18 - Dekati Musuh

287K 29.2K 13.1K
                                        

Assalamualaikum semua, seperti janjiku kemarin aku posting Mariposa 2 part 18 yaa. 

Dan semoga selalu suka dengan MARIPOSA 2. Aminn.

SELAMAT MEMBACA ^^

*****

Acha menarik napas panjang, sedikit merapikan rambutnya. Ia melihat sebentar ke keranjang buah yang ada ditangan kanannya, kemudian berali ke pintu kamar rawat dihadapannya. Kamar 402.

Yah, Acha berniat untuk menjenguk Sia. Entah kenapa dia ingin sekali bertemu dengan gadis ini. Gadis yang menyatakan suka kepada pacarnya sendiri. Mungkin jika perempuan lain melihat perbuatan Acha sekarnag, mereka akan mengata-ngatai Acha gila.

Tapi, Acha tidak peduli, ia mengikuti instingnya. Seperti judul sebuah buku "Kenali sahabatmu, dekati musuhmu."

Mungkin ini yang sedang Acha lakukan.

Setelah merasa yakin dan siap. Acha segera mengetuk pintu rawat Sia.

Tok Tok

"Masuk,"balas suara gadis di dalam sana.

Acha pun perlahan membuka pintu dihadapannya, ia akhirnya bisa melihat jelas sosok Sia yang selama ini hanya dengar suaranya dan dia lihat dari jauh.

Acha dan Sia saling bertatapan, Sia mengerutkan kening terlihat bingung. Gadis itu duduk di kasurnya dengan memakai selang pernapasan di hidungnya.

"Siapa?" tanya Sia memberanikan diri.

Acha tersenyum kecil.

"Acha, boleh masuk?"

Sia terdiam sebentar, kerutan keningnya semakin banyak. Ia merasa seolah familiar dengan nama itu, terlebih dengan suaranya.

"Pacarnya Iqbal," tambah Acha.

Ah! Sia langsung mengangguk-angguk ingat. Sia menatap Acha sedikit terkejut, apa yang dilakukan gadis itu disini? Apa Acha akan melabraknya?

"Boleh masuk nggak?" tanya Acha lagi minta izin.

Sia mengangguk sedikit ragu. "Bo... Boleh."

Acha melangkahkan kakinya lebih masuk setelah menutup kembali pintu rawat kamar Sia. Acha mendekati Sia tanpa menghilangkan senyumnya.

Acha menaruh keranjang buah di nakas sebelah kasur Sia. Sedangkan Sia hanya diam menatap Acha dengan perasaan campur aduk.

"Hai, akhirnya kita ketemu," sapa Acha sangat ramah, senyumnya masih terpampang di wajah cantik Acha.

Untuk beberapa saat Sia hanya menatap wajah Acha, dia dibuat takjub dengan kecantikan Acha. Kini, Sia sangat mengerti kenapa Iqbal sama sekali tidak tergoda dengannya. Pacarnya aja sebening dan secantik ini.

Tidak hanya Sia, Acha sendiri juga dibuat terpanah dengan kecantikan Sia. Dibalik wajah pucar gadis itu, aura cantiknya sama sekali tidak tertutupi. Acha kini merasa kagum dengan Iqbal. Bagaimana bisa pacarnya tidak tergoda dengan gadis secantik Sia?

Acha semakin yakin bahwa Iqbal benar-benar cinta kepadanya.

Mereka berdua sama-sama diam cukup lama, hingga akhirnya Sia menjulurkan tangannya duluan.

"Salam kenal, Sia," ucap Sia memberanikan diri, senyumnya mengembang.

Acha menerima tangan tersebut dengan senang hati.

"Acha, salam kenal juga."

"Duduk Kak," suruh Sia.

Acha mengangguk dan segera duduk di kursi yang ada di dekat kasur Sia. Mereka saling melemparkan senyum canggung untuk beberapa detik.

MARIPOSA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang