37

197 28 28
                                    


"Hape gue mana yah," ucap Lasmi yang menyadari jika ponselnya tidak ada didalam saku baju.

Lasmi menepuk jidatnya, menghela nafas sambil memaki dirinya sendiri. "Aish Astaga." Ia baru ingat jika sebelum meminta Reyhan untuk mengantar pulang, ponselnya ia letakan diatas meja.

"Aduh, capek dua kali kan jadinya." Tanpa pikir panjang dan tidak mau ponsel nya hilang, Lasmi langsung mengeluarkan motor dari garasi dan memanaskannya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, dengan seragam sekolah yang masih melekat di badan, dan helm yang sudah terpakai di kepala, Lasmi melajukan motornya. Ia yakin disekolah masih ada beberapa siswa ataupun siswi begitu juga dengan para guru yang masih sibuk dengan obrolan maupun tugas mereka.

Di jalan menuju sekolah Lasmi tak henti-hentinya mengoceh, memarahi dirinya, entah apa yang membuatnya bisa teledor seperti itu. Jika sampai hilang ia akan terkena ceramah. Bunda masih bisa memaafkan, namun kakanya sudah pasti menceramahi-nya dengan ocehan-ocehan, yang hanya membuat kuping menggema.

Hari sudah mulai sore, namun hari ini matahari begitu cerah, bak siang bolong. Panas, dan sinarnya begitu berkilau dimata. Untungnya Lasmi memakai helm jadi cahaya matahari yang masuk ke indra penglihatannya tidak terlalu membuat mata sakit.

Saat sedang ngebut-ngebutnya tiba-tiba seorang pengendara motor berjaket hitam menyelipnya. Sontak membuat Lasmi kaget dan terjatuh.

Ia tidak kenapa-kenapa, hanya lecet di beberapa bagian lengan dan kaki, tapi kakinya tergelincir, sedikit ngilu namun dia masih bisa berdiri. Tak ada satupun orang yang menolong karena jalanan nya begitu sepi hanya ada beberapa kendaraan yang lewat tanpa ada yang menolongnya, mungkin karena mereka melihat Lasmi yang sudah mampu berdiri sendiri tanpa membutuhkan bantuan. Dan Lasmi sendiri tak mempersalahkannya.

Dengan tenaganya ia mengangkat motor, duduk dan kembali melajukan tanpa harus menyalakan mesinnya, karena saat terjatuh mesin motornya masih menyala.

Sesampainya disekolah Lasmi langsung memarkirkan motornya, buru-buru dia masuk kelas dengan jalan yang sedikit pincang. Ia mengembangkan senyuman ketika melihat benda pipih itu masih ada diatas meja belajarnya. Dengan kaki yang sedikit ngilu Lasmi berjalan lalu mengambil hape nya.

Ia tak langsung pulang, terlebih dahulu duduk dikursi untuk rehat sejenak. Meniup-niup kulit nya yang berdarah, padahal sebelum nya hanya lecet.

Agar tidak terkena infeksi Lasmi memutuskan untuk pergi ke UKS, meskipun petugas UKS sudah pulang. Tapi tidak apa-apa, Lasmi akan mengobati luka nya sendiri.

Klek

Pintu UKS dibuka. Ruangan ini memang jarang sekali di kunci, terkecuali akan libur panjang. Karena takut saat petugas UKS sudah pulang ada murid atau guru yang cedera maupun sakit. Jadi meskipun petugas sudah tidak ada, setidaknya mereka bisa melakukan pengobatan sendiri.

Lasmi duduk dikursi yang tersedia disana dengan kedua kaki nya yang ia luruskan.

Mula-mula Lasmi mencuci tangannya, lalu membuka laci dimana ada beberapa obat khusus untuk mengobati luka. Ia membersihkan lebih dulu luka nya dengan  kapas yang sudah di celupkan kedalam air hangat. Cukup perih, namun Lasmi tetap melakukannya. Ia memgambil katembat dan obat merah, meneteskan obat merah itu pada katembat, kemudian mengoleskannya pada bagian yang lecet tak lupa juga mengambil perban untuk menutupi luka nya di bagian lengan.

Entah sudah benar atau belum ia mengobati luka, setidaknya luka itu sudah terobati. Sekarang Lasmi memilih untuk pulang.

Ia menutup pintu UKS, ruangan itu memang lumayan jauh dari kelasnya dan tentu saja untuk sampai ke parkiran dimana motornya berada membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sampai.

Pasangan Bobrok Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang