Besok pagi nya Sania dan Azril benar-benar berangkat bersama dan menjadi pusat perhatian siswa siswi yang ada disana, lagi. Setelah turun dari mobil Azril, Sania langsung berlalu pergi menuju kelasnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Tapi saat diperjalanan ia merasa ada seseorang yang mengikutinya, lagi. Merasa penasaran ia pun menolehkan kepalanya untuk mencari siapa yang mengikutinya padahal ini masih pagi.
Setelah dirasa aman ia kembali melanjutkan langkahnya, tapi saat ia berada di dekat toilet, ada seseorang yang menariknya seperti kejadian waktu itu. Sania mengalihkan pandangannya ternyata yang menariknya masuk ke dalam toilet adalah orang yang sama, bedanya sekarang dia bersama kedua temannya.
"Kenapa lagi sih kak?" tanya Sania jengah sambil memutar bola matanya, bukannya ia tidak sopan tetapi ia sangat malas meladeni kakak kelasnya yang suka cari masalah itu.
"Heh! Yang sopan ya lo kalo ngomong sama kakak kelas." Ucap salah seorang teman Della yang ia ketahui bernama Zahra.
"Lo tuh gak tau diri banget sih!" Ucap Della dengan nada suara yang tinggi, kelihatannya dia sangat kesal.
"Gak tau diri gimana?" Tanya Sania mencoba memberanikan diri.
"Kemaren gue udah kasih peringatan pertama buat jangan deketin Azril, tapi lo masih deketin dia."
"Bukan gue yang deketin tapi dia nya yang deketin gue." Sahut Sania mencoba bersikap santai.
"So kecantikan banget sih lo, anak baru aja belagu banget masih kelas sebelas lagi." Ucap Meisya.
"Mau lo apa sih? Gue bilang jauhin Azril, susah banget ya lo nurutin permintaan gue?Lo gak tau diri banget, gue yang udah lama suka sama Azril aja gak pernah dilirik tapi kenapa lo yang yang statusnya masih terbilang baru disini, udah bisa buat dia deket sama lo." Ucap Della menggebu-gebu, "Pake pelet?" Lanjutnya.
"Oh ternyata bukan mantannya." Batin Sania.
"Jaga mulut ko kak!" Kesal Sania sambil menunjuk wajah Della, Sania kesal karena dirinya dituduh memakai pelet.
Sania tidak pernah berpikiran sampai kesana walaupun Azril tidak cinta dengannya ia tidak mungkin sampai pake pelet.
"Lo nantangin gue hah?!" Tanya Della sambil memajukan langkahnya setelah tepat berada di hadapan Sania.
Della langsung menjambak rambut Sania kuat-kuat. Awalnya Sania memberontak tapi setelah Della mengomando temannya untuk memegang tangan Sania, ia jadi tidak bisa apa-apa hanya pasrah dan berdoa supaya ada yang menolongnya.
"Kalah kan lo." Della semakin memperkuat jambakannya.
"Ya gimana gak kalah, lo maen nya keroyokan sama adek kelas lagi." Ucap Sania disela jambakannya.
"Masih berani ya lo!" Lalu Della mendorong Sania dengan kuat sampai kepala Sania terbentur dengan ujung tembok wastafel yang runcing, Sania jatuh pingsan dan terlihat dari pelipisnya mengalir darah.
"Heh! Bangun." Ucap Della sambil menggoyang-goyangkan kaki Sania dengan kakinya.
"Pingsan kali dia." Ujar Meisya sambil melirik kearah Sania.
"Lo sih dorong nya kekencengan Del, gimana nih?" Tanya Zahra dengan raut muka yang panik.
"Kok jadi nyalahin gue sih!" Ucap Della kesal kepada teman-temannya.
"Udahlah cabut yuk nanti ada yang curiga." Setelah itu mereka keluar dari toilet, tidak lupa mengunci toilet itu yang entah mereka dapatkan darimana.
•••
Kelas 11 IPA 1 yang awalnya ramai kini menjadi hening karena kedatangan guru yang paling killer disekolah ini, Bu Ida. Suara sepatu pentofel nya yang menggema di ruangan kelas membuat suasana kelas menjadi terasa horror, wajah siswa siswi pun menjadi tegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANAZ
Teen FictionMenurut gue perjodohan itu menarik, karena bisa menjalani kehidupan yang berbeda dari remaja lain. Kita ga mungkin langsung saling mencintai, semua butuh proses. -Azril Ghaisan Raffasya- Menurut gue nikah muda merupakan suatu hal yang menantang. Mes...