Happy reading. Kalo ada typo mohon bilang. Karna belum sempat aku revisi, ngebet pengen Up sih :(
*****************************************
"Deketin gimana?"
"Lo pikirin dulu aja, gue mau langsung pulang," ucap Linda pamit. Melangkah kearah pintu lalu keluar dan menutup kembali pintunya.
Lasmi memainkan bibir, dirinya teringat pada outline nya yang seingatnya disimpan diselipan buku-buku. Tanpa pikir panjang segera ia bangkit menghampiri letak kertas itu berada.
"Kayaknya gue gak butuh kertas ini," gumamnya ketika selembar kertas sudah terbuka. "Biarin semua berjalan tanpa harus ada outline, ribet." Kemudian meletakan kembali kertas itu ke tempat asalnya.
****
Dilain tempat. Sesampainya pulang kerumah Reyhan tidak langsung masuk kedalam rumah. Bukan tanpa sebab dan alasan, hal itu terjadi saat indra pendengaran nya mendengar suara yang misterius, suara itu terdengar di samping rumah, tepatnya gudang tempat menyimpan barang-barang bekas.
Cukup was was karna semakin dekat suara itu semakin lantang terdengar. Reyhan sempat terkejud dan hampir jatuh saat pintu gudang terbuka begitu saja.
"Ashaduallaalaihim gamreng, eh—" ucapnya salah, mungkin rasa takut yang over membuat dirinya lupa kalimat apa yang seharusnya ia ucap.
Reyhan melangkah mendekat. Setelah sudah tepat didepannya ia membuka pintu itu dengan sarkas hingga terbuka lebar namun disana ia tidak melihat apa-apa ataupun makhluk aneh.
Setelah memastikan tidak ada apapun Reyhan tidak takut lagi. Ia memilih untuk keluar.
Awoorrkkkk woarrr
"Emak emak emak."
Reyhan terlonjak kaget saat dua makhluk melompati pundaknya dengan cepat dan suara yang begitu nyaring.
Mata yang awalnya ia tutupi oleh kedua telapak tangan kini perlahan terbuka untuk melihat makhluk apa yang barusan telah menjadikan ia seperti benda pada sirkus.
"Astagfirullah alazim." Melihat sesuatu didepan membuat Reyhan kembali menutup mata. "Bisa-bisanya lo berdua beranu-anuan didepan mata gue!"
Celotehan demi celotehan terus saja keluar dari dalam mulut Reyhan. Kurang lebih 5 menit dia menutup mata. Namun saat dilihat lagi dua makhluk hidup itu belum juga selesai mempertunjukan atraksi sirkus mereka.
Beberapa detik setelah itu akhirnya Reyhan mencoba membuka mata, agar apa yang dilihatnya nampak dan jelas. Lagi pula itu sudah terlanjur.
Reyhan mengeluarkan ponsel, masuk ke aplikasi perekam video kemudian segera menyorotkannya kedepan.
Dua makhluk itu adalah kucing. Kucing milik tetangganya yang diberi nama Rika dan Riko oleh sang pemilik. Rika dan Riko sedang kawin dengan percaya dirinya meskipun ada orang yang sedang melihat kelakuan mereka dan malah merekam.
"Yaah, udahan. Lanjut dong meng." Reyhan berdecak sebal saat kucing betinanya sudah melarikan diri.
"Dahla, mending gue masuk kamar." Reyhan melangkah pergi meninggalkan tempat itu, masuk kedalam rumah dan tentu saja beristirahat dikamarnya.
Kasur berwarna hitam dengan tembok yang 1/4 terpenuhi coretan dari pulpen, membuat ia merasa tidak nyaman dengan peristirahatannya. Coretan itu ia buat semalam, temboknya ia jadikan sebagai coretan untuk menghitung soal Matematika. "Subhannallah ini kamar udah kaya papan tulis," ucapnya.
"Gue gabut, tapi ga tau mau ngapain. Telpon Lasmi aja kali yah? Eh, jangan. Masa iya gue jadiin dia korban gabut. Dia kan spesial." Tiba-tiba saja Reyhan kepikiran dengan video yang sudah ia rekam beberapa menit tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Bobrok Tanpa Status
Novela JuvenilKarna emang mereka itu deket banget cuma ya ... tanpa ada ikatan status gitu. Aku nulis cerita ini berdasarkan kisah nyata sepupu ku, gak semua si cuma sebagian yang aku ambil, dan sebagian lainnya aku tambahin biar lebih uwwu.