Bab 25 - Penyelidikan part. 3

339 31 0
                                    

Motor ninja hitam Rama melaju kencang membelah angin dan jalanan ibu kota yg tentu saja, penuh kemacetan.

Karena laju motor yg melaju kencang, membuat Chelsea takut jatuh dan hendak berpegangan. Namun rasa gengsi terlalu besar untuk ia hilangkan.

Saking cepatnya laju motor, Rama mengerem dengan cepat ketika melihat kucing yg akan menyebrang. Helm Chelsea dan Rama menabrak satu sama lain.

"Sorry Chels, lo gak kenapa-napa kan?"

"Eh gue kayak mau terbang tau!! Santai ngapa jalannya bang" sungutnya dan dibalas kekehan dari Rama.

Motor Ninja hitam tersebut berhenti tepat di depan gang rumah Muthia. Setengah jam berlalu. Satu jam berlalu. Dan tepat pukul dua belas, ketika matahari tepat berada diatas kepala, Chelsea merasa letih dan lapar. Keringat bercucuran dari dahi Rama. Mereka memutuskan untuk membeli es sebentar, namun rencana mereka batal karena sebuah mobil berwarna hitam metalik yg kemarin memasuki gang kearah rumah Muthia.

_____________

ramaPOV

Hari Minggu ini adalah hari favorit gue, secara gue lagi jalan sama Chelsea. Ya sebenernya sih cuma sebuah misi. Tapi tetep aja jalan kan namanya? Yaampun gue baper banget

Jam menunjukkan pukul dua belas tepat. Matahari pas banget diatas kepala. Keringet mulai mengalir dari ujung kepala sampai ujung jari kaki. Cacing di perut udah mulai berkelahi demi mendapat asupan makan. Tenggorokkan mulai sepi dari air. Gue gak tahan.

Akhirnya gue turun dari motor, dan Chelsea masih aja nangkring di motor dan pindah ketempat gue duduk barusan sambil celingak celinguk untuk mengintip dan mencari celah kedalam rumah Muthia.

"Chels, lo mana bisa sih ngintip kayak begitu?! Rumahnya aja diujung sana" jelas gue rada sewot

"Pasti bisa kok" optimis kali si Chelsea. Sifat keras kepalanya mulai muncul hhmmm...

"Lagian kalo lo udah dapet bukti dia ngeduain Davin, lo mau apa?"

"Mau mereka putus lah! Gue gak mau sahabat gue dapet cewek yg gak bener" jawabnya masih sambil celingak celinguk

"Terus lo berharap dia dapet cewek yg kayak gimana?" tanya gue

"Ya... Kayak gue mungkin" jawabnya sambil tersenyum penuh arti, yg tentu aja bikin gue geram alias cemburu

"Kan dia gak suka sama lo" kata gue dengan sedikit nada sindiran

"Tapi dia gak pernah bilang begitu. Jadi pasti masih ada harapan buat gue. Lagian gue udah nunggu lama banget. Iya kan Ram?" tanyanya berbinar-binar

"Dunno deh. Gak berani jamin. Lagian lo kan cantik Chels, pasti banyak deh yg naksir sama lo. Kenapa gak buka hati buat mereka?"

"Siapa? Gak ada cowok yg kagum sama gue. Udah gue urakan banget, aneh gitu. Atau... Elo yg suka?" tanyanya penasaran

"A.. Ap.. Apa? Hah ngaco lo Hahahahaha" jawab gue dengan ketawa maksa

"Haha iya ya ngaco nih gue. Mana mungkin lo suka sama cewek kayak gue" tuturnya sambil ketawa

Sambil ngobrol ringan, kita berdua langsung waspada ketika sebuah mobil hitam metalik melesat masuk ke gang arah rumah Muthia. Gue dan Chelsea saling berpandangan dan mengangguk mengerti, mobil ini yg kita cari.

Lima belas menit, tiga puluh menit, satu jam. Satu jam dibawah terik matahari kita nunggu dan belum ada tanda tanda dari Muthia yg akan keluar rumah sama Bintang.

Gak lama kemudian, sekitar jam satu siang, Bintang dan Muthia keluar dari pager rumah dan masuk ke mobil. Tanpa aba-aba, Chelsea mundur ke jok belakang untuk mempersilahkan gue mengendarai motor.

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang