Byurrr!
"Anjing dingin banget!" teriak Malik kala tubuhnya masuk kedalam air mengundang semua yang ada disana tertawa, kecuali para sahabatnya tentunya yang masih berusaha menahan tawa dengan berpura-pura mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Wah parah nih siapa yang dorong gue?!" Malik kembali berteriak, wajahnya terlihat merah menahan malu sekaligus kesal kepada sahabatnya.
"Siapa? Orang gak ada yang dorong lo tuh." Zaid menyengir tanpa dosa kepada Malik.
"Awas nanti jadi mermaid." Ujar Hafi sambil tertawa, belum bisa meredam tawanya melihat wajah Malik saat tercebur tadi.
Rafa dan Azril masih berusaha menahan tawanya supaya tidak pecah, namun di dalam hati kecilnya ada sedikit rasa kasihan tapi sebagian hatinya yang lain lebih didominasi oleh perasaan ingin menertawakan temannya yang malang itu.
"Udah jomblo, kecebur lagi." ledek Azril yang sudah tidak bisa menahan tawanya juga Rafa yang ikut-ikutan tertawa.
"Jahat banget sih kalian, gue punya salah apa sih?" Tanya Malik.
"Lo jail banget sih." bisik Eca tepat disamping telinga Zaid setelah berusaha meredam tawanya.
"Gak jail gak seru sayang." jawab laki-laki itu berbisik.
"Kasian Kak Malik, sini gue bantuin." Ujar Sania mengulurkan tangannya.
Hal itu membuat ada suatu perasaan yang mengganjal dihati Azril. Entahlah ia sedikit tidak rela mungkin? Apakah ia cemburu? Pikirannya berusaha menepis semua kemungkinan itu, tapi hatinya? Entahlah hanya dia yang tau.
Malik yang mengerti perasaan Azril meskipun masih merasa kesal, dengan cepat menolak tawaran Sania dengan halus, "Gapapa gue lanjut renang aja, untung udah pake kolor gue."
Malik memberi kode kepada Eca yang untungnya dimengerti oleh gadis itu. Eca membisikkan sesuatu kepada sahabatnya lalu mereka menghitung mundur secara bersamaan tapi tidak mengeluarkan suaranya, hanya lewat gerakan mulut saja.
Tiga
Dua
Satu
Byurrr
Ketiga pemuda yang lainnya tercebur. Melihat ketiga temannya kelabakan karena kedinginan membuat Malik juga keempat gadis yang masih di pinggiran kolam tertawa lepas.
"Rasain tuh." teriak Malik dan Sania juga para sahabat gadis itu terlihat sangat bahagia.
"Dingin!" bahu Zaid bergidik.
"Samperin Malik." Ajak Rafa melangkahkan kakinya, yang lainnya juga mengikuti Rafa.
"Kita nyebur juga gak nih?" Tanya Hafi.
Ghea menatap ngeri air terjun itu, "Yakin?Dingin kan? Mana air terjunnya deras banget."
"Yakin lah, lagian ini tengah hari jadi gak bakal dingin banget, ayo!" Setelah mengatakan itu, Sania menceburkan dirinya lebih dulu daripada teman-temannya.
Eca yang melihat Sania menghampiri semua laki-laki ikut berpamitan, "Gue nyebur ya, dadah."
"Gak mau Ghe? Sayang loh jauh-jauh dari Jakarta tapi gak ngerasain dinginnya air terjun puncak. Buat refreshing, pendinginan otak."
"Yaudah ayo, tapi nyeburnya bareng ya."
Curug Cilember.
Seusai melaksanakan sholat Dzuhur di mesjid yang terdekat dengan taman bunga Nusantara, mereka melanjutkan acara weekendnya ke Curug Cilember yang berada di Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua Puncak, dan berada di kawasan hutan lindung Bogor – Puncak – Cianjur. Air terjun Cilember memiliki keunikan karena terdapat tujuh air terjun berderet dengan pemandangan memukau. Kawasan ini terdapat 12 jenis kupu-kupu yang hidup, karena itu didirikan laboratorium penangkaran kupu-kupu. Curug Cilember Bogor ini dapat digunakan pengunjung untuk tempat berolahraga, bermain, serta dapat mengekspor wisata alam. Di curug ini yang menjadi pusatnya adalah Curug 7 Cilember. Selain pemandangan alam yang sangat mempesona, sejuknya udara yang tercipta, dan juga segar air yang dapat dirasakan. Curug Cilember memiliki tinggi sekitar 900 meter diatas permukaan laut. Berlokasi di hutan tropis yang suhunya mencapai 23 derajat celcius. Mempunyai luas sekitar 5,9 hektar yang berisikan tumbuhan pinus merkusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANAZ
Teen FictionMenurut gue perjodohan itu menarik, karena bisa menjalani kehidupan yang berbeda dari remaja lain. Kita ga mungkin langsung saling mencintai, semua butuh proses. -Azril Ghaisan Raffasya- Menurut gue nikah muda merupakan suatu hal yang menantang. Mes...