11

376 52 77
                                    

Hay readers, aku kembali membawa sejuta kerinduan, setelah aku terkena sekarat kuota, akhirnya aku up🤧🤧dan alhamdulillah kali ini aku double part, maaf jika sudah menggantungkan kalian, karna aku tau di gantung dan menunggu tanpa sebuah kepastian rasanya kek odading mang oleh🤧

Jangan lupa ninggalin jejak
Vote&komen
Kalo ada typo, bilang! 🤧

****




Langkahnya terhenti saat kenop pintu sudah digenggam nya. Reyhan menghembuskan nafas kemudian membuka pintu dan berjalan ke ruang tamu dimana ada Maya disana. Setelah sampai Reyhan pun duduk disofa berhadapan dengan Maya.

"Emak gue belum pulang, May?" tanya Reyhan. Maya menggeleng sambil menggigit bibir bawahnya, melihat itu Reyhan tau jika Maya ingin cepat-cepat mendengar jawabannya.

"Jadi gi-"

"Tunggu besok May, gue gak bisa terima tawaran itu sebelum Lasmi tau, gimana pun dia temen gue dan gue sayang sama dia," sekak Reyhan membuat gadis didepannya tak bisa berkata.

Maya memegang tangan Reyhan. "Tapi, kamu cinta aku kan Rey?" tanyanya penuh harap. Pandangan mereka pun bertemu.

Reyhan tersenyum, mengusap punggung tangan Maya. "Gue cinta ko, banget malah." katanya. Selepas berkata demikian entah kenapa Reyhan merasa menyesal, hatinya tidak terima.

"Tapi Rey ... kalo Lasmi-"

"Jangan berfikiran buruk tentang dia, gue gak suka lo beranggapan yang macem-macem tentang Lasmi, sekalipun gue cinta sama lo, kalo lo jelek-jelekin dan berfikiran buruk tentang dia, gue gak suka May."

Maya mengangguk, "iya Rey, Maaf."

Reyhan tersenyum, "gak papa ko."

Emak datang membawa jinjingan pelastik hitam. Maya bangun dari duduknya kemudian menghampiri emak. "Emak, Maya pulang dulu yah, gak enak udah sore," pamit Maya seraya mencium punggung tangan kanan emak.

"Yah neng, baru aja emak mau seduhin teh, tadi emak kelamaan yak? Biasalah ibu-ibu kalo ke warung suka ngobrol dulu, makanya lama," jelas emak.

"Iya emak gak papa ko. Yaudah kalo gitu Maya pamit pulang, Assalamualaikum," pamit Maya setelah mencium tangan emak, kemudian keluar pergi meninggalkan rumah itu.

Tanpa Reyhan sadari jika emaknya sedang memperhatikan dirinya. "Kenapa lu?" tanya emak sambil menautkan alisnya.

"Gak papa emak, Reyhan cuma lagi nahan boker, untuk Maya udah pulang. Kalo belum, bisa boker di celana."

Emak memukul lengan Reyhan dengan sayur kangkung yang tadi berada di pelastik hitamnya. "Jorok, yaudah sana berak,"

Reyhan mengusap tangannya, "ia emak cantek." Setelahnya pergi meninggalkan emak yang masih diam di tempat.

"Jangan lupa siram taik nyeee!"

***

Jari telunjuk dihentak-hentakannya ke paha, bola matanya diedarkan ke semua penjuru kamar menatap langit-langit kamar itu. Otak nya terus berfikir mencari titik kebenaran atas semua nya.

Ponsel sudah dia nonaktif'kan, tv yang semula menyala sudah ia matikan sendari tadi, hanya untuk mencari ide. Apa dia sedang membuat outline untuk menulis di Wattpad? Ah, tidak!

Pernah gak sih kalian ada di posisi Mencintai seseorang namun merasakan sebuah keraguan, apa kita mencintainya atau tidak?

Yah! Inilah yang menjadi alasan Lasmi mengurung di kamar saat sepulang sekolah hanya untuk menetapkan hati, dan memantapkannya.

Pasangan Bobrok Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang