"Kita perlu gak sih ikut bimbel?" Kiran bertanya
Davin, Rama, Adit dan Chelsea terlihat berpikir. Terlihat mereka semua mengerutkan keningnya.
"Kayaknya kita udah ketinggalan deh. Udah tengah semester." Cetus Rama yg dibalas anggukan oleh sekelilingnya. Chelsea melanjutkan memakan bekalnya.
"Ada pendalaman materi kok dari sekolah. Kita juga bisa belajar bareng kalo mau." Jawab Adit menggampangkan
"Tapi emang ke kejar buat ke Universitas? Ikut bimbel aja yuk!" Davin mulai ragu akan pendapat teman-temannya. Dia ingin masuk ke universitas yg bagus, dan dia ingin yg terbaik untuk masa depannya.
"Gimana Chels? Bareng yuk! Ke kejarlah pasti. Ini kan masih tengah semester." Kiran bernegosiasi ke Chelsea, tapi yg ditanya diam saja dan masih melanjutkan kegiatan mengunyahnya.
"Woy!" Tegur Kiran
"Masa iya kita udah mau lulus?" Tanya Chelsea linglung, ia segera meneguk air putih dalam botol hijaunya
"Hellow? Kita kelas dua belas sekarang. Lalu dalam hitungan bulan UN udeh depan mata. Dan sekarang lo bertanya kayak gitu?" Kiran tak percaya akan apa yg Chelsea pertanyakan. Sungguh dia bertanya seperti ini? Tak masuk akal!
"Yaudah ikut bimbel deh." putus Chelsea
"Satu bimbel aja yuk biar rame." Ajak Rama
"Gue sih ngikut Chelsea." Jawab Davin cuek dan membuang muka ketika Rama menoleh kearahnya
"Bebas." Chelsea merapihkan bekalnya
"Gue cari bimbel lain deh. Rumah gue kan jauh dari kalian yg tetanggaan gitu. Gue kantin dulu yak." Adit memutuskan pergi dari meja dimana mereka berkumpul
"Yaudah ber-empat ayok! Biar pinter elah, masuk jadi mahasiswa di universitas fav deh. Pasti seru." Kiran mengkhayal lagi, dia senyum-senyum dan matanya menghadap keatas
Davin bangkit dari duduknya dan menepuk jidat Kiran dengan keras.
"Argh!"
"Masuk universitas susah! Jangan ngayal itu gampang!" Davin menasihati
"Iya?" Tanya Kiran, Davin menganggukan kepalanya
"Bodo amat!" Jawab Kiran kesel
"Amat aja gak bodo." Davin melet, membuat Kiran darah tinggi dan bersiap mencubit
"Lo mau univ mana Chels?" Tanya Rama ke Chelsea, membuat Davin menoleh dan memperhatikan mereka berdua. Ia memandang Rama tak suka.
"Ng.. paling yg deket aja sih. Sekitaran Jakarta atau Depok. Gue gak terlalu ngejer juga sih, belum ada planning ke depan soalnya."
"Awas ya lo, jangan ikut-ikut Chelsea dia di univ mana!" Kata Davin
"Lah kenapa?" Chelsea bertanya
"Sirik dia kalo gue ngikutin lo." Jawab Rama
"Nggak lah gila! Mana ada yg mau iri sama lo?!" Davin sewot. Pikirannya melayang, bertanya ada apa dengan dirinya yg akhir-akhir ini emosi dengan Rama. Apalagi kalo Rama sudah dekat-dekat Chelsea. Ia benar-benar takut Chelsea-nya direbut oleh Rama. Apa hanya itu saja? Ya itu saja, logikanya menjawab.
"Permisi?"
Chelsea menoleh ke arah pintu, menemukan sosok perempuan berambut lurus jatuh berwarna hitam sebahu lebih dan berpakaian seragam agak kebesaran serta berkulit kuning langsat dengan senyum lebar yg manis."Apa ini kelasnya kak Davin? Davin Andreano?" tanyanya lagi
"Iya. Kenapa nyari Davin? Itu orangnya" kata Chelsea sambil menunjuk Davin

KAMU SEDANG MEMBACA
Sewindu...
Teen FictionCinta pada sahabat memang gila! Tapi realitas membuat cinta ini nyata dihadapan banyak orang. Juga mematahkan hati korbannya. Korbannya? Apa aku salah satu korbannya? Tunggu. Aku cinta sahabatku? Maka aku harus bersiap-siap mematahkan hati ku sendir...