Pelajaran pertama dikelas 11 IPA 1 hari ini adalah Fisika, mempelajari tentang Elastisitas dan Hukum Hooke.
"Elastis atau Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke kondisi awalnya ketika gaya yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Contoh benda elastis adalah pegas. Selain bersifat elastis, pegas juga dapat berubah menjadi bersifat plastis jika ditarik dengan gaya yang besar melewati batas elastisnya. Jika pegas sudah menjadi plastis kamu pasti tahu bahwa pegas tersebut sudah rusak." Bu Lina menjelaskan dengan nada khas-nya yaitu suara yang lembut.
Sania mendengarkan materi yang disampaikan oleh Bu Lina dengan menahan rasa kantuk yang menyerang, namun Sania terus memaksa matanya untuk terus terbuka karena ia harus faham supaya nanti saat penilaian harian akan mendapatkan nilai yang bagus.
Tidak jarang Sania menguap. Sania benar-benar merasa sangat ngantuk karena tadi malam tidur terlalu larut dengan alasan 'ingin menamatkan drama korea karena sudah sangat penasaran'.
Meskipun sudah dipaksa oleh Azril dengan segala cara dan rayuan agar cepat tidur, Sania tetap ngeyel untuk menonton drama itu. Gadis itu malah mengajak sang suami untuk ikut menonton. Jadilah sepasang suami-istri itu terhanyut dalam drama Korea dan tidur jam 1 malam.
"Udah gak kuat gue," ujarnya dalam batin.
Sania mengacungkan tangannya untuk meminta izin pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, Sania benar-benar sudah tidak tahan lagi, "Bu, permisi ke kamar mandi."
Melihat Bu Lina menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, buru-buru Sania beranjak dari duduknya, sempat ditawari oleh Eca untuk diantar namun ia menolaknya.
Sepanjang koridor yang ia lewati sangat sepi karena jam pelajaran sedang berlangsung membuatnya sedikit merinding.
Sania mencuci mukanya beberapa kali dan melihat pantulan wajahnya di wastafel. Kantung mata yang sedikit hitam juga matanya yang memerah.
"Gue perhatiin beberapa Minggu ini lo bareng terus sama Azril, ada hubungan apa?" sebuah suara yang terdengar tiba-tiba menginterupsi Sania untuk mengalihkan pandangannya ke belakang.
Della. Dengan wajah angkuhnya berdiri di belakang Sania dengan jarak beberapa centi. Tangannya yang dilipat di depan dada juga tatapan matanya yang tajam.
"Gue g-gak ada hubungan apa-apa." jawab Sania sedikit gugup.
"Gak ada apa-apa? Kok jawabnya gugup?" tanya Della lagi.
"Ya terserah gue lah, mau gugup mau engga bukan urusan lo." jawab Sania sinis.
"Yang sopan bicara sama kakak kelas." peringat Della.
"Kakak kelas kayak lo itu gak pantes dihormati, ngebully orang sana sini emang bagus kalo punya sikap kaya gitu? Gak sama sekali. Sikap lo yang kayak gitu gak akan buat Azril cinta sama lo, tapi dia malah tambah benci sama parasut macem lo. Minggir." setelah mengatakan itu Sania langsung keluar dari toilet dengan sedikit menyenggol tubuh Della membuat Della menggeram pelan tapi membiarkan Sania kembali ke kelasnya dengan tenang, Della tidak akan membully Sania kali ini karena sedang tidak bersama teman-temannya.
Sania tidak mungkin diam saja setelah di-bully dan diberi peringatan oleh kakak kelasnya itu, Sania tidak takut, hanya saja kemarin ia masih menghormati Della sebagai kakak kelas. Namun sekarang Sania muak akan kelakuan Della. Mau ia punya hubungan atau tidak sama Azril itu sama sekali bukan urusan Della. Azril juga tidak mau dengan Della kan?
Sania kembali mengikuti pelajaran dengan tenang karena rasa kantuknya sudah hilang, sedangkan disisi lain Azril sedang tidur di sofa yang ada di rooftop bersama teman-temannya. Laki-laki itu bolos lagi. Cuaca yang tidak terlalu terik menambah kenyamanan tidurnya,tapi lebih nyaman tidur memeluk Sania dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANAZ
Teen FictionMenurut gue perjodohan itu menarik, karena bisa menjalani kehidupan yang berbeda dari remaja lain. Kita ga mungkin langsung saling mencintai, semua butuh proses. -Azril Ghaisan Raffasya- Menurut gue nikah muda merupakan suatu hal yang menantang. Mes...