Assalamualaikum teman-teman semua, Alhamdulillah aku bisa update Mariposa 2 lagi. Seperti yang aku infokan di Instagram dan group Telegram MARIPOSA UNIVERSE bahwa Mariposa 2 part 46 updatenya kemarin aku undur di hari minggu.
Jadi, minta maaf ya kalau kemarin Jumat belum bisa update. Karena di part ini memang aku butuh banyak revisi dan pertimbangan banyak untuk scene yang aku masukan.
Jujur, scene ini bakalan terasa agak berat, karena memang aku butuh banget adanya scene ini sebagai jembatan ke scene-scene selanjutnya. Semoga kalian suka yaa dengan part ini Amin.
SUDAH SIAP BACA MARIPOSA 2 PART 46?
YUK TUNJUKIN DULU EMOJI SAPI KALIAN SEMUAA ^^
DAN, SELAMAT MEMBACA MARIPOSA 2 ^^
*****
"AMANDAAA!!!"
Acha tak tau lagi betapa keras suara teriakannya. Bagaimana tidak? Acha sangat terkejut melihat apa yang sedang di lakukan oleh Amanda saat ini.
Gadis itu tengah berdiri di atas kursi dengan memegang kain yang sudah di gantung pada lampu hias di langit-langit atap.
Amanda tak bereaksi apapun meskipun sudah mendengarkan teriakan Acha, tatapanya begitu kosong dengan air mata yang terus menetes di kedua matanya.
Acha merasakan tanganya mulai gemetar, dia sangat bingung harus berbuat apa. Ini untuk pertama kalinya, Acha mengahadapi seseorang yang ingin bunuh diri.
Acha menghembuskan napasnya pelan-pelan, berusaha untuk tetap tenang walau sangat sulit.
"Amanda," panggil Acha dengan lembut, ingin membujuk.
Saat itu juga, kepala Amanda bergerak, ia menoleh ke Acha dengan keadaan sangat berantakan. Acha bisa merasakan sorot mata yang hampa pada kedua mata Amanda, membuat Acha tidak tega.
"Cha..." lirih Amanda serak, suaranya terdengar hampir habis.
Acha mengigit bibirnya, menahan kedua matanya yang mulai memanas. Acha menjulurkan tangannya.
"Amanda, turun ya," pinta Acha hangat.
Amanda menggeleng lemah, menolak.
"Acha mohon turun. Amanda bisa cerita ke Acha," pinta Acha terus berusaha membujuk.
"Gue pengin mati aja, Cha."
Acha menggeleng cepat.
"Amanda jangan bilang kayak gitu. Amanda nggak boleh bunuh diri. Dosa Amanda. Nanti Papa dan Mama Amanda sedih lihat Amanda ka..."
"Mereka udah nggak peduli sama gue, Cha. Mereka jahat sama gue."
Acha dapat menangkap tatapan nanar seorang Amanda, gadis itu benar-benar terlihat terpuruk.
Acha mencoba untuk mendekat.
"Amanda, ayo turun dulu. Acha mohon. Acha bakalan dengerin semua cerita Amanda. Acha akan berusaha jadi pendengar yang baik buat Amanda," bujuk Acha.
Tubuh Amanda bergetar, air matanya turun semakin deras tanpa ada isakan.
"Gue nggak tau harus apa, Cha, sekarang. Lebih baik gue mati."
Air mata Acha tanpa sadar mulai menetes, Acha menahan rasa takut dan khawatirnya saat ini. Situasi sekarang terlalu tiba-tiba baginya.
Acha menahan untuk tidak terisak. Acha memberanikan diri untuk berjalan lebih dekat, perlahan tapi pasti. Hingga akhirnya Acha bisa menyentuh lengan Amanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIPOSA 2
TienerfictieMariposa kini selalu bersamanya. Mariposa selalu memencarkan keindahannya. Namun, sampai kapan Mariposa selalu bisa bersamanya? Sampai kapan Mariposa akan selalu indah? Apakah Mariposa tetap terlihat indah jika dia pergi? Mari kita mulai perjalanan...