan tepuk tangan yang paling meriah, takjub dengan jawaban Iqbal. Dugaannya tak pernah salah. Cowok disampingnya ini pasti sudah menyelesaikan tugas yang susahnya "naudzubillah" itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIPOSA 2
Teen FictionMariposa kini selalu bersamanya. Mariposa selalu memencarkan keindahannya. Namun, sampai kapan Mariposa selalu bisa bersamanya? Sampai kapan Mariposa akan selalu indah? Apakah Mariposa tetap terlihat indah jika dia pergi? Mari kita mulai perjalanan...