Setelah berkutat dengan beberapa soal yang membuat mereka pusing, akhirnya sebuah suara yang selalu dinanti-nantikan oleh siswa-siswi SMA Taruna Sakti terdengar, bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu, setelah berjam-jam berkutat dengan buku, mereka bisa ke kantin untuk mengisi perut . Tapi mereka baru saja selesai mencatat apa yang ada di papan tulis, karena Bu Delis yang merupakan guru matematika mengkorupsi waktu istirahat mereka. Kasihan.
"Hari pertama masuk udah dikasih itung itungan aja, ngasih kasih sayang kek padahal kan ekspektasi gue hari ini tuh gak belajar dulu nyantai nyantai gitu." Ucap Ghea menggerutu sebal kepada Bu Delis karena memberikan mereka soal yang membuat mereka pusing, padahal baru hari pertama sekolah.
"Parah perut gue udah pada demo nih, bunyi mulu dari tadi." Ucap Hafi memelas sambil mengusap perutnya.
"Iya sama gue juga. San ikut ke kantin ga?" Tanya Ghea sambil menghadap ke belakang.
"Iya ikut gue juga laper." Jawab Sania sambil tersenyum.
"Yaudah ayo gue udah laper banget nih." Ucap Hafi.
"Hayu ahh!" Eca menjawab sambil berjalan menuju ke kantin.
Saat mereka sampai di kantin, banyak pasang mata yang mengarah kepada keempat gadis itu, dikarenakan mereka memiliki wajah cantik yang diatas rata-rata apalagi ada anak baru yang bergabung ke kelompok cewe yang cantiknya masyaallah, tidak diragukan lagi.
Mereka tidak peduli dengan tatapan-tatapan orang yang seperti tidak ada kerjaan itu. Tapi ada seseorang yang risih dengan tatapan itu.
"Udah sih gausah liatin kita." Sindir Hafi. Ternyata dia merasa risih, meskipun kejadian itu sudah sering terjadi namun yaa tetap risih.
Setelah itu mereka pun mengedarkan pandangannya untuk mencari bangku kosong. Dan ya! Akhirnya mereka menemukan bangku yang kosong, dengan cepat mereka duduk karena takut tertikung oleh orang lain. Eh.
"Mau pesen apa gaes?" Tanya Eca.
"Gue bakso sama es jeruk aja Ca, cepet ya kalo bisa nerobos antrian aja, dah laper banget mana aus lagi." Ucap Ghea sesat. Bagaimana tidak sesat? Dia malah nyuruh nerobos antrian padahal kan harus budayakan antri.
"Yeuuu, sesat lo mah Ghe," Ucap Eca sambil melirik sebal kearah Ghea, yang dilirik pun hanya nyengir kuda. Lalu Eca melihat kearah Hafi setelah itu kearah Sania.
"Gue samain aja sama Ghea Ca." Kata Hafi.
"Samain aja deh sama Ghea sama Hafi soalnya gue ga tau makanan apa aja yang enak disini." Jawab Sania.
"Oke." Lalu Eca pun pergi kearah stand makanan yang mereka pesan, berdesak-desakan bersama orang yang kelaparan.
"Kayanya mereka ngomongin lo deh San. Soalnya gue denger tadi ada yang bilang murid baru murid baru gitu." Ucap Hafi tiba-tiba sambil melirik kearah meja yang terhalang dua meja. Memang benar ia tadi tidak sengaja mendengar obrolan mereka meskipun samar-samar.
Sania pun menoleh ke belakang karena ia memang membelakangi meja itu dan yaa ada tiga orang laki-laki yang memiliki wajah tampan itu sedang memperhatikan kearah meja mereka. Sebenarnya di meja itu ada 4 orang laki-laki namun yang satu lagi tampak tak minat akan kehadirannya, namun Sania tidak mempermasalahkan itu karena pada dasarnya ia memang memiliki sifat cuek. Lalu ada salah satu diantara empat laki-laki itu memberi senyuman dan kedipan mata yang menggoda. Playboy cap kadal. Namun Sania hanya menatapnya datar.
"Masa cowo ghibah sih, emang mereka siapa?" Tanya Sania.
"Halah walaupun mereka cowok, mereka emang suka ghibahin cewe cewe disini." Ghea pun memberi penjelasan, "Mereka tuh termasuk most wanted boy disini, liat aja mukanya ganteng ganteng gitu. Apalagi Kak Azril yang pake sepatu merah dan dua kancing atas seragamnya dibuka, dia anak pemilik sekolah ini. Udah mah ganteng, manis lagi. Meleleh hatiku bang. Mana kalem lagi kaya babang Rafa yang bola matanya warna biru. Terus tuh yang mukanya tengil matanya sipit itu si Malik, yang satunya lagi itu si Zaid. Mereka berdua tuh playboy San jadi hati-hati." Ucap Ghea panjang lebar dengan semangat yang menggebu-gebu namun dengan suara pelan karena takut terdengar oleh mereka. "Katanya nih ya, Kak Azril tuh suka wangi minyak telon jadi kesannya kaya babyboy gitu aaah gemes." Lanjutnya sambil melirik ke kanan dan ke kiri, takut-takut ada yang mendengarnya. Si Ghea emang penggila cogan, selalu tau tentang si cogan cogan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANAZ
Teen FictionMenurut gue perjodohan itu menarik, karena bisa menjalani kehidupan yang berbeda dari remaja lain. Kita ga mungkin langsung saling mencintai, semua butuh proses. -Azril Ghaisan Raffasya- Menurut gue nikah muda merupakan suatu hal yang menantang. Mes...