Bab 5 - Kedatangan Anak Baru

632 33 4
                                    

Fyi, cerita ini bakal gue buat dari sudut pandangnya Chelsea. Jadi kalian gak perlu bingung pov siapa yg lagi kalian baca. Oke, enjoy guys!!

___________________

Ya, disini lah aku.

Di kantin bersama Davin yg tengah asik ngobrol dengan gebetannya, Mutia

Bagiku, Mutia ini lumayan cantik. No. Dia manis banget sampe bikin aku pengen muntah.

Bayangkan jadi aku yg suka davin namun davin dengan ketidakpekaan-nya mengajakku untuk makan bersama dengan cewek yg dia suka. Dan sekarang aku dianggurin gitu aja. Aku gak rela. Ini sakit.

Rasanya aku ingin pergi sekarang juga. Namun, aku tidak rela juga melihat mereka berduaan. Seseorang tolong aku plis!!

"Eh Chels, gue cariin juga. Ternyata disini. Ikut gue yuk ke taman" kata Kiran, si penolongku

Duh gimana ya? Aku masih gak rela mereka berdua. Mana hati ini sakitnya nyelekit banget. Ah udahlah.

"Oke. Vin, mut, gue duluan ya" kataku masam

"Wokkay chels" balas davin sambil menyatukan ibu jari dan telunjuknya membentuk huruf O. Biasanya dia bakal bilang 'wokay cantik. Atau sweetheart'. Tapi karena ini di depan gebetannya, dia jaim. Aiih, tak bisa ku percaya.

"Chelsea monyet!!! Gue nanya cooy!!" Teriak kiran di depan muka ku. Sudah sampai di taman rupanya. Huft

"Apa? Gue melamun. Jadi gak fokus" jawabku lemas

"Itu tadi siapa? Seru amat ngobrol ama davin"

"Gebetannya"

"What?! Oemji!!! Lo udah bilang tentang perasaan lo?"

"Belom"

"Argh goblok loooo!!"

"Emang" hah aku tidak ingin debat sekarang. Jadi terserah lah apa kata kiran

"Ih lo mah dungu amat sih.. eh bentar, kok lo nangis?" Tanyanya

"Menurut lo?" Kataku sedih lalu mendongak seraya menunjukkan mukaku yg bengap karena air mata.

"Ah sorry chels bikin lo nangis. Gue gak maksud omelin lo. Tapi emang lo tolol abis sih. Makanya gue omelin lo" ujarnya

"Bukan itu" jawabku kesal karena kiranti monyet ini yg tidak peka

"Terus? Utang gue yg belom gue lunasin ke lo?"

"Huaaaaaa... " tangisku makin jadi

"Kenapa chels?! Hadoooohh"

"Dia udah punya gebetan, kirantiiiiiii!!!!!!!!!" Jawabku kesal

"Astaga, gue baru ngeh.. sorry. Eh udah chels. Sini gue peyukk"

Aku pun memeluknya. Setidaknya aku sedikit lega. Ingat ya! Sedikit..

"Toilet yuk.. muka gua pasti jelek" kataku cemberut

"Lo tuh mau gimana pun tetep cantik. Dan lo lebih cantik daripada si mutia itu. Ya gue akui dia lumayan, tapi cakepan lo lah"

Aku tersenyum. Aku cantik ternyata. Sungguh, aku terharu. Oke ini lebay. Aku pun ke toilet bersama kiran dan kembali ke kelas setelah bel masuk

Bu Rita, yaitu wali kelasku, datang ke kelas kami diikuti dengan seorang pria yg mengenakan seragam putih abu. Para anak cewek pun terpesona. Bagaimana tidak? Ia tinggi dengan bahunya yg tegap dan lebar. Kulit yg lumayan coklat. Kumis tipis yg melekat diwajahnya. Dan tatapannya yg sangat lembut namun berupa ancaman. Well, dia hebat.

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang