SANAZ - 26

2.1K 95 0
                                    

Malam ini Sania sedang mempersiapkan segala hal untuk liburan ke Jogja besok. Dimulai dari baju dan alat-alat mandi juga kebutuhan yang lainnya sedang ditata rapi ke dalam koper yang cukup besar. Azril bertugas melipat baju-baju mereka karena hasil lipatan laki-laki itu sangatlah rapi dan bisa membuat koper menjadi lebih banyak isinya. Entah mendapatkan ilmu darimana Azril, yang jelas Sania kalah dalam hal melipat baju. Selama ini, yang bertugas menyetrika adalah Azril karena seperti yang dikatakan tadi, Azril itu sangatlah rapi dalam hal melipat pakaian. Tidak hanya pakaian saja, dalemannya pun tersimpan rapih dan sangat aesthetic seperti di toko-toko. Pernah waktu itu Sania menyetrika baju karena Azril sedang tidur dan Sania merasa gabut. Saat Azril bangun, Sania sudah selesai menyetrika. Azril yang melihat Sania melipat baju kurang rapi, akhirnya mencak-mencak dan melipat ulang baju-baju yang disetrika tadi. Tidak banyak sih, jadi tenaga Sania tidak akan terbuang sia-sia. Tapi jika urusan bersih-bersih rumah, Sania lah juaranya. Perpaduan yang sangat cocok memang.

Sania menutup resleting koper tapi tidak sepenuhnya, karena masih ada barang-barang yang harus dimasukkan, "Belajar darimana sih Zril cara lipet baju kaya gini? Rapih banget,gue jadi malu sebagai cewe. Ajarin dong Zril, biar gak ngandelin lo mulu. Nanti kalo udah kerja kan gak bisa nyuruh-nyuruh lagi, jadi gue harus bisa."

"Gue belajar dari drakor dulu waktu masih SMP. Mama sering nonton drakor waktu itu terus gue coba-coba, akhirnya bisa sampe sekarang." Ujar Azril sambil memandang wajah Sania dan tersenyum geli.

"Kok gue ga pernah liat ya di drakor yang ngelipet lipet gini?" Tanya Sania heran. Memangnya drakor mana yang menayangkan tata cara melipat pakaian?

Azril mengacak rambut Sania gemas, "Makanya kalo nonton drakor itu jangan liat uwu uwu nya doang, liat juga yang lainnya siapa tau ada pelajaran yang bisa diambil. Lo sih ngeliatnya cuma uwu uwuan doang. Terus kalo di drakor lagi makan lo ngiler mau juga yang kaya gitu, akhirnya mencak-mencak gara gara endingnya gak sesuai ekspektasi lo."

"Yaudah sih nanti ajarin aja biar gue bisa." Ujarnya sambil berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Sania berjalan menuju meja riasnya untuk menjalankan kegiatan rutin para perempuan,skin care-an. Terdapat beragam merk skincare disana, awalnya hanya sedikit bahkan hanya satu atau dua merk. Tapi setelah berbelanja di shopee waktu itu, kini skincare, baju, sepatu, tas dan barang-barang lainnya tambah banyak. Karena Sania belanja tidak dilihat-lihat dulu apa yang ada di keranjangnya, langsung check-out saja karena malas menscroll keranjang shopee yang isinya bejibun. Karena kelakuannya itulah, barang-barang penting pun terbeli. Soal membeli lemari, Azril benar-benar membelinya karena tidak tahan melihat hasil belanja di online shop itu memenuhi kamar mereka berdua, jadilah barang-barang itu disimpan di kamar sebelah.

Azril mencuci tangannya, lalu mengambil salah satu produk yang belum Sania aplikasikan ke kulit wajahnya. Dengan perlahan Azril mengoleskan serum itu ke pipi Sania dengan penuh perasaan setelah gadis itu menggunakan toner. Azril merasa antara takut salah dan entahlah, tapi ini hanya mengoleskan saja, pikirnya. Sania memejamkan matanya menikmati usapan lembut di wajahnya yang berasal dari tangan Azril yang sangat lembut.

"Abis ini apalagi?" Tanya Azril bingung,takut salah.

Sania mengambil salah satu produk, lalu diberikan kepada Azril.

"Tangan lo lembut banget. Kapan-kapan pakein lagi deh." Ujar Sania belum membuka matanya.

"Keenakan kan lo. Kemaren-kemaren pas mau gue nyoba pakein bilangnya gak boleh." Azril ingat jika Sania pernah menolaknya saat Azril ingin menawarkan diri untuk mencoba mengoleskan serum di wajah gadis itu. Makanya tadi, Azril tidak berbicara dulu saat ingin memakaikan serum di wajah Sania karena dia pasti akan menolaknya.

SANAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang