53

164 30 12
                                    

Jangan lupa untuk tetap meninggalkan jejak🤺
Vote dan komen, okey? Kalo ada typo mohon bilang🥰

****

Jika saja Lasmi bisa mengulang waktu yang telah dilaluinya, ia tidak akan memilih jalan yang membawanya sesakit hati ini. Mungkin saja jika dirinnya tahu masa yang akan dilewati ia tidak akan membuatkan Farhan nasi goreng. Bukan nasi gorengnya, tapi cara Farhan menolaknya.

Tidak ada siapapun di tempat ini selain Lasmi, ia masih setia melihat rumput kuning yang bergoyang di halaman belakang sekolah tanpa memperdulikan bel yang sudah berbunyi lima menit yang lalu, namun tak ada niatan untuknya bangkit dari sana.

Bukan hanya soal masakannya yang tidak diterima tapi soal Maya yang mengatakan dirinya tidak tahu malu. Otaknya berfikir apakah yang Maya katakan benar? Tapi, Lasmi yakin itu bukanlah hal yang tidak pantas untuk dilakukan. Bukankah cinta butuh perjuangan? Lagipun tidak ada hubungannya dengan gadis itu, jadi untuk apa dia mencampuri urusan Lasmi, dan Lasmi tidak perlu mempersalahkan.

Kembali ke masalah utama mengingat kejadian yang tidak akan bisa terlupakan itu membuat Lasmi sedih bukan main. Ia tidak perduli tertinggal pelajaran, tidak perduli guru yang mengajar menanyakannya, dan tidak perduli jika saat ia balik kelas akan mendapat hukuman, kini Lasmi hanya butuh ketenangan saja. Setelah itu ia siap menanggung akibat dari apa yang telah ia perbuat.

Lasmi masuk kelas saat 32 murid sedang sibuk dengan alat tulis masing-masing, begitu dengan bu Dewi guru bahasa Indonesia yang juga sedang duduk sembari membuka lembaran buku paket. Lasmi masuk dengan sopan, mengucapkan salam, mencium tangan bu Dewi.

Sebetulnya Lasmi juga bingung dengan keberadaan Reyhan dan Ajat yang sedang menghadap ke depan, saling jewer dan mengangkat salah satu kaki. Ada apa dengan mereka?

Lasmi sudah hafal sorot mata guru itu yang pastinya akan memberi hukuman untuknya.

"Angkat kaki kiri, dan jewer kuping sekarang!" Perintah bu Dewi.

Lasmi menuruti apa yang guru itu ucapkan, demi membayar kesalahannya pagi ini. Sekilas dua bola mata itu mengarah pada Farhan yang sedang menatap ke arahnya, namun saat pandangan mereka berdua bertemu Farhan segera membuang muka.

****

"Njerr lain kali gue ogah ikut-ikutan lo!"

"Yang suruh lo nurut sape?" Reyhan mengeluarkan giginya, menunjukkan wajah ketidakpedulian dengan apa yang Ajat ucap padanya.

"Gak guna banget. Cuma ngintip doang, dihukum lagi!" bantah Ajat tidak terima atas apa yang sudah menimpanya pagi tadi.

Nasi memang sudah menjadi bubur karena hukuman sudah dirasakan oleh Reyhan dan Ajat. Penyesalah selalu datang diakhir seperti yang Ajat rasakan saat ini, jika saja ia tidak ikut dengan Reyhan pasti kuping nya tidak akan sakit dan kaki nya tidak akan pegal seperti sekarang. 

"Gue takut dia kenapa-napa, makanya gue ngajak lo buat mantau," kata Reyhan sambil mencocol gorengan pada sambel tomat yang ada dipiring kecil. 

Ajat memutar arah pandangnya. "Dan akhirnya dia gak kenapa-napa kan?"

"Gue takut karena dia lagi sedih terus dia memutuskan untuk gantung diri."

"Gantung diri dimana, pohon toge?"

Hal yang membuat Reyhan dan Ajat terkena hukuman adalah mereka telat masuk kelas. Itu terjadi karena keduanya mengintip Lasmi saat berada di belakang sekolah.

Pasangan Bobrok Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang