12

382 48 81
                                    

Di perjalanan menuju rumah, Reyhan terlebih dulu berhenti disebuah taman dimana tempat itu yang selalu ia datangi saat hatinya dalam keadaan bimbang. Semua masalah dan kebahagiaan, akan berkumpul menjadi satu saat ia ada disana. Tempatnya nyaman, sunyi, cukup menenangkan hati dikala sedang seperti ini.

Kenapa dia berada dalam kebimbangan?
Karna hati dan pikirannya masih bertentangan, dan payahnya mulut terus saja mendukung pikiran. Jika di pikir-pikir memang sudah seharusnya Reyhan menerima tawaran Maya, tapi hatinya masih tak rela.

"KENAPA HATI GUE GATERIMA!" pekik Reyhan di taman yang sunyi ini.

Ia menangis. Cowo juga boleh menangis bukan? Cowo bukan robot. Ia juga manusia, begitu pula dengan Reyhan.

"Sebenernya gue takut, gue ingkar. Gue gak mau sikap gue berubah ke Lasmi, gue emang cinta sama Maya, tapi kenapa setelah gue bilang cinta sama Maya hati gue gak rela. Andai ada orang yang tau ada apa dengan gue, tolong jelaskan. "

"Karna lo juga suka Lasmi."

Suara dari arah samping berhasil membuat Reyhan terkejut, ia menoleh ke sumber suara dan mendapati Ajat yang tengah tersenyum padanya.

"Lo—"

"Kalo lo ragu, mending lo jangan dulu jadian sama Maya atau jangan sampe jadian," Ajat terkekeh kecil sambil memasukan kedua tangannya kesaku celana.

"Gue cinta ko sama Maya."

"Tapi cinta lo ke Maya gak sebesar kasih sayang lo ke Lasmi dan cinta itu akan kalah sama rasa sayang yang lo beri ke Lasmi."

"Gue kagak paham! Lo ngemeng terlalu belibet," ucap Reyhan.

Ajat menatap Reyhan, beberapa detik kemuduain dia tertawa. "E-elo nangis?" tanya nya dengan tawa yang pecah.

Reyhan mendelikan mata, dan langsung mengusap air mata yang mengalir di pipinya. "Gue kelilipan bangke!" dusta Reyhan membuat Ajat semakin mengencangkan volume tawanya.

"Haduh, baru kali ini gue liat pakboy nangis karna cewek."

"Gue bilang, gue kagak nangis!"

"Serah dah, emang abis dari mana lo, ko jam segini ada di taman? Gak shalat maghrib?"

"Gue lagi PMS!" sahut Reyhan.

"Jangan karna masalah kek gini, lo ninggalin kewajiban lo sebagai muslim," ucap Ajat.

"Lo emang paling bisa ceramahin orang yah, lo sendiri ngapain disini?"

"Gue abis nganterin Erika pulang, tadi gue sama dia abis jalan-jalan. Eh gak sengaja liat genderuwo nongkrong disini, yaudah gue samperin deh."

Reyhan menonyor kepala Ajat. "Taik lu! Emang lo gak jadi putus sama si Erika?"

"Nggak. Gue udah jelasin semuanya."

Reyhan mengangguk, pandangannya beralih menatap bunga-bunga yang tumbuh tanpa pot di pinggiran jalan taman ini. "Jujur gue bimbang banget Jat," lirih Reyhan sambil menghembuskan nafas kasarnya. Ia berjalan mendekati kursi kosong lalu duduk disana, begitu juga dengan Ajat yang ikut duduk bersamanya.

"Bingung kenapa?"

"Gue bingung, apa gue bener-bener cinta sama Maya atau ngga. Gue pengen milikin sepupu lho itu, tapi gue takut setelah gue milikin Maya, sikap gue berubah ke Lasmi sampe-sampe Lasmi sakit hati karna gue."

"Lo cinta sama Lasmi?" tanya Ajat menautkan sebelah alis, menatap Reyhan dengan tatapan penasaran.

Reyhan mengedikan bahu. "Entahlah, yang jelas gue gak suka kalo ada cowok yang deket sama dia selain gue."

Pasangan Bobrok Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang