Bab 57 - Berani

134 9 0
                                    

Siang ini Davin sudah rapih dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ia mengenakan kaos putih polos, dipadukan dengan jeansnya yg berwarna biru langit memudar. 

Ini hari Sabtu, hari ia libur bekerja. Sudah sekitar dua minggu ia memikirkan banyak hal yg membuatnya mumet. Ia ingin jujur pada dirinya sendiri. Mungkin sekarang sudah telat, namun ia harus jujur sekarang.

'siapa tau keadaan berubah kan?' pikirnya.

Setelah mengenakan sepatu ketsnya, ia berjalan membuka pagar dan berjalan beberapa langkah menuju rumah disamping rumahnya. Dengan napas kasar, ia memastikan niat untuk mengajak Chelsea jalan.

"Siang." Sapa Davin dari depan pintu masuk

"Iya, masuk." Ajak tante Rahel, mama Chelsea.

"Jadi, mau ajak Chelsea kemana nih?" Tanyanya pada Davin.

"Belum tau sih, nte. Niatnya mau baikkan dulu sama dia. Udah lama kita berantem, gak ada ending gitu." Jawab Davin sambil nyengir

"Yaampun, makanya jangan berantem lama-lama ah. Jadi gak enak gini kan? Tante panggil dia dulu ya, vin."

Davin mengangguk dan duduk di sofa. Ia mengamati foto-foto yg terpajang di dinding ruang tamu itu. Sudah lama ia tak kesini. Banyak hal yg sudah berlalu. Tak lama kemudian, Chelsea dan Tante Rahel sudah turun dari tangga.

Davin membeku, matanya menatap langsung kearah Chelsea yg juga membeku di tempat.

"Ayo tuh samperin. Mama ke dapur dulu ya. Vin, tante ke dapur ya?" Permisi tante Rahel pada Davin yg dibalas dengan anggukan

Setelah tante Rahel ke dapur, tidak ada yg bergerak antara Davin dan Chelsea. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, bingung dengan apa yg harus dilakukan.

Akhirnya Davin memecah keheningan,

"Hei, apa kabar?" Sapanya sambil senyum, berjalan pelan menghampiri.

"Fine. Ada apa kesini?" Tanya Chelsea tanpa meninggalkan tempat ia berdiri

"Gue mau minta maaf. Soal dulu." Davin mengulurkan tangan kanannya sambil menampilkan senyum memohon. Chelsea agak ragu sebelum akhirnya menjabat tangan sahabatnya itu.

"Mau jalan gak?" Tanya Davin spontan

"Hah?" Chelsea mengerutkan keningnya, sedikit terkejut

"Iya, jalan. Ke mall? Atau ke tempat lain juga boleh." Davin berusaha untuk pede

"Berdua?" Tanya Chelsea dengan dahi terangkat

"Iya. Jalan biasa aja, kayak dulu SMA."

"Gue..."

"Gue gak akan ngapa-ngapain. Jangan khawatir." Potong Davin cepat.

"Oke. Gue siap-siap dulu."

Chelsea berbalik dan menaikki anak tangga satu per satu dengan santai. Ia cukup heran dengan Davin. Memang ia sempat ingin menolak ajakan Davin, tak enak bila calon suaminya tau ia jalan bersama pria lain. Tapi Chelsea bijaksana, ia akan jaga dirinya dari Davin. Pria yg sempat menjadi nomor satu dihatinya namun tergantikan oleh pria yg selalu ada. Pria yg akan menjadi suaminya nanti.

Tak ingin repot, Chelsea hanya menggunakan celana jeans panjang dengan t-shirt crop tee berwarna kuning cerah dengan motif bunga-bunga yg lucu. Ditambah sepatu converse yg setia menemaninya dari jaman SMA hingga sekarang.

"Berangkat sekarang?" Chelsea menginterupsi Davin yg sedang melihat-lihat foto di dinding.

Davin segera menghentikan kegiatannya dan menghadap Chelsea. Ia cukup terpana dan terdiam sebentar sebelum akhirnya memberi jawaban,

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang