Setelah beberapa menit duduk sendirian di kantin sambil celingukan kesana kemari karena dilanda rasa gabut kini yang ia tunggu-tunggu sedari tadi telah tiba,Azril sudah datang bersama ketiga sahabatnya. Azril duduk disamping Sania sedangkan Rafa,Zaid dan Malik duduk berhadapan dengannya.
"Ghea mana?" Tanya Rafa saat menyadari Sania hanya duduk sendirian tadi,tidak bersama kekasihnya.
"Rapat OSIS." Jawab Sania sambil mengetukkan telunjuknya ke meja.
"Eca juga?" Tanya Zaid,padahal jika OSIS rapat maka sang pujaan hati juga akan ikut.
"Yaiyalah justru Eca yang termasuk orang penting."
"Oh iya iya." Respon Zaid,wajahnya menampakkan ekspresi tolol.
"Udah pesen makan?" Tanya Azril sambil mengelus puncak kepala Sania sayang.
"Belum,tadi kan sendirian gak ada temen makan."
"Mau makan apa?" Tanya Azril lagi.
"Yang kaya biasa."
"Mal,biasa!" Malik menganggukkan kepalanya patuh,bagaimana tidak?Setiap Azril menyuruhnya maka ia akan makan gratis,bukannya mau diperbudak hanya saja cara itu bisa mengirit uang jajannya.Malik sedang menginginkan sesuatu jadi berada dalam mode hemat.
"Eh cewek songong pindah lo," Suruh seorang perempuan dengan baju ketat dan bibir berwarna merah menyala,siapa lagi kalau bukan Della.
"Gue yang duluan duduk disini kenapa gue juga yang harus pindah?" Jawab Sania polos namun dimata Della itu sangat menyebalkan,kalian tau kan Della itu sifatnya bagaimana? Tidak suka dibantah apalagi oleh adik kelasnya.
Della geram karna ada yang berani membantah perkataannya,"Ngeyel banget sih lo! Gue bilang pindah ya pindah! Gue pengen duduk sama pacar gue!"
"Emang pacar lo siapa? Tapi gue juga gak peduli sih pacar lo siapa." Balas Sania dengan wajah polos nya.
"Pacar gue Azril,minggir cewek gatel jangan deket-deket sama pacar gue!" Ujar Della sambil mendorong bahu Sania.
"Lo pacarnya dia?" Tanya Sania kepada Azril dengan memasang wajah yang pura-pura tidak tahu apa-apa. Padahal Sania yakin ia hanya satu-satunya orang yang akan dicintai Azril,memang faktanya seperti itu. Hanya saja Sania belum tahu akan hal itu,Azril masih betah menyimpan perasaannya.
"Bukan." Jawab Azril sambil menggeleng singkat.
Kesal karna perkataannya dibantah terus,Della pun berniat ingin menampar Sania. Sania yang melihat Della sudah mengayunkan tangannya pun hanya bisa menunduk dengan mata terpejam,siap untuk menerima tamparan yang akan dilayangkan oleh Della.
Namun setelah beberapa detik menunggu tidak ada yang terjadi sama sekali,Sania membuka matanya perlahan. Ada sebuah tangan laki laki yang menahan tangan Della,yang tidak lain itu adalah tangan suaminya sendiri.
Azril mencengkram pergelangan tangan Della dengan sangat erat membuat Della meringis kesakitan,urat-uratnya dilehernya sudah terlihat. Berani sekali Della ingin menampar miliknya tepat dihadapan matanya.
"Gaakan gue biarin tangan kotor lo itu nyentuh wajah manis pacar gue." Ucap Azril dingin dengan tatapan tajamnya,rahangnya semakin mengeras. Azril belum siap mengatakan bahwa Sania itu istrinya karena takut Sania akan marah nanti.
"Ngapain sih kamu malah belain dia?" Tanya Della menggebu-gebu,"Cantikan juga aku daripada dia yang udah jelek,buluk,manja lagi." Lanjut Della.
Sania yang melihat pun hanya menyaksikan kejadian tersebut dengan tenang.
"Berani ya lo bilang gitu! Dimata gue,Sania itu cantik karena pake baju sewajarnya gak pake rok ketat juga bibirnya yang gak merah menyala kaya lo yang bisa ngegoda cowo cowo kerdus juga para om-om diluaran sana." Jeda sebentar lalu,"Jangan kira gue gak tau hal itu,sebenernya gue mau ngeluarin lo dari sekolah ini tapi gue masih sedikit ngerasa kasian mengingat lo udah kelas dua belas." Lanjut Azril.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANAZ
Teen FictionMenurut gue perjodohan itu menarik, karena bisa menjalani kehidupan yang berbeda dari remaja lain. Kita ga mungkin langsung saling mencintai, semua butuh proses. -Azril Ghaisan Raffasya- Menurut gue nikah muda merupakan suatu hal yang menantang. Mes...