Kalo ada typo bilang🙏
Siswa maupun siswi masih berbaris rapi dilapangan terlihat jelas dari jendela kelas.
Sudah sangat kesal mereka berdua duduk diatas kursi, rasanya sangat membosankan. Tidak ingin belajar matematika memang, tapi mereka juga sudah sangat kesal disana."Lama amat sih," ucap Reyhan sambil menguap lalu mengusap air mata uapannya menggunakan telapak tangan.
"Kepala sekolah lagi ceramah dulu kali," jawab Ajat. Mengganjal dagu dengan tangannya.
"Maya sekolah gak?" Reyhan kembali bersuara. Ajat memandangnya santai sambil menggelengkan kepala.
"Ngga?" tanya Reyhan memastikan saat mendapat jawaban seperti itu dari Ajat. Ajat mengangguk mengiyakan.
"Kenapa? Perasaan minggu kemarin dia juga gak sekolah, ko sekarang gak masuk lagi?" tanya Reyhan bejibun.
Ajat memejamkan mata, lalu menyenderkan punggung kekursi yang didudukinya. "Dia masuk rumah sakit," jawab Ajat sontak membuat Reyhan membelalakan mata kaget dan menatap serius Ajat.
"Jangan boong Lo!" ucap Reyhan. Sebetulnya dia tidak percaya dengan apa yang Ajat ucapkan karna sebelumnya yang dia tahu Maya baik-baik saja.
"Gue gak boong!" jawab Ajat. "Gue juga baru tau kemaren pas pulang dari Cafe sama Erika. Gue dikasih tau bokap-nya." Terus terang Ajat, toh itu memang benar.
"Dia sakit apa?" tanya Reyhan. Terlihat raut khawatir diwajahnya. Ajat pun tau itu.
"Gue gak tau. Yang jelas seminggu lalu bokap-nya bilang ke gue kalo dia sering banget kecapean padahal cuma kerjain hal-hal yang ringan." Semua yang diucapkan Ajat membuat Reyhan diam seketika. Rasa khawatir memenuhi isi hatinya. Tidak bisa dipungkiri toh memang Reyhan menyayanginya, meskipun keraguan mencintai Maya sering kali ada, bahkan sekarangpun masih seperti itu, namun rasa sayang telah tumbuh melekat dalam dirinya, meskipun kasih sayangnya pada Lasmi jauh lebih besar.
Reyhan hanya mengangguk, sekhawatir apapun dirinya ia tidak boleh terlalu over menyikapi hal itu. "Nanti kita jenguk dia kerumah sakit, gimana?" tanya Reyhan mengajak Ajat.
Kebetulan Ajat juga belum menjengkuk sepupunya itu maka dari itu dia mengangguk setuju. "Oke," ucapnya sambil mengangkat jempol diatas dada.
Upacara selesai semua murid di SMA 13 Pandeglang masuk kedalam kelasnya masing-masing.
Reyhan memperhatikan satu/satu semua teman yang masuk kelas. Ia mencari keberadaan Lasmi yang belum terlihat.
"Lin, Lasmi mana?" tanya Reyhan sedikit teriak kepada cewe yang duduk dikursi tengah paling depan.
Yang dipanggil menoleh kebelakang. "Ditoilet," jawab Linda teman sebangku Lasmi setelahnya mengeluarkan alat tulis dari dalam tasnya.
Reyhan mengangguk sambil mengembungkan pipinya. "Jat, tar pulang sekolah kerumah gue yah, ajak Erika juga gapapa. Ntar gue ajak si Reza sama si Endang sekalian," ajak Reyhan membuat beberapa kerutan didahi Ajat.
"Endang, Reza, siapa?" tanya Ajat.
Masih ingat dengan grub Santet menyantet yang dihuni oleh 4 makhluk yang didirikan oleh Reyhan dan Lasmi? Tentu saja ingat. Mereka adalah dua orang yang juga bersekolah disini, sayangnya karna berbeda kelas dan jurusan mereka jarang sekali bertemu, bahkan tidak pernah bertemu.
"Anak kelas 12 IPS," jawab Reyhan.
"Oh yang ikut ekskul Basket yah?"
Yups! Reza dan Endang memang anak basket. Mereka berdua jarang bertemu ataupun main dengan Reyhan karna sibuk berlatih. Wajar bila Reyhan dan Ajat sering keluar karna mereka tidak mengikuti satu ekskul pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Bobrok Tanpa Status
Teen FictionKarna emang mereka itu deket banget cuma ya ... tanpa ada ikatan status gitu. Aku nulis cerita ini berdasarkan kisah nyata sepupu ku, gak semua si cuma sebagian yang aku ambil, dan sebagian lainnya aku tambahin biar lebih uwwu.