15

430 48 194
                                    

Entah udah berapa kali aku revisi, tapi kalo kalian nemuin typo dan kesalahan lain yang merjalela, bilang yah manis! Dan harap memaklumi.
;)
___________________________________________

"Mimin oh mimin oh mimiiiiin i love you." Bacanya harus bernada yah readers.

"Gandeng bangsat!" bentak Ajat menyenggol Reyhan dengan pinggulnya.

"Gue nyanyi buat si mimin bukan buat lo!"

"Tetap aja berisik eek!"

"Apaan si lo setan!" sahut Reyhan membalas senggolan itu lebih keras membuat cowo disampingnya itu hampir tersungkur ketanah.

Untung buk Dewi gak liat. Bisa-bisa kena ambruk kalo dia tau kalian main senggol-senggolan.

"Ih kamu mah dari pagi kasar ke aku ih gak like aku gak like," ucap Ajat merengek layaknya anak kecil sambil menggoyangkan bahunya kekanan kekiri.

Keduanya tak henti mencibir satu sama lain. Adu mulut lebih sering mereka pakai dari pada adu jotos seperti jantan biasanya. Bukan hanya adu mulut saja, tapi senggol-senggolan pun masih berlangsung.

"Dengan segala kekuatan roboooot," Reyhan menggerakan kedua tangan seperti sedang membulati adonan cilok berukuran besar. kaki bergerak layaknya seekor banteng yang siap menyeruduk Ajat.

Tak kalah heboh Ajat memasangkan kaki kuda-kuda dengan kedua tangan yang memasang. "Wiaw," ucapnya mencolek hidung dengan jari jempol.

Ajat mundur saat Reyhan mulai maju mendekatinya. Nafas nya berhembus tak beraturan melihat wajah Reyhan yang memerah.

Ia mundur melangkah menghindari cowo yang tengah siap menyeruduknya. Mundur terus mundur Ajat jatuh ke tanah. 

"Nih anak beneran kesurupan banteng kayaknya, gak boleh dibiarin gue harus serang juga," ucap Ajat bangkit dari duduknya.

"Wiaw," ucapnya kembali memasangkan kaki kuda-kuda.

Herrr herrr herrr

"Sini lo kalo berani," Ajat menonjok kecil perut Reyhan tanpa henti.

"Seraaaaaanggg!"

"Emaaaaakk!" Ajat berlari terbirit birit.

Mereka berdua memutari luasnya lapangan sekolah. Keduanya saling kejar-mengejar.

"Ajat kampret sini lo, nying!" teriak Ajat tanpa menghentikan langkah kakinya.

Begitu juga dengan cowo yang dikejar ia terus berlari tak mau tertangkap banteng ngamuk yang mengejarnya.

Andai adegan kejar-kejaran ini berlangsung saat jam istirahat auto jadi bahan tontonan.

Lima putaran terakhir. Keduanya mulai penat, melambatkan langkah kaki tanpa berhenti.

"Udah Rey udah woy gue capek!" Ajat berhenti. Mengatur pernafasannya yang tak beraturan.

Reyhan juga berhenti, ia memegang kedua lututnya. Mengusap keringat yang sudah membasahi pelipis dan area wajah.

Keduanya berjalan kepinggir lapangan. Duduk disana sambil menjulurkan kaki.

"Gue berasa lagi main film India." Reyhan menangahkan kepala keatas menatap langit sore ini yang cahayanya sudah tak terlalu silau karna hari sudah sore.

"Ho'oh sendok gue berasa kek lagi kasmaran."

"Hah? Sendok lo bisa lari-lari ? Bisa kasmaran? Sama garfu?"

Pasangan Bobrok Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang