SANAZ - 46

1.7K 120 20
                                    

"Eh eh tukang selingkuh udah dateng tuh."

"Iya nih, harusnya kita basmi orang-orang yang suka selingkuh kaya gini."

"Jangan-jangan dia digilir sama temen-temennya Kak Azril." bisik seseorang yang terdengar oleh Sania.

"Tutup mulut lo, jangan bicara sembarangan kalo gak ada bukti!" Sania menunjuk siswi yang berbisik tadi.

"Dikasih apa lo sama selingkuhan lo sampe rela ngeduain Kak Azril?"

"Lo kalo gak tau kebenarannya jangan so tau deh, jangan cuma dengerin gosip. Introspeksi diri, lo belum tentu lebih baik dari gue!" ujar Sania dengan penekanan di setiap katanya.

Sania melanjutkan langkahnya dengan santai di koridor sambil mendengarkan sindiran-sindiran dan bisikan-bisikan yang tertuju kepadanya. Sekarang Sania sudah benar-benar terbiasa akan hal itu, jadi dibawa enjoy saja. Nanti juga mereka akan lelah sendiri, pikirnya.

"Padahal banyak orang yang lebih-lebih dari gue anjir, mentang-mentang Kak Azril yang diduain. Coba yang modelan kentang, pasti ngomongnya pada gini 'pantes diselingkuhin, dia lebih baik daripada lo' dasar manusia." monolog Sania.

Tiba-tiba, Della menarik tangan Sania dengan tidak berperasaan membuat tangan Sania sakit. Baru saja ingin menyeret Sania ke lapangan seperti kemarin, ada suara yang menghentikannya.

"STOP!" teriak Azril.

Azril melangkah mendekati Della dan Sania.

"Mau ngapain?" tanya Azril dingin.

"Mau ngapain gue tanya." ujar Azril lagi.

Azril melirik tangan Sania yang masih dicekal oleh Della, "Lepas!"

"Siapa yang nyuruh lo gituin Sania?" tanya Azril tanpa nada.

"Lo siapanya gue emang sampe nyiksa anak orang?" tanya Azril lagi, Della tidak menjawab, "Lo kaya gini gak bakal bikin gue jatuh cinta sama lo!" sentak Azril sambil menunjuk wajah Della.

"Tapi dia udah nyakitin hati lo Zril!"

"Terus urusannya sama lo apa?" tanya Azril.

"Gue gak habis pikir, kenapa Kak Azril masih aja nolongin si jalang itu." ucap seorang siswi sambil menggelengkan kepalanya.

"Yang ngomong barusan, sini ngomongnya dihadapan gue."

"Udah Kak biarin aja, makasih ya." Sania berniat melanjutkan langkahnya ke kelas tapi Azril menahan tangannya membuat Sania deg-degan dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Azril.

Azril menunjuk ketiga siswi yang berkumpul di belakangnya, "Gue tandain lo yang tadi ngomong Sania jalang."

"SEMUANYA KUMPUL DI LAPANG!" suruh Azril lantang, "YANG GAK DENGERIN GUE, SIAP-SIAP OUT DARI SEKOLAH INI!"

Kini Azril mencekal tangan Della dan menyeretnya ke lapangan, "Lo ikut!" ucapnya kepada Sania.

"Gak ah! Mau ngapain, malu!"

"Nurut!"

"Azril lepasin ih mau ngapain?" tanya Della disertai rengekannya yang membuat Sania ingin muntah.

"Azril sakit tangan aku tuh ih udah merah."

"Apa?"

"Sakit Zril."

"Itu yang Sania rasain ditambah lo tampar dia dua kali!"

"Tapi aku kan cewe jadi tenaganya gak segede kamu yang cowo."

"Iya tapi lo dibantuin setan!"

"Sakit Zril, lepasin." rengek Della.

"Iw." ujar Hafi.

SANAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang