Udah dua hari Chelsea menjauh dari gue, seolah-olah gue adalah suatu penyakit yg bisa buat dia mati.
Pintu balkonnya juga selalu tertutup. Jendela pun tertutup.
Gue telepon? Gak diangkat. Gue chat? Apalagi! Read aja kagak. Gue ketok pintu kamarnya? Ya, begitu deh.
Gue jadi jenuh kalo gini terus.
Gue akuin sih kalo gue emang salah. Mau minta maaf... Tapi kan gengsi!
Gue dari awal kan dah netepin untuk nunggu Chelsea yg minta maaf.
Argh!! Tusuk gue sekarang.
Jangan deh.
"Kamu kenapa sih, Vin? Garuk-garuk kepala mulu. Mama risih liatnya. Ketombean ya? Atau ada kutu nya?" tanya mama sambil duduk deket gue dan mulai memcari acara gosip di televisi.
"Yakali ma"
"Terus ada apa sih?" cerita gak ya? Nggak? Iya? Nggak?
"Aku berantem sama Chelsea" kata gue jelas, singkat, tepat.
"Gara-gara?" tanya nyokap bingung dan itu terlihat dari dahinya yg mengerut
"Aku bentak dia dan gak mau minta maaf. Dan tadi di seko-" ups hampir keceplosan
"Kenapa di sekolah?"
"Ng..nggak" jawab gue sesantai mungkin. Tapi yg namanya emak, ya pasti tau deh. Emak-emak kan feelingnya kuat
"Ck buruan cerita"
"Disekolah tadi aku berantem sama Rama. Eh Chelsea dateng buat ngelerai jadi bogemnya kena dia."
"Pingsan?" tanya nyokap panik yg gue jawab dengan anggukan
"Kamu tuh gimana sih, Vin? Minta maaf sekarang!"
"Iya"
"SEKARANG!"
Gue berjalan menuju kamar dan buka lockscreen smartphone gue.
'Tuuuuutt.. Tuuuuuutt.' panggilan gue masuk ke hpnya. Semoga diangkat. Ayo dong Chels!!
"Hem?" sapa Chelsea yg gue tau banget dia baru bangun tidur
"Chels buka pintu balkon pliiiiiiiiiisss" mohon gue dengan muka melas. Ya biar dia terbujuk dengan akting gue. Walau gak ngaruh juga sih
"Ini siapa?"
"Ini sahabatmu tercinta yakni Davin. Keluar ya? Pliiiiiiisss"
'Tuuut tut tut tut'
Argh kentut kali!! Masa dimatiin gitu aja?! Gak bisa kayak gini. Gue harus susun strategi biar bisa minta maaf sama dia. Tapi gimana caranya?
Rama. Oh gak mungkin gue minta tolong dia! Tadi siang kan gue adu jotos sama doiii!! Gak mungkin dia mau bantu. Ah bingung kan lo vin!
GUE PUNYA IDE!
__________
chelseaPOV
Dering dari smartphone membuatku terbangun.
"Hem?" sapaku yg masih setengah ngantuk dan menghiraukan siapa yg menelpon
"Chels buka pintu balkon pliiiiiiiiiisss" deh, aneh. Ini siapa sih? Kok main suruh-suruh aku aja?
"Ini siapa?" tanyaku spontan
"Ini sahabatmu tercinta yakni Davin. Keluar ya? Pliiiiiiisss" Davin?! Mataku membulat dan segera memutuskan sambungan telepon
KAMU SEDANG MEMBACA
Sewindu...
Novela JuvenilCinta pada sahabat memang gila! Tapi realitas membuat cinta ini nyata dihadapan banyak orang. Juga mematahkan hati korbannya. Korbannya? Apa aku salah satu korbannya? Tunggu. Aku cinta sahabatku? Maka aku harus bersiap-siap mematahkan hati ku sendir...