Bab 58 - Menikah

181 15 1
                                    

setelah sepakat untuk mengucapkan ikrar sehidup semati, malam ini juga resepsi segera diselenggarakan. acaranya cukup sederhana, namun tetap berkesan mewah.

para tamu mulai berdatangan, mengisi ballroom hotel yg cukup besar. hidangan sudah rapih terpampang. kue-kue juga sudah nampak dipersiapkan dengan baik, tak ketinggalan dengan soft drink yg juga terisi penuh.

sang mempelai pria, Rama, sedang membetulkan letak dasi kupu-kupu di lehernya. sedangkan si mempelai perempuan, Chelsea, sudah nampak cantik dan siap menuju ballroom.

"udah ganteng. gak perlu ngaca terus." ucap Chelsea dengan nada guyonan dan tersenyum jahil

"aku mau liat muka aku lah! bangga karena muka yg ku liat di cermin udah berhasil dan sah jadi suami untuk perempuan yg istimewa." Rama jawab dengan bangga.

"agak males sih dengernya. semacam norak gitu. but, i'm very happy Ram. thanks." Chelsea tersenyum bahagia, ia tak dapat menahan haru ketika terus menyadari bahwa Rama telah menjadi suaminya. pria yg berhasil buat dia banting setir hatinya dari Davin.

Rama berjalan mendekat menghampiri. matanya menelusuri Chelsea dari ujung kepala sampai ujung kaki. yg dilihati hanya menatap datar kearah Rama.

"Cantik." puji Rama tanpa perlu basa-basi. Chelsea agak tersipu, lalu ia memilih untuk menundukkan kepalanya. segera Rama tahan, lalu ia maju perlahan, mendekatkan wajahnya pada wajah sang istri. Ia mengecup pelan bibir Chelsea, membuat Cheksea sempat terdiam sebentar.

"yuk, ke acara kita."

di sinilah mereka, diatas altar. berusaha tetap tersenyum sambil bersalam-salaman, berharap barisan antri segera habis.

Davin hadir pada hari ini. lidahnya kelu, bahkan kakinya sudah menolak untuk melangkah menuju altar dan menyalami kedua pasangan yg sudah sah itu. hatinya begitu pedih. namun, ia tetap memaksakan langkah untuk menyalami keduanya.

"selamat brother. Jaga baik-baik ya. Wanita yg satu ini spesial soalnya." ucap Davin sambil menyalami Rama dan menampilkan senyum terbaiknya.

"Ok. Gue selalu jaga dia kok. Thanks" balas Rama sambil menepuk pundak Davin

langkah Davin bergeser kearah Chelsea. Chelsea agak enggan menatap muka Davin, teringat 'peristiwa ciuman' yg membuat Chelsea merasa menyesal karena membiarkan sahabatnya menciumnya tepat di bibir.

namun Davin tak menggubris Chelsea yg menunjukkan rasa enggan di depannya. ia memajukan tubuhnya dan merengkuh Chelsea dalam dekapan. hawa dingin dalam ruangan tak lagi Chelsea rasakan, dekapan Davin membuatnya hangat.

"Take care, Chels. Selamat menempuh hidup baru untuk sahabat gue yg paling juara." Davin mencium pipi Chelsea kanan dan kiri. Chelsea balas dengan senyuman hangat.

Davin segera turun dari altar dan menuju luar ruangan. tepat lift terbuka, ia masuk dan turun menuju lobby. kakinya melangkah keluar hotel dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. ia berupaya meredakan sesak yg menelusup ke dada. namun, upayanya tetap gagal. nafasnya tetap sesak.

tubuhnya terduduk di tangga. nafsu makannya hilang, tak ingin menyantap makanan yg sudah disediakan. maka itu ia memilih keluar dari gedung ini.

Davin tau betul Chelsea bahagia. Rama juga. Keduanya begitu serasi dan kompak. aura mereka begitu berbahagia.

tak terasa, air mata Davin mulai tergenang dan jatuh. ia menundukkan wajahnya. pikirnya melayang memutar masa lalu nya yg indah bersama sahabatnya. sesal mulai muncul perlahan, bertanya dalam hati

'mengapa tak memiliki Chelsea lebih dahulu?'

__________________________________________

Astagaaaaaaaa!! akhirnya kelar untuk buat part terakhir. semoga kalian gak kecewa hehehe. baru aja sempet buka si oranye ini setelah berbulan-bulan harus fokus sekolah dan sekarang saya menuju ujian nasional. doakan supaya sukses guys!! ditunggu responya eaaa.

BIG TRIMS!!

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang