Aku kembali membawa part 19. Jangan lupa tinggalin jejak yah❤👉Kalo ada typo, mohon bilang👈
****
"Dia—siapa dia?" Dahi Lasmi berkerut sebelumnya ia tak pernah melihat gadis itu. Ia semakin menajamkan penglihatannya, dan memang benar jika sebelumnya ia tak pernah melihat.
"Dia bukan Maya, terus dia siapa? Gebetan baru? Gak mungkin, Farhan 'kan sukanya sama Maya." beribu-ribu pertanyaan melintas diotak Lasmi.
Satu kalimat Gak mungkin, Farhan 'Kan sukanya sama Maya menjadi bukti tersendiri jika dia memerima bahwa Farhan memang mencintai Maya. Lasmi mencintai Farhan dan dia akan meraih cinta laki-laki itu tanpa menjadikan Maya sebagai salah satu alasannya. Yah, bisa saja kan Lasmi menjelek-jelekan Maya kepada Farhan jika dirinya mengatasnamakan orang lain untuk merebut hati seseorang. Sayangnya, Lasmi 'tak sejahat itu.
"Gue berasa jadi penguntit. Tapi, gapapa lah kalo gue kepo."
Tangan kananya menyeret sleting kearah kanan agar tas selempang yang dikenakannya terbuka. Ia merongoh sesuatu didalam untuk mengambil benda penutup mulut alias masker. Untungnya Lasmi membawa yang bertali jadi dia dapat dengan mudah memakainya tanpa harus membuka jilbab terlebih dulu.
"Oke gue bakal kepoin mereka." Sebisa mungkin ia melangkahkan kaki dengan berjalan yang santai tanpa terburu-buru atau bahkan sangat lambat karna jika hal itu terjadi takut jika Farhan akan mencurigainya.
Tepat disamping Farhan Lasmi mendudukan bokongnya, sesekali melirik dua makhluk disampingnya dengan hati- hati, takut saat dirinya melirik cewek yang berada disamping Farhan ikut meliriknya. mungkin jika diukur jarak antara dirinya dengan Farhan hanya setengah meter.
Obrolan demi obrolan dua orang disampingnya masih berlanjut, mereka hanya mengobrol biasa, yang Lasmi dengar keduanya hanya bercerita tentang pengalaman, dan sepertinya cewek yang bersama Farhan itu baru berpindah kota. Dia menceritakan saat tinggal dikota lamanya sampai akhirnya tinggal dikota ini.
Apalagi yang mau Lasmi dengar? Bukankah semuanya sudah jelas? Kenapa dia masih berada disana?
Cuma obrolan biasa. Batin Lasmi dengan mulut yang sedikit dimanyunkan. Untung terhalang masker kalo tidak, mungkin air danau sudah tersedot bibirnya. Wkwk.
Lasmi bangkit dari duduknya dan mulai melangkahkan kaki. Ia memilih untuk pulang saja lagipula dua orang itu hanya membicarakan sesuatu yang biasa dan tidaklah penting.
****
Disuatu hari tanpa sengaja kita bertemu aku yang pernah terluka kembali mengenang cintaa ... hati ini kembali temukan senyum yang hilang
"Kemana senyum Lu, Rey?" Ajat berhenti bernyanyi, petikan senar gitarnya pun dihentikan saat seseorang datang menghampirinya dengan raut wajah datar tanpa ekspersi.
"Eh, inget loh wajah kusam hari suram," ucap Ajat sambil berjalan kearah meja sebelah sana, lalu menaruh gitarnya diatas meja tersebut. Kemudian kembali menghampiri Reyhan yang kini sudah duduk dikursi panjang milik tukang bakso.
"Lo bawa gitar? Bawa sini," suruh Reyhan. Baru saja Ajat duduk Reyhan sudah memintanya untuk kembali mengambil gitar yang baru saja disimpan.
"Ah, Lo." Dengan pasrah Ajat menuruti, ia yakin jika temannya ini sedang gegana, gelisah galau merana.
Ajat berjalan mengambil gitar tadi. Sebelum sampai kekursi dimana Reyhan berada Ajat terlebih dulu memesan dua mangkuk bakso kepada mang Wawan, pedagang sebrang jalan rumah Ajat yang sudah menjadi langganannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Bobrok Tanpa Status
Teen FictionKarna emang mereka itu deket banget cuma ya ... tanpa ada ikatan status gitu. Aku nulis cerita ini berdasarkan kisah nyata sepupu ku, gak semua si cuma sebagian yang aku ambil, dan sebagian lainnya aku tambahin biar lebih uwwu.