Karena ujian akhir semester sudah semakin dekat,hari-hari Azril dan Sania belakangan ini hanya diisi oleh belajar,belajar dan belajar. Seperti malam ini,mereka belajar dengan sangat serius dan ditemani dengan setoples keripik singkong balado dan jus alpukat,namun saking seriusnya toples itu kini masih terisi penuh,jus alpukat juga hanya berkurang sedikit. Sesekali kening Azril dan Sania berkerut kala membaca kalimat yang kurang mereka pahami.
"Assalamualaikum paket!" Ujar kurir di depan pintu setelah memencet bel rumah mereka membuat fokus mereka buyar.
Mungkin kurir itu merasa bosan karena lagi-lagi paket diantar ke rumah Sania. Entah sudah berapa puluh atau mungkin ratusan ada paket datang hasil belanjaan Sania di online shop waktu itu.
Sania buru-buru berdiri dari duduknya dan membuka pintu untuk mengambil paket yang baru saja datang dan mengambilnya dari sang kurir.
"Makasih ya Pak!" Ujar Sania seraya tersenyum manis dan sopan.
"Iya sama-sama."
"Ini Pak,saya ada sedikit rezeki buat bapak." Sania menyodorkan dua lembar uang seratus ribu.
"Ah tidak usah atuh neng." Tolaknya merasa tidak enak.
"Pak saya hanya ingin bersedekah,jadi terima ya Pak." Ujar Sania masih menyodorkan uang itu dengan tatapan memohon.
"Yasudah,makasih banyak atuh neng semoga lancar rezekinya." Bapak kurir itu merasa sangat senang.
"Bentar Pak,saya mau nanya." Ucapan Sania tersebut membuat si bapak kurir mengurungkan niatnya yang ingin pergi dari rumah Sania.
"Mau nanya apa ya neng?" Tanyanya dengan kening yang berkerut bingung.
"Pak bosen gak nganterin paket ke rumah saya?" Akhirnya,setelah beberapa hari ia pendam,pertanyaan konyol itu berhasil keluar dari mulut Sania.
"Bosen sih neng tiap hari kesini,tapi gapapa kalo yang punya rumahnya cantik."
"Astaghfirullah Pak! Inget anak istri dirumah." Sania geleng-geleng kepala.
"Iya atuh pasti inget,saya cuma bercanda."
"Yaudah,makasih ya Pak sekali lagi,malah saya ajak ngobrol kan jadinya." Ucap Sania sambil terkekeh geli,untungnya Mas kurir itu bisa diajak bercanda.
"Gapapa,hayu atuh neng saya duluan." Sania menganggukkan kepalanya setelah itu masuk kembali ke dalam rumah dan disana terlihatlah Azril yang sedang menunggunya.
"Kenapa lama banget?" Tanya Azril heran,mengapa mengambil paket saja lama apalagi mendengar suara Sania yang tertawa membuatnya semakin kepo.
"Gapapa." Jawab Sania singkat lalu menyimpan barang yang baru saja datang tadi didekat bukunya.
Sebelum kembali fokus terhadap buku kesayangannya,Azril bertanya,"Kapan mau dibuka?"
"Mungkin hari ini,hari esok atau nanti." Jawab Sania bernada membuat Azril mendengus sebal.
"Serius,itu udah banyak banget dikamar,ini paket terakhir lo kan? Gue penasaran banget apa isinya." Perkataan Azril tidak dijawab oleh Sania karena gadis itu sudah hanyut kembali bersama buku dan soal-soal yang tertulis didalamnya.
"Udah,istirahat dulu. Ayo buka barang-barang lo." Ujar Azril sambil menutup buku Sania membuat sang istri berdecak kesal.
"Yaudah ambil sana." Suruhnya santai lalu mengambil sepotong keripik yang sedari tadi dianggurin sambil menunggu Azril membawa semua paketnya.
"Dikamar aja bukanya,biar gak ribet."
"Yaudah ayo."
Sania dan Azril membereskan bukunya,tidak lupa menutup toples yang berisi keripik singkong,mereka juga membawa jus nya ke kamar sehingga membuat Sania sedikit repot.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANAZ
Teen FictionMenurut gue perjodohan itu menarik, karena bisa menjalani kehidupan yang berbeda dari remaja lain. Kita ga mungkin langsung saling mencintai, semua butuh proses. -Azril Ghaisan Raffasya- Menurut gue nikah muda merupakan suatu hal yang menantang. Mes...