"Eh kita harus kumpulan OSIS!" Ujar Eca tiba-tiba menghentikan langkahnya untuk ke taman belakang.
"Hah?" Respon Ghea merasa bingung.
"Kata siapa?" Tanya Hafi mengerutkan keningnya,ia mencoba mengingat-ingat apakah semalam sang ketua OSIS menyuruh anggotanya untuk berkumpul?Perasaan tidak,karena biasanya jika akan berkumpul maka Wildan akan memberitahukan di malam hari atau hari sebelumnya. Ataukah dia yang sibuk bermain game jadi tidak sempat mengecek pengumuman dari aplikasi chating nya?
"Kata Kak Wildan sekarang,coba cek deh chat grup! Makanya punya handphone jangan di silent terus." Jawab Eca sebal,sahabatnya memang seperti itu. Mereka akan men-silent handphone jadi jika ada pengumuman mendadak,maka mereka akan ketinggalan. Sedangkan disini Sania hanya menyimak percakapan mereka saja karena bingung harus menjawab apa.
"Hehe sorry." Ujar Ghea cengengesan.
"Kalo maen game suaranya kenceng banget,tapi notif kok di silent." Sindir Eca kepada Hafi.
"Yaelah maap deh." Ucap Hafi menampilkan deretan giginya.
"Terus Sania gimana?" Tanya Ghea.
"Gapapa kok gue sendiri aja,kalian cepet-cepet ke ruang OSIS gih." Kata Sania dengan senyum manisnya.
"Serius?" Tanya Ghea untuk memastikan.
"Iya." Sania tersenyum simpul.
"Kalian anggota OSIS?" Serempak semuanya menganggukkan kepala.
"Kok gak bilang?" Hanya cengiran tidak jelas yang Sania dapat dari pertanyaannya.
"Kalo kita telat masuk kelas ijinin ya San!" Suruh Hafi.
"Yaudah kita duluan." Pamit ketiganya lalu langsung melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa takut telat tanpa menunggu jawaban dari Sania. Jika telat,maka Wildan akan menghukum mereka untuk mengerjakan proposal yang akan diajukan semua bidang OSIS,kejam memang. Tapi itu satu-satunya cara supaya mereka tidak ngaret,belajar disiplin karena Wildan juga sudah berjanji saat Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa akan membimbing anggotanya supaya lebih baik,disiplin dan taat akan aturan.
Tiba-tiba sebuah notifikasi masuk yang membuat Sania tidak harus bingung harus kemana setelah ditinggal sendirian oleh sahabatnya.
Azril <3
Lo sendiri kan? Ke rooftop aja temenin gue."Sania!"
Langkah Sania yang akan menuju rooftop sekolah untuk menghampiri Azril harus terhenti karena panggilan dari seseorang yang suaranya familiar di telinga Sania.
"Ya?" Hanya sahutan singkat yang diberikan oleh Sania kepada Wildan. Ya,yang memanggilnya tadi adalah Wildan si Ketos kejam.
"Lo ada niat buat masuk OSIS?" Tanya Wildan to the point.
"Emang kenapa?" Tanya Sania heran,kenapa Wildan tiba-tiba bertanya seperti itu kepadanya.
"Masuk ya San,plis?" Sania mengerutkan keningnya,ini terkesan seperti memaksanya untuk masuk organisasi yang berisi orang-orang good attitude.
"Kita lagi buka pendaftaran buat yang mau jadi anggota OSIS periode selanjutnya soalnya udah mau akhir tahun,bentar lagi angkatan gue bakal turun jabatan." Lanjut Wildan dan respon Sania hanya menganggukkan kepalanya."Kalo minat,lo bisa minta formulir pendaftarannya ke wakil ketua OSIS. Gue saranin lo masuk ya San." Lanjut Wildan.
"Emang waketosnya siapa?" Tanya Sania padahal gadis itu sudah beberapa bulan bersekolah disini tapi belum tau si wakil ketua OSIS.
"Astaghfirulloh lo udah berapa lama sekolah disini? Waketos nya si Eca. Udah ya gue duluan mau rapat nanti telat,inget lo harus masuk!" Ujar Wildan lalu segera pergi meninggalkan Sania yang sibuk dengan pemikirannya. Ia tidak menyangka bahwa wakil ketua OSIS itu Eca,sahabatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANAZ
Teen FictionMenurut gue perjodohan itu menarik, karena bisa menjalani kehidupan yang berbeda dari remaja lain. Kita ga mungkin langsung saling mencintai, semua butuh proses. -Azril Ghaisan Raffasya- Menurut gue nikah muda merupakan suatu hal yang menantang. Mes...