"Bunda, boleh minta tolong?" tanya Azril.
Sania mengalihkan pandangannya dari handphone memperhatikan apa yang akan dilakukan Azril. Dari kemarin, ia merasa kehadirannya tidak dianggap. Karena Azril tidak mengajaknya mengobrol sama sekali, boro-boro ngajak ngobrol, natap aja gak pernah. Makan pun minta disuapin bunda dengan dalih pengen nyoba.
Bunda langsung berjalan mendekati Azril, "Kamu pengen sesuatu?" tanya Farida.
"Tolong kumpulin semuanya, bisa gak bund? Ada yang mau aku omongin."
"Emang ada apa? Kok kaya serius gitu, bunda jadi penasaran."
"Nanti juga bunda tau."
"Yaudah bentar. Mama kamu baru aja pulang masa udah mau disuruh kesini lagi."
"Gapapa bund bilangin aja Azril kangen."
Sania berlagak ingin muntah.
Farida menghubungi orang tua Azril beserta Bima, sedangkan Sania disuruh bunda untuk menghubungi teman-temannya dan juga teman-teman Azril.
"Ada apa sih?" tanya Sania.
"Kok bunda deg-degan ya San, ada apa ya?" ujar bunda sambil memegang dadanya dengan sebelah tangannya.
Sania mengedikkan bahunya.
"Kamu gak ngerasa bakal ada sesuatu gitu?"
"Bunda ngomong gitu bikin aku ikut deg-degan sekarang."
"Apapun keputusan Azril, kamu harus menerimanya."
deg
Tiba-tiba Sania teringat ucapan Azmi hari itu. Otomatis, Sania langsung melihat kearah Azril. Azril sedang menatap lurus ke depan, seperti sedang memikirkan sesuatu. Keningnya juga mengerut, kedua tangannya dijadikan sebagai bantalan kepalanya. Sesekali menarik nafas sambil memejamkan matanya. Tangannya bertautan, benar-benar seperti sedang membuat keputusan. Matanya merem melek.
Beberapa menit kemudian, satu persatu datang ke ruangan Azril. Kini menjadi ramai karena sudah ada si biang rusuh, siapa lagi jika bukan Malik. Kali ini membawa gandengan, Amanda.
"Kak, bener Kakak abis diculik?" tanya Amanda.
"Iya, kenapa bisa tau?"
"Sebenarnya hari itu aku lewat rumah kakak soalnya mau kerumah keponakan aku, terus pas lewat aku ngeliat mobil yang berhenti tepat didepan rumah kakak. Ada orang juga, yang satu dibawah lagi ngawasin dan yang satu lagi manjat rumah kakak." jelas Amanda.
"Mobilnya warna apa?" tanya Azril, ternyata diam-diam mendengarkan percakapan mereka.
"Putih."
"Plat?"
"Bentar aku liat dulu, sempet aku foto soalnya mencurigakan gitu." Amanda mengecek ponselnya lalu mencari foto plat nomor mobil yang sudah ia simpan.
"B 9435 TA."
Azril diam sebentar.
"Bener, itu mobil si Rafli."
"Assalamualaikum." ucap Azmi kala memasuki ruangan.
"Udah kumpul semuanya ya ini?" tanya Azril.
"Ada apa sih kok rame banget gini?"
"Iya cepet dong kasih tau ada apa."
"Oke, to the point aja ya. Dengerin baik-baik!"
Semuanya membuka telinga lebar-lebar.
Azril menarik nafasnya sebentar, " Sebenernya ini keputusan yang sangat berat. Tapi hari ini, tanggal 5 Februari 2021, atas nama Sania Qariera Radhiya saya jatuhkan talak." ucapnya dengan satu tarikan nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANAZ
Teen FictionMenurut gue perjodohan itu menarik, karena bisa menjalani kehidupan yang berbeda dari remaja lain. Kita ga mungkin langsung saling mencintai, semua butuh proses. -Azril Ghaisan Raffasya- Menurut gue nikah muda merupakan suatu hal yang menantang. Mes...