Mariposa kini selalu bersamanya.
Mariposa selalu memencarkan keindahannya.
Namun, sampai kapan Mariposa selalu bisa bersamanya?
Sampai kapan Mariposa akan selalu indah?
Apakah Mariposa tetap terlihat indah jika dia pergi?
Mari kita mulai perjalanan...
Assalamualaikum teman-teman semua. Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat semua yaa dan yang sedang sakit semoga segera sembuh. Amin.
Sebelum itu, karena bulan puasa sebentar lagi datang. Aku mau minta maaf ya ke teman-teman pembaca semua. Mungkin ada salah kata dan perbuatan baik yang disengaja maupun tidak. Dan, Selamat menyambut bulan puasa sebentar lagi ^^
Dan, Alhamdulillah aku hari ini bawa MARIPOSA part 44 buat kalian semua.
Siapa yang udah nggak sabar buat baca? Tunjukan Emoji SAPI kalian ^^
Kalian paling nungguin scene apa nih? Konflik atau yang gemesin? ^^
Maaf ya kalau part ini masih ada Typonya, karena setengah Part ini belum sempat di cek ulang. Mohon pengertiannya ^^
Oh ya sebelum itu, aku mau ada info buat kalian. "BULAN APRIL INI SNACK ABUEGILE LAGI ADA PROMO LOH". KALIAN BISA LANGSUNG BELI SNACK ABUEGILE DENGAN DUA RASA YAITU PEDAS DAN COKELAT SEKALIGUS .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DARI HARGA NORMAL YAITU 32.000 SEKARANG JADI 25.000 SAJA ^^
YUK BURUAN BELI SNACK ABUEGILE DI SHOPEE : hfcreations.
DAN, SELAMAT MEMBACA MARIPOSA 2 PART 44. SEMOGA SUKA AMIN ^^
******
Acha berdiri di depan Apartmen Iqbal dengan perasaan gugup. Lebih dari sepuluh menit, Acha tetap diam disana tak berani menekan bel ataupun membuka dengan card acsess yang di punya.
Acha melirik jam tanganya, pukul setengah tujuh pagi. Yah, Acha memang sengaja datang pagi-pagi untuk mengirim sarapan buat Iqbal, sekaligus tanda permintaan maaf-nya untuk kejadian semalam. Jujur, Acha masih merasa bersalah.
"Iqbal udah berangkat belum, ya?" lirih Acha.
Acha menghela napas panjang, meyakinkan dirinya sejenak. Setelah itu, memberanikan diri untuk menekan bel pintu Apartmen Iqbal.
Acha menekan bel dua kali dan menunggu. Tak lama kemudian, suara pintu Apartmen di buka, menampakkan seorang cowok berparas tampan dengan rambut sedikit basah.
Acha meneguk ludahnya susah payah, ia dapat melihat sosok Iqbal yang sudah ada di hadapannya dengan tatapan bingung. Namun, bukan itu fokus Acha sekarang.
Acha melihat jelas, penampakkan Iqbal yang sepertinya baru saja selesai mandi dengan handuk kecil masih terlitit di lehernya. Pemandangan yang sangat susah untuk dijumpai.