"Hai, gue balik lagi." Sania melambaikan tangannya lalu mengecup punggung tangan Azril.
"Bangun dong, masa gue ngomong sendiri terus."
"Cepet bangun, Kak Rafa sinis terus nih sama gue."
"Pas lo udah sembuh nanti, kita jalan-jalan yuk. Kemana kek gitu quality time berdua doang."
"Gue kangen."
"Maafin gue."
"Maafin kesalahan-kesalahan gue."
"Maafin gue belum bisa jadi istri yang baik buat lo."
"Maaf gue khianatin lo."
"Ayah bener, gue harusnya bersyukur punya suami kaya lo."
"Kenapa lo baik banget?"
"Maafin gue please."
"Gue emang udah bener-bener gak ada hubungan apa-apa lagi sama dia, waktu itu katanya cuma mau pamitan."
"Lo harus percaya sama gue."
"Lo bisa liat chat dia, bahkan gak ada namanya. Kontaknya aja gak di save."
"Gue keluar dulu ya, kalo lo kangen sama gue lo harus cepet bangun."
"Babai!" Sania melambaikan tangannya sebagai tanda pamitan, tidak lupa sebelumnya Sania mencium kening Azril.
•••
Terhitung sudah sepuluh hari Azril tidak membuka matanya. Kegiatan Sania selama sepuluh hari ini hanya makan lalu menjaga Azril, bahkan Sania melupakan sekolahnya. Azmi, Yuda, Farida dan Arina sudah menyuruh Sania untuk sekolah tapi tidak didengar oleh Sania.
Jam pulang sekolah sudah tiba beberapa menit yang lalu, kini teman-teman Azril dan Sania sudah ada di rumah sakit untuk menjenguk Azril.
"San, besok sekolah dong gue kangen kita kumpul berempat di kantin ghibah bareng." ujar Ghea membuka pembicaraan.
"Iya San, Azril nanti biar ditungguin sama orang tuanya."
"Liat nanti aja." Sania tersenyum tipis.
"Gak sekolah gak bakal bikin Azril bangun, daripada ketinggalan pelajaran dan gak ngaruh sama sekali buat Azril mending sekolah." ucap Rafa sinis.
"Kak!" peringat Ghea.
"Besok sekolah ya, nanti Azril marah kalo tau lo gak sekolah." ucap Malik.
Sania mengacungkan ibu jarinya, "Oke."
"Nah gitu dong jangan sedih terus, harus ceria."
"Masih bisa jagain Azril kok pas pulang sekolah."
Ghea merangkul bahu Sania lalu mengusapnya pelan, "Nanti gue jemput."
"Kamu berangkat sama aku." sahut Rafa cepat. "Berangkat sendiri aja sih, manja banget!" lanjutnya lalu masuk ke ruangan dimana Azril berada.
"Maafin Kak Rafa ya." bisik Ghea.
Sania tersenyum tipis, "Gapapa, gue ngerti."
•••
Sekarang Azril sudah pindah ruangan karena kata dokter kondisinya sudah membaik padahal beberapa waktu lalu kondisinya dikatakan memburuk, tapi berkat doa-doa orang terdekatnya dan juga perjuangan dokter dokter yang ada disana membuat kondisi Azril membaik tapi masih belum sadar juga.
Sania baru saja tiba di rumah sakit, dari sekolah langsung ke rumah sakit karena ingin cepat-cepat bertemu Azril. Diruangan itu ada Arina dan Rafka sedang sibuk dengan handphonenya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANAZ
Teen FictionMenurut gue perjodohan itu menarik, karena bisa menjalani kehidupan yang berbeda dari remaja lain. Kita ga mungkin langsung saling mencintai, semua butuh proses. -Azril Ghaisan Raffasya- Menurut gue nikah muda merupakan suatu hal yang menantang. Mes...