SANAZ - 41

1.6K 92 9
                                    

Sudah tiga hari lamanya Azril menunggu kedatangan Sania ke apartemennya, namun gadis itu tak kunjung datang membuat Azril sedikit geram. Azril sempat berpikir bahwa Sania tidak menganggap dirinya penting yang membuat Azril kembali emosi. Tapi ada yang aneh, selama tiga hari itu Azril tidak pernah bertemu Sania di sekolah, tidak pernah sekalipun. Ingin menanyakan kepada teman-temannya tapi gengsi, karena ceritanya Azril sedang marah kepada Sania dan berpura-pura terlihat tidak peduli.

Tapi didalam hatinya, Azril mengkhawatirkan Sania. Dalam otaknya hanya memikirkan Sania, belajar dikelas saja tidak fokus sampai ditegur oleh guru yang sedang mengajar.

Sekarang Azril sedang berada di kantin dengan ketiga temen kampretnya, menunggu kedatangan Sania.

"GHEA!" panggil Azril berteriak membuat Rafa yang sedang makan langsung menatap Azril.

"Apa gara-gara Sania ilang si Azril mau ngegebet Ghea ya?" tanya Rafa dalam hatinya, suudzon.

Ghea yang baru masuk ke kantin celingukan mencari siapa yang memanggilnya, kondisi kantin sedang berdesak-desakan karena bel istirahat baru berbunyi beberapa menit yang lalu. Azril melambaikan tangannya supaya memudahkan Ghea mencarinya.

"Ada apa Kak?" tanya Ghea.

"Sania mana?"

Ghea mengerutkan keningnya lalu menatap Azril aneh, "Lah kok nanya gue? Kakak kan suaminya gimana sih, aneh. Kakak yang serumah harusnya tau dimana Sania, pasti tau kegiatan Sania juga kan kalian serumah!"

"Kalian kan temennya dia, pasti tau lah dimana dia."

"Ha? Kita gatau Kak, udah dua hari ini Sania gak sekolah. Nah udah dua hari ini juga gue lupa mau nanyain kemana Sania kok gak sekolah. Sekarang mumpung inget, gue tanya Sania kemana?"

"GUE AJA GAK TAU, MAKANYA NANYA KE LO." jawab Azril membentak Ghea.

"Jangan ngegas ke Ghea. Lo yang notabene suaminya yang harus jaga dia, napa jadi nyalahin cewe gue." ucap Rafa tegas.

"Sorry Ghe. Mungkin dia lagi jalan-jalan sama mantannya kali." Azril menyandarkan punggungnya ke kursi lalu mengusap wajahnya kasar.

"Jangan suudzon ke temen gue ya. Lo sebagai suaminya harus percaya sama istri lo, Sania udah bilang ke kita kalo dia udah gak ada hubungan apa-apa sama siapa tuh namanya si cowo so ganteng itu?" tanya Hafi.

"Rafli." jawab Ghea.

"Ekhem." Rafa berdehem.

"Gimana gue bisa percaya sedangkan terakhir gue ketemu Sania tuh pas dia lagi berduaan sama si Rafli Rafli itu di kafe."

"Udah udah napa jadi pada ribut gini sii, yang harus kita lakuin itu cari dimana Sania berada, NGERTI KALIAN?" Eca ngomong dengan nada tegasnya, aura ketosnya sudah keluar, "Ghe, Fi duduk!"

"Cewe gue tuh ngab." bisik Zaid kepada Malik membuat Malik memutar bola matanya malas.

"Kak Azril tuh yang mulai." Hafi menunjuk Azril dengan dagunya.

"Apaan kok gue? Gue biasa aja ya dari tadi, lo tuh yang nyerocos terus, ngegas lagi mana suara lo cempreng banget bikin sakit kuping orang." Azril meminum jus miliknya.

"Orang gue gini suaranya."

"Udah?" tanya Rafa.

Tidak ada yang menyahut.

Hening selama beberapa menit, "Sorry Fi, gue cuma khawatir sama Sania." ucap Azril.

"Iya gue juga minta maaf udah bersikap gak sopan sama lo, gue juga khawatir sama Sania. Gue kira Sania ada dirumah."

SANAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang