Bab 50 - Pelarian?

191 16 3
                                    

Berbulan-bulan lewat namun tak ada yg berubah dari Davin, Chelsea. Keduanya tetap bungkam seakan ada batasan tak kasat mata dan membuat mereka tak mau menyingkirkan batasan itu. Teman-teman mereka mulai menerka-nerka apa yg sebenarnya telah terjadi, permasalahan dahsyat apa yg membuat keduanya diam tak bersuara.

Geng-geng perempuan juga mulai berspekulasi mengenai renggangnya hubungan mereka, padahal sebentar lagi masa-masa mereka di sekolah sudah tak lama.

Spekulasi-spekulasi salah mulai mencuat dan didukung oleh kedekatan Chelsea dengan Rama. Akhir-akhir ini mereka semakin dekat dan membuat teman-temannya mulai menggoda mereka.

'Cinta yg telat' katanya. Namun keduanya tetap acuh dan bercanda saja.

"Ini yg nomor 3 gimana deh?" Rama menyodorkan buku tulis matematikanya kearah Chelsea yg sedang menikmati bekalnya

"Tanya bimbel lo." Jawabnya acuh

"Sadiiiiss!! Tinggal jawab aja gak mau. Kikir." Goda Rama

"Apaan sih? Gue lagi makan. Jangan berisik."

Davin menatap dari kejauhan sebelum akhirnya jengah sendiri dan memutuskan untuk ke kantin. Davin benar-benar tak tahan, emosinya memuncak.

Rama sadar akan hal itu, namun ia mengacuhkan. Peduli apa dia dengan urusan Davin? Lebih baik ia peduli dengan urusannya sendiri.

"Chels," Rama memanggil pelan sambil melihat sekita kelas yg mulai sepi

"Hm?"

"Gue ke kantin bentar ya. Lo disini aja."

"Yaudah sana."

Rama segera bangkit dari tempatnya dan mendekatkan bibirnya di telinga Chelsea,

"Btw gue suka sama lo." Rama mencium singkat pipi Chelsea, membuatnya terkejut namun tetap diam, kaku.

Rama cekikikan sambil berjalan keluar kelas, menarik oksigen banyak-banyak untuk menghilangkan panas di wajahnya yg mulai memerah meski tidak terlihat. Ia berusaha menenangkan debaran jantungnya. Dia gak menyangka bisa se nekat tadi!

Chelsea hanya diam di tempat. Debaran itu... sama. Seperti yg ia rasakan pada Davin. Apa mungkin ia jatuh cinta lagi? Semudah itu? Ia menggeleng kuat-kuat.

"Kenapa lo?" Kiran bertanya sambil menutup botol fruit teanya.

"Hah? Nggak. Nggak kenapa-kenapa Ki."

"Bohong aja terus sampe nilai UN lo ntar bohongan juga." Kiran menyinyir

"Enak aja lo! Ucapan itu doa tau Ki! Asal jeplak banget si." Kata Chelsea kesal

"Makanya..."

"Iya nanti gue cerita. Gak sekarang." Jawab Chelsea cepat

"Sip. Good. Sahabat yg pintar."
------------------
kiranPOV

Jadi hari ini gue sama Chelsea jalan ke mall yg gak jauh dari sekolah. Gak jauh juga sih, mungkin cukup jauh dari sekolah. Chelsea emang awalnya nolak dengan alasan ia perlu belajar untuk mendapat nilai bagus di Ujian nanti.

Sayangnya, gue pembujuk yg handal. Disinilah Chelsea.

Dari awal, gue curiga. Ada sesuatu di mata Rama yg belakangan gue tau kalo dia emang suka sama sahabat gue. Dan sekarang dengan hubungan Chelsea yg renggang sama Davin, gue merasa Rama mulai mengambil kesempatan buat deket lagi sama Chelsea.

Gue cuma tau kalo Chelsea emang udah jatuhin hatinya buat Davin. Tapi Rama? Gue harus tanya dia.

"Jadi, kenapa tadi lo geleng-geleng?" Gue buka suara saat kita udah duduk di salah satu restoran yg didominasi warna ungu

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang