51

170 31 19
                                    


Hay hay hay readers, aku balik lagi nih bawa satu part PBTS dong tentunya. Jangan lupa vote, komen, dan kalo ada typo mohon bilang😃🙏

****

Baru beberapa langkah menjauh hendak pergi emak berdiri di depan Lasmi, wanita yang sudah melahirkan Reyhan itu menghela nafas sambil berucap tanpa suara, menyuruh Lasmi masuk menemui Reyhan.

Lasmi tersenyum diikuti dengan menggigit bibir bawahnya, dengan mau yang dipaksakan ia memutar balik badan untuk masuk ke tempat yang tidak ingin ia datangi, sebelum sampai di pintu terlebih dulu Lasmi mengatur pernafasannya.

"Eh—" Bubur dan teh yang Lasmi bawa hampir saja tumpah, ia tidak melihat ada orang yang keluar dari kamar.

"Lasmi?" ujar Maya.

Tatapan mereka berdua bertemu. "Lo—" Suara panggilan telfon memotong kalimat yang akan Maya lontarkan. Ia mengangkat telfon, membiarkan Lasmi masuk tanpa berniat untuk kembali berucap.

Lasmi tidak peduli kalimat apa yang akan gadis itu ucapkan, ia memilih untuk segera masuk menemui Reyhan.

Sebetulnya Maya sangat risih sekarang, ia bertanya-tanya adanya Lasmi di rumah Reyhan.  Setelah berpamitan kepada emak Maya cepat-cepat keluar. Tatapan nya tertuju kepada seorang laki-laki yang sedang duduk dimotor yang sedang melihat ke arahnya.

"Ada apa sih?" tanyanya sesudah berada di samping Ajat.

Ajat memutar bola mata jengah. "Ada apa-ada apa, udah malem. Mama lo suruh gue jemput lo," jelas  Ajat lalu berkaca sambil merapihkan rambut.

Maya melipat tangan di depan dada. "Tapi ini baru jam 8 Jat." Gadis itu tengah kesal sekarang.

"Mau jam berapapun kalo matahari diganti tugas sama bulan itu namanya malam. Lagian gue juga males jemput lo, tapi ya mo gimana lagi orang ini suruhan nyokap lo." Terus terang saja Ajat pun sangat malas melakukan ini. "Buru," sambungnya sambil memberikan helm dan mulai menyalakan mesin motor.

Setelah naik Maya kembali berucap, "Lo tau gak sih, Lasmi ada di rumah Reyhan pas gue mau balik!" Tentu saja rasa cemburu Maya kembali hadir. Meskipun dia tahu hubungan Reyhan dan Lasmi sedang tidak baik tapi Maya lebih suka ada jarak antara mereka. Dia takut jika keduanya dekat kembali, Maya tidak mau menahan cemburu nantinya. Ia ingin memiliki Reyhan seutuhnya.

Ajat menaikkan sebelah alisnya. "Ya terus?" tanyanya sambil membaca pesan yang baru saja masuk ke ponsel.

"Lo gimana sih, Jat? Gue sebagai pacarnya cemburu lah!" ucap Maya lantang.

"Segitunya lo cemburu," ucap Ajat santai. Jarinya sedang heboh mengetik kalimat yang sepertinya panjang.

"Karena gue sayang sama dia."

Ajat memasukan ponsel ke saku hoodie. "Seharusnya kalo lo sayang, lo gak harus cemburu over gitu. Hubungan lo gak akan tahan lama kalo lo nya cemburuan."

"Kok lo gitu? Lo doain biar hubungan gue sama Reyhan gak lama, hah?"

Ajat memutar kunci motor hingga suara bising nya tidak lagi terdengar, ia membalikan badan untuk bisa melihat sepupunya. "Maya ... gue cuma mau menyampaikan sesuatu yang baik buat lo, demi hubungan lo. Sesuatu yang berlebihan itu gak baik. Lo boleh cemburu tapi jangan terlalu over," ucap Ajat sesaat kemudian kembali pada posisi awal dan menatap Maya dari pantulan kaca spion.

"Over? Over gimana sih Jat? Gue gak ngelakuin hal yang terlihat berlebihan, salah gue dimana?" Maya heran. Kenapa bisa Ajat berkata itu, ia merasa jika cemburu adalah hal yang wajar saja dalam sebuah hubungan asmara. Terlebih cemburu kepada pacar yang mempunyai teman dekat cewek. Lagipun selama ini kecemburuannya itu terjadi karena Maya amat menyayangi Reyhan.

Pasangan Bobrok Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang