"Siapa?"
Reyhan menatap Lasmi serius, ini adalah kali pertamanya ia mendengar jika temannya sedang mencintai seseorang, karna Lasmi bukan tipe seorang cewek yang terbawa arus pergaulan jaman sekarang, dia tetap dia yang dulu. Perubahan dalam dirinya hanya badan dan pipi yang berubah menjadi lebih berisi.
"Cowok itu—"
Ketika hendak menjawab tiba-tiba petir menyambar di sertai bunyi guruh menggelegar. Sontak membuat Reyhan dan Lasmi kaget dan buru-buru pergi mencari tempat berteduh.
Secepat apapun mereka berlari tetap saja hujan yang mengguyur berhasil membasahi pakaian yang mereka kenakan. Mereka sudah basah kuyup setelah sampai di sebuah warung yang ada di pasar malam itu.
Tak hanya mereka berdua yang tadi berlarian, tapi semua orang yang berada disana pun berhamburan mencari tempat untuk berteduh yang sekiranya bisa melindungi mereka semua dari guyuran hujan yang lebat itu.
Reyhan menatap Lasmi yang terlihat menggigil. "Nil, lo gak bawa jaket?" tanya Reyhan memegang kedua pipi Lasmi hingga tatapan mereka berdua bertemu.
Lasmi menggeleng cepat. "Ngga Jang, gue kelupaan." Suara Lasmi sudah terdengar bergetar bahkan bibir nya pun sudah pucat.
"Tunggu disini!" ucap Reyhan yang langsung pergi meninggalkan Lasmi, sedangkan Lasmi hanya dapat mengangguk pasrah.
Lasmi duduk dikursi yang tersedia disana sambil memeluk tubuhnya yang kedinginan. Tak lama kemudian Reyhan datang memakai jas hujan dan membawa jaket yang berada dalam pelukan tangannya.
"Pake jaket gue," kata Reyhan seraya memakaikan jaketnya ketubuh Lasmi.
"Tapi lo gimana?" tanya Lasmi tak enak hati, jika Reyhan melindunginya karna takut Lasmi sakit. Sama hal nya dengan Lasmi yang tak mau Reyhan sakit karna melindunginya.
"Gue pake jas hujan, ini juga udah cukup angetin badan ko." Reyhan tersenyum sambil mengusap-usapkan kedua telapak tangannya yang kemudian ia tempelkan ke pipi Lasmi. "Anget kan?"
Lasmi mengangguk. "Tapi lo serius gak papa kan, Jang?" tanya Lasmi sekali lagi.
Reyhan tersenyum, seraya mendudukan bokong nya di atas kursi itu. "Kuatnya badan gue melebihi Samson, jadi tenang aja, gue gak papa ko," ucap Reyhan. "Yaudah, gue pesen teh anget dulu yak." Sambungnya segera berdiri dari tempat duduk itu.
Lasmi menatap kepergian Reyhan dengan senyum kecil yang tak luntur dari bibirnya. Hujan masih mengguyur kota Pandeglang ini, orang-orang sedikit demi sedikit sudah meninggalkan pasar malam, mungkin jika hujan tidak turun, semua orang yang datang kesini tidak akan pulang terlebih dulu karna masih mau menikmati indahnya malam ini.
Reyhan kembali membawa dua gelas teh hangat beserta nampannya. Ia meletakan nampan itu diatas meja.
"Minum Nil," suruh Reyhan, menyeret kursi seraya duduk disebelah Lasmi.
Reyhan menyeruput air teh nya begitu juga dengan Lasmi. "Jadi?" tanya Reyhan yang di tunjukan kepada Lasmi membuatnya mengkerutkan kening tak mengerti maksud ucapan Reyhan barusan.
"Jadi apa? Iron man?" tebak Lasmi mengangkat satu alisnya.
"Dikira abis makan odading?" Reyhan memutar bola matanya, "soal siapa orang yang lo suka." Lanjut Reyhan.
Lasmi diam, entah kenapa dia ragu untuk mengatakan hal ini, disatu sisi dia malu tapi disisi lain dia ingin memberitahu Reyhan tentang perasaan yang sebenarnya.
"Eum ... " Lasmi menggantungkan ucapannya, ia terlihat sedang berfikir dengan wajah kebingungan yang ia nampakan. Hal itu justru membuat Reyhan tertawa kecil karna Lasmi terlihat lucu jika sedang kebingungan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Bobrok Tanpa Status
Teen FictionKarna emang mereka itu deket banget cuma ya ... tanpa ada ikatan status gitu. Aku nulis cerita ini berdasarkan kisah nyata sepupu ku, gak semua si cuma sebagian yang aku ambil, dan sebagian lainnya aku tambahin biar lebih uwwu.