Bab 39 - "Gue suka sama Lo"

167 12 1
                                    

Berulang kali Kiran bilang,
"Rama suka sama lo."

Otakku berpikir berkali-kali, melayang pada ingatan saat bersama Rama. Mencari-cari bagaimana Davin dan Kiran bisa berkata bahwa Rama suka padaku. Nihil.

Entah aku yg terlampau bodoh atau mereka yg terlampau pintar, persetan dengan ini semua. Mungkin aku perlu bertanya langsung sama Rama.

"Ram, gue denger lo lagi suka cewek?" Rama terlihat bingung dengan pertanyaanku. Oh ayolah, bolehkan kita mengobrol saat sedang belajar bersama? Cafè terlihat sepi hari ini, bolehkah kita bersantai sebentar?

"Eng.. gue lagi mecahin soal. Simpen aja dulu pertanyaan lo." Dia kembali mencorat-coret buku tulis dengan pulpen pink neon milikku

Bodoh. Harusnya aku tidak tanya seperti ini! Terlalu pada poinnya!
Tapi biarlah. Aku sudah penasaran dibuatnya.

"Ram gue serius."

"Ya, gue juga serius. Lo gak liat soal yg lo buat? Susah tau nggak?!"

"Ram lo tinggal jawab."
Dia masih diam, berkutat pada buku tulis dihadapannya

"Ram?" tegurku karena dia lama menjawab

"Ya. Gue suka sama seseorang."
Deg. Aku semakin penasaran, seseorang mana yg dia maksud?

"Orangnya kayak gimana?" Dia melihat kearahku, menimbang-nimbang apakah akan menjawab pertanyaanku

"Orangnya kayak manusia."
Sial. Padahal tadi tampangnya sudah serius!

"Bukan. Maksud gue, tinggi kah? Putih kah? Kelas berapa kah? Atau apa?"

"Kalo udah tau, lo mau apa?" Pulpennya ia taruh diatas buku tulis. Kedua tangannya menopang dagunya, mengunciku dengan tatapannya

"Ya gue jadi.. jadi.. apa ya? Jadi.. Jadi gak kepo lagi! Iya gak kepo." Aku menyengir

Rama mulai menatapku curiga.
"Gue suka sama lo."

Deg. Tuhan, tolong jangan cabut nyawaku sekarang.
-------------------------

davinPOV

Bel pulang sekolah bunyi. Gue langsung ambil kotak makan berwarna pink dari bawah kolong meja. Gue berniat ke ips satu, mengembalikan kotak makan ini ke pemiliknya.

Karena takut anaknya udah balik, gue berlari tanpa menghiraukan panggilan Chelsea.

Sampe di depan ips satu, gue melongok ke dalem kelasnya. Pak Bowo, selaku guru ips, masih berada di dalam kelas. Gue denger pak Bowo meminta ketua kelas menyiapkan kelas untuk pulang kerumah masing-masing.

Satu per satu murid keluar, tapi gue belum nemuin dia. Gue yakin gue masih hapal mukanya.

"Kak Davin ya?" Gue melirik ke kanan, kayaknya bukan dia deh.

"Ini sepuluh ips satu kan ya?"tanya gue ke anak yg bername tag Sinta.

"Iya. Kakak nyari Dian ya? Masuk aja. Dia lagi piket."

"Oh. Oke, thanks."

Gue memutuskan untuk masuk dan bener aja, Dian lagi menyapu kelas.

"Dian?"
Dia menengok dan tersenyum lebar ketika gue melambaikan tangan, memintanya untuk mendekat

"Kenapa kak?"

"Gue mau balikkin kotak makan lo. Enak kuenya. Gue terima kasih banget."

"Iya. Santai kak. Kotaknya mau kakak simpen bertahun-tahun juga nggak apa-apa kok."

"Ya jangan gitu lah." Kata gue gak enak

"Boleh nanya gak kak?"
Gue mengangguk. Kantin udah sepi, jelas karena ini udah jam pulang sekolah. Dan gue sengaja ajak Dian kesini biar bisa ngobrol aja sebenernya

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang