Assalamualaikum semua, alhamdulillah Mariposa sudah update lagi.
Aku mau tanya nih sama kalian.
Kalau semisal aku Pre-Order Mariposa versi jaket film lagi, masih ada yang mau ikut PO-nya nggak?
Aku lihat antusias kalian dulu yaa. Kalau ternyata banyak yang minat kemungkinan aku buka PO lagi. Makasih banyaak.
DAN SELAMAT MEMBACAA YAAA ^^
*****
Iqbal keluar dari IGD setelah mencatat semua yang dibutuhkannya disana, Dokter Andi mulai memberinya tugas dan menyuruhnya menulis laporan tentang apa saja yang dilihatnya selama di IGD.
Iqbal berjalan ke arah farmasi, ia ingin menebus obat Papanya. Iqbal melewati klink Spesialis. Ditengah perjalanannya, Iqbal melihat seorang gadis kesusahan mendorong kursi rodanya. Iqbal pun segera mendekati gadis itu.
"Mau ke kamar rawat nomer berapa?" tanya Iqbal sopan, sembari membantu memundurkan kursi roda gadis itu yang tersangkut.
Gadis tersebut terpelonjat kaget, ia menoleh melihat Iqbal. Beberapa detik gadis itu terdiam, nampaknya terpana dengan ketampanan Iqbal.
"Kamar rawat nomer berapa?" ulang Iqbal.
"402," jawab gadis itu.
Iqbal mengangguk kecil, kemudian mendorong kursi roda gadis itu, mengantarkannya sampai dikamar rawat gadis itu. Sedangkan gadis itu hanya diam, mematung, menatap depan dengan gugup. Tak percaya ada cowok setampan dan sebaik itu di rumah sakit.
****
Iqbal berhenti di depan kamar rawat 402. Ia mengantar gadis itu hingga di depan kamarnya. Iqbal pun berniat segera beranjak.
"Makasih," ucap gadis itu sebelum Iqbal pergi.
Iqbal pun hanya membalas dengan anggukan kecil kemudian berlalu.
Gadis itu tak langsung masuk ke dalam kamarnya, ia terus menatap kepergian Iqbal, hingga Iqbal benar-benar hilang dari pandangannya.
"Wah, apa malaikat benar-benar ada?"
****
Iqbal melanjutkan perjalanannya menuju farmasi, dari kejuahan Iqbal melihat dua sosok yang sangat familiar untuknya. Iqbal pun semakin mendekat, dan benar saja. Iqbal mendapati Acha dan Mamanya sedang duduk di kursi tunggu Farmasi.
Bibir Iqbal mengembang kecil, senang bertemu dengan Acha. Iqbal pun segera menghampiri Acha dan Kirana.
"Sore Tante," sapa Iqbal ramah.
Acha dan Kirana kaget melihat Iqbal yang tiba-tiba sudah ada di hadapan mereka. Iqbal sendiri langsung menyalami Kirana.
"Sore juga Iqbal, wah lama nggak jumpa," ucap Kirana ramah.
Acha ikut-ikutan menyodorkan tangannya ke arah Iqbal.
"Apa?" bingung Iqbal.
"Salim sama pacar," goda Acha.
Iqbal terkekeh, menepis tangan Acha pelan.
"Nggak mau salim sama pacar sendiri?" protes Acha seperti anak kecil.
"Achaa!! Udah!! Malu-maluin!" cerca Kirana menurunkan tangan Acha.
Acha tertawa kecil, menunjukkan deretan gigi-gigi putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIPOSA 2
Novela JuvenilMariposa kini selalu bersamanya. Mariposa selalu memencarkan keindahannya. Namun, sampai kapan Mariposa selalu bisa bersamanya? Sampai kapan Mariposa akan selalu indah? Apakah Mariposa tetap terlihat indah jika dia pergi? Mari kita mulai perjalanan...