14 - Bisa nggak?

296K 32.3K 18.4K
                                    


Assalamualaikum semuanyaa. Kejutan buat kalian, alhamdulillah malam ini aku bisa posting Mariposa sebagai pengganti hari Jumat kemarin ^^ 

Semoga kalian terus suka dan terus baca Mariposa ya ^^

Oh ya, aku bakalan adain Give away "MARIPOSA VERSI JAKET FILM" Bulan depan di Instagramku " luluk_hf " jadi kalian bisa mulai pantengin Instagramku yaa siapa tau kalian yang nanti beruntung ^^

OH YA JANGAN LUPA JUGA BACA FILOVE YAA  SUDAH ADA 22 PART LOH ^^  

DAN AYO MULAI SIAPKAN HATINYA YAAA BIAR NGGAK DEG-DEGAN ^^

DAN SELAMAT MEMBACAA ^^

*****

"Kalau Acha yang cium bibir Iqbal duluan boleh?"

Untuk beberapa detik Iqbal tidak tau harus bereaksi bagaimana, ia sangat terkejut mendengar pertanyaan yang baru saja keluar dari bibir sang pacar. Iqbal masih diam, otaknya berusaha berpikir cepat.

"Boleh nggak?" tanya Acha kembali dengan lebih berani.

Perlahan bibir Iqbal mengembang, tangannya bergerak menyentuh pipi Acha dan tentu saja sentuhan hangat jemari Iqbal berhasil membuat Acha semakin gugup, detakan jantungnya lebih menggila.

"Nggak boleh ya?" tanya Acha lirih karena masih tak ada jawaban dari Iqbal.

Iqbal tetap tak menjawab, namun kali ini Ia perlahan mulai mendekati Acha, dan sebuah kecupan lembut mendarat di kening Acha.

Senyum Acha ikut mengembang, sejujurnya Acha sudah menduga kejadian ini yang akan terjadi. Acha sangat yakin bahwa Iqbal tidak akan memberi izin. Yah, Acha hanya ingin menggoda pacarnya saja, ingin melihat reaksi Iqbal yang lebih menggemaskan.

Gatcha! Acha nampaknya berhasil. Untuk pertama kali Acha bisa melihat wajah Iqbal yang benar-benar terkejut dan tak bisa mengontrol ekspresinya seperti biasa. Dan, Acha orang pertama kali yang berhasil membuat Iqbal seperti itu. Bukankah mengagumkan?

Iqbal melepaskan bibirnya, menatap Acha hangat.

"Ayo makan," ajak Iqbal, ia hendak berdiri namun tangannya langsung ditahan oleh Acha.

"Nggak boleh ya?" tanya Acha masih ingin menggoda Iqbal.

"Makan dulu," jawab Iqbal kali ini berusaha tetap tenang, tak ingin tergoda dengan permintaan Acha.

"Berarti habis makan boleh?" tanya Acha mengerjap-kerjapkan matanya seperti anak kecil.

"Natasha..." panggil Iqbal lembut namun ada sedikit penekanan pada nada suaranya.

Acha tak bisa menahan lagi, tawanya pecah saat itu juga.

"Iya iya," seru Acha sembari menangkupkan kedua tangannya ke Iqbal.

Sejujurnya bukannya Iqbal tidak mengizinkan, hanya saja ia tidak ingin Acha sendiri yang pertama memulai. Oleh karena itu, untuk sekian kalinya Iqbal berusaha menahan dirinnya sekuat mungkin dan tidak lepas kendali.

Yah, mungkin jika sekali lagi Acha memberikan izin, saat itu juga Iqbal benar-benar akan melepaskan tuas kendalinya yang selama ini ia tahan.

Iqbal menghela napas berat, Ia pun segera berjalan menjauhi Acha untuk mengecek apakah ada makanan di kulkas yang bisa ia makan sekarang juga. Iqbal beberapa kali menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan. Iqbal geleng-geleng kecil sembari mengelus dadanya sendiri.

"Tenang Bal, don'tpanik."

****

Dengan bahan seadanya yang masih ada di kulkas, Acha membuatkan nasi goreng dengan telur dadar untuk dirinnya dan Iqbal. Beberapa bulan terakhir ini Acha memang sedang mendalami dunia memasak.

MARIPOSA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang