55

104 19 9
                                    


Buat kalian para jomblo yang gak pergi kemana-mana karena ngga ada pasangan, mending malam tahun barunya baca PBTS aja 😌

Oiya, gimana rasanya digantung sama cerita ini selama 4 bulan tanpa kepastian?

***

Bel pulang  berbunyi menandakan belajar di sekolah hari ini telah usai, dan akan kembali besok dijam seperti biasanya. Satu demi satu, langkah kaki berjalan meninggalkan kelas masing-masing. Ricuhnya suara saat akan pulang menjadi ciri khas tersendiri di sekolah, sebagian besar siswa belari semangat karena mereka bisa terlepas dari materi yang dipelajari.

"Rey?"

Ditengah asik berbincang dengan Ajat mengobrolkan pertandingan futsal minggu lalu bersama kelas IPS, suara panggilan dari arah belakang memecah obrolan mereka. Keduanya berbalik menatap gadis yang mengenakkan seragam serupa seperti keduanya.

"Aku mau ngomong sama kamu," ucap Maya mencoba merayu agar Reyhan mau berbicara dengannya secara empat mata, sebentar saja.

"Sorry Reyhan sama gue mau main Futsal sama kelas sebelah, dan gue gak mau kita telat cuma gara-gara sesuatu yang gak penting yang mau lo omongin." Sebelum Reyhan menjawab, Ajat sudah lebih dulu mewakili. Ajat menyenggol lengan Reyhan, mengintruksi untuknya agar pergi saja.

"Makasih lo udah wakilin jawab," kata Reyhan saat mereka berdua sudah kembali berjalan. Lumayan jauh dari tempat tadi.

"Gue pikir lo bakal marah," sahut Ajat sambil memakai jaket tanpa menghentikan langkah kaki.

"Kagak, itu udah pas."

***

Maya masih diam duduk disalah satu kursi yang berada dipinggir lapangan.

"Belum pulang?" Ditengah asik melamun Maya mendengar satu pertanyaan yang ia dengar, Maya menoleh, lalu tersenyum sambil menggeleng sebagai respon.

"Pulang bareng, yuk?" Lelaki itu adalah Farhan. Ini bukan sekali-duakalinya ia mengajak Maya untuk pulang bersama. Namun, ajakan itu tidak pernah diterima. Semoga  kali ini, remaja lelaki itu berhasil.

Maya terlihat menimbang-nimbang keputusan, kali ini ia berfikir untuk tidak menyia-nyiakan tawaran dari Farhan. Ia menyetujuinya meskipun diawal nampak ragu, tidak enak dengan Reyhan. Meskipun Reyhan tak peduli akan semua itu, bodohnya kenapa Maya malah tidak enak kepada Reyhan? Padahal, seharusnya jika dia sering menolak tawaran Farhan maka dengan cowok itulah dia merasa tak enak hati. Toh, Reyhan tak akan cemburu bahkan peduli saja tidak.

Saat sudah berada di parkiran hendak mengambil motor, empat pasang bola mata itu bertemu, keduanya sama-sama diam tanpa ada niatan untuk berucap. Sampai akhirnya Maya mengambil keputusan untuk berbicara duluan.

"Aku ...."

"Iya," kata Reyhan acuh seolah tahu apa yang akan Maya bicarakan. Reyhan kemudian melajukan motor yang sudah siap membawanya pergi pulang.

Ajat menatap Reyhan yang sudah melaju terlebih dahulu, lalu mengambil alih pandangan Maya. "Dia bukan cemburu, tapi itu tanda, kalo dia gak peduli."

"Maksud lo bicara gitu, apa?"

Ajat tersenyum manis, beralih menatap Farhan sambil menggerakan alis tanpa memperdulikan pertanyaan dari Maya. "Jagain sepupu gue ya," pesannya, kemudian meninggalkan parkiran yang sudah ditinggalkan oleh satu demi satu kendaraan.

Reyhan sudah terlebih dahulu sampai di lapangan futsal bersama teman-temannya yang lain, tak lama Ajat pun datang dengan motor matic handalannya, ia datang mendekat ke arah Reyhan dan yang lain. Ini bukan pertandingan antar kelas, melainkan permainan yang diambil dari beberapa kelas, niatnya pun bukan ingin menjadi pemenang tapi olahraga saja, sekalian berlatih.

Pasangan Bobrok Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang