Kalo ada typo mohon bilang🙏
Reyhan tersedak. Cepat-cepat ia mengambil air minum dan meneguknya sampai habis. Tadi tenggorokannya serasa diganjal oleh batu.
"Bawa kedapur," suruh emak.
Reyhan berdeham lalu mengelap sekitaran mulutnya dengan tisu. Ia berdiri dan segera membawa piring berisi telor ceplok beserta cangkang itu kedapur.
Beberapa menit kemudian mereka semua selesai makan, dimeja makan hanya terdapat sisa-sisa lauk pauk dan piring kotor. Tiga wanita yaitu emak, Lasmi, dan Erika membereskan piring itu. Namun saat hendak mengangkat piring untuk dicuci ponsel Erika berdering pertanda ada yang menelfon. Ia mengangkat panggilan suara itu yang tidak lain dari mamanya.
Sebelumnya Erika meminta maaf kepada yang lain karna ia harus pulang dikarnakan orang tuanya menyuruh untuk segera pulang. Waktu menunjukan pukul 17:35 hari yang sudah sore. Sebagai pacar Ajat pun harus mengantarkan sang kekasih pulang, mereka berdua pamit, setelahnya pergi meninggalkan rumah Reyhan.
Emak dan Lasmi membawa piring-piring kotor itu kedapur untuk dicuci. Sedangkan anak cowoknya menonton TV diruang tengah. Sesampainya didapur Lasmi melarang emak Reyhan mencuci piring-piring kotor itu, biarkan ia sebagai tamu yang membersihkan.
"Biar Lasmi aja, mak." Lasmi tersenyum, tangannya terulur untuk mengambil spons yang Emak pegang ditangan kirinya.
Emak tersenyum kemudian mengelus pipi Lasmi dengan tangan kanannya. "Udah cantik, baik, pinter masak, rajin pula. Bener-bener calon mantu idaman." Mendengarnya Lasmi hanya dapat terkekeh kecil.
"Kalo gitu, emak samperin anak cowok dulu yah," kata emak lalu pergi mrninggalkan dapur.
Lasmi mengangguk. "Iya, mak."
Lasmi mencuci piring itu hingga pada akhirnya seseorang dari belakang menepuk bahunya, membuat ia terkejut dan mengelap wajah orang itu dengan spons, siapa lagi jika bukan Reyhan.
"Peniil." Reyhan buru-buru mencuci wajah dari kran wastafel.
"Sorry Jang." Lasmi menutup mulutnya untuk menahan tawanya kemudian kembali lagi mencuci.
"Ah, Lo!" kata Reyhan ketus. Ia menatap wajah Lasmi dari samping.
Senyuman kecil terlukis dibibir Reyhan, semakin lama dia semakin anteng menatap wajah wanita berjilbab itu. Wajah serius Lasmi membuatnya gemas sendiri, rasanya ingin mencubit pipinya, namun sayang Reyhan terlalu takut karna jika sampai dia menjahilinya akan terkena elapan spons lagi.
"Nil?" panggil Reyhan.
"Hm," respon Lasmi tanpa menoleh.
"Liat gue," suruhnya. Lasmi menuruti saja. Dia pun menatap wajah cowok itu dengan satu alis terangkat. Untuk apa Reyhan menyuruhnnya untuk menatapnya.
"Apa?" tanya Lasmi.
"Gue ganteng kan?" Reyhan menyilangkan tangannya didepan dada, alisnya ia gerakan dengan begiti percaya diri.
"Ganteng doang, masak telor sama cangkangnya." Lasmi melirik wajah Reyhan sekilas. Terlihat gugup dan salah tingkah. Namun, Lasmi sangat suka melihatnya.
"Gapapa dong, kan cowok. Lagian masak itu kan kewajiban cewek, cowok kerja." Reyhan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Lasmi berbalik menatap Reyhan. "Apa? Masak kewajiban cewek? Gak salah Jang?" Lasmi tertawa. "Masak, ngepel, nyapu, semuanya itu kewajiban laki-laki. Wanita hanya bertugas melayani aja."
"Melayani dalam hal apa?"
"Apapun."
"Kata siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Bobrok Tanpa Status
Teen FictionKarna emang mereka itu deket banget cuma ya ... tanpa ada ikatan status gitu. Aku nulis cerita ini berdasarkan kisah nyata sepupu ku, gak semua si cuma sebagian yang aku ambil, dan sebagian lainnya aku tambahin biar lebih uwwu.