"Teh."
"Ya, kenapa?"
"Saya mau bicara sama teteh."
"Ngomong aja." jawab Sania sambil mengaduk bubur yang ada di dalam panci.
"Neng biar bibi yang lanjutin."
Sania menahan tangan Bi Irah yang akan menyentuh centong, "Jangan Bi!"
"Kenapa? Takut masakan bibi gak enak ya?"
"Bukan gitu Bi, bukan. Masakan bibi enak banget malah, kan yang ngajarin aku masak juga bibi. Kak Azril yang minta aku buat masak sayur sendiri, katanya biar spesial."
"Oh yaudah atuh neng. Terus bibi harus ngapain?"
"Terserah bibi aja, mau tidur juga boleh."
"Masa masih pagi begini tidur."
"Bi, jangan ngepel dulu ya. Biar aku aja nanti abis masak."
"Udah Lilis pel tadi."
"Oh oke." Sania mengangguk.
"Aku ke atas dulu ya." pamit Sania dengan membawa semangkuk bubur di tangannya.
"Teh, kalo ada waktu luang kasih tau Lilis ya. Lilis teh mau bicara."
"Pulang sekolah nanti, aku free."
"Iya teh."
Sania pergi dari hadapan Lilis dan Bi Irah.
"Tuh si Eneng jadi beda sikapnya, mungkin marah sama kamu gara-gara kamu centil sama si Aden. Aden teh sayang pisan atuh Lis sama si Eneng, jadi gak mungkin kamu bakalan sama si Aden gak mungkin."
"Lilis udah diterima kerja di salah satu coffee shop deket sini. Jadi hari ini Lilis pergi dari sini, Lilis nanti bakal kuliah sambil kerja paruh waktu. Ibu doain Lilis ya supaya semuanya lancar."
"Ibu selalu doain kamu, semoga kamu sukses dan impian kamu bisa terwujud."
"Aamiin, terimakasih Bu. Sebelum pergi, Lilis mau minta maaf dulu sama si teteh. Gak enak kalo pergi tanpa minta maaf, si teteh teh udah baik ngebolehin Lilis tinggal disini tapi Lilis malah suka sama suaminya. Lilis malu."
"Kamu denger?" tanya Sania kepada Azril.
"Terserah."
"Tunggu Kak, yang mau sekolah siapa sih kok ninggalin?"
"Lo kebanyakan ngomong. Ucapan itu bisa jadi doa, kalo lo terus ngomong kalo Lilis-"
"Amit-amit. Jangan gitu Kak."
"Lo yang mulai duluan, gue cuma ngelanjutin."
"Ngomong tanpa lo gue bisa kan? Gak enak didengernya."
"Ya."
•••
"Teh."
"Iya? Loh udah rapih mau kemana?"
"Lilis mau pamit, terimakasih banyak ya teh udah ngebolehin Lilis tinggal disini."
"Iya sama-sama. Sekarang kamu mau kemana?"
"Lilis udah dapet kontrakan dekat tempat Lilis bekerja, jadi Lilis akan tinggal disana."
"Hati-hati ya, Jakarta gak seindah itu."
"Iya teh. Lilis juga mau minta maaf, Lilis minta maaf kalau sikap Lilis ke si Aa teh berlebihan dan bikin teteh gak nyaman, Lilis minta maaf banget ya teh." Lilis duduk bersimpuh di hadapan Sania.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANAZ
Teen FictionMenurut gue perjodohan itu menarik, karena bisa menjalani kehidupan yang berbeda dari remaja lain. Kita ga mungkin langsung saling mencintai, semua butuh proses. -Azril Ghaisan Raffasya- Menurut gue nikah muda merupakan suatu hal yang menantang. Mes...