Bab 14 - Still the Same

498 28 2
                                    

Setiap hari, kegiatanku selalu berulang-ulang. Bangun tidur saat sudah pagi, mandi, sarapan, ke sekolah, membakar diri melihat Davin dan pacarnya, menjadi mentor Rama, dan ini membuatku bosan.

Sekarang aku telah menemukan titik jenuh dalam bersekolah. Aku lelah, ditambah kecemburuan yg gak jelas ini.

Berulang kali aku menghindar dari Davin, namun dia terus kembali dan bercanda ria denganku seperti tidak ada yg terjadi.

Aku benar-benar lelah menjadi orang yg bermuka dua. Di depan Davin aku sangat baik, ketika di belakangnya aku pasti ngedumel tentangnya. Ini membuatku gila. Benar-benar gila.

Namun aku bersyukur karena adanya Rama. Setidaknya ia bisa menggantikan Davin secara fisik, tapi tidak dalam hatiku.

Aku yakin, mencintai laki-laki yg sudah jadian dengan perempuan lain tidaklah salah. Benar gak sih?

Sekuat-kuatnya aku, pasti akan rapuh juga. Aku bukan manusia super.

Dan didepanku sekarang ada Rama yg sedang belajar. Hah berapa lama ia akan mengerjakan soal mtk ini? Mata pelajaran yg lain ia sangat jago. Tapi kenapa mtknya sangat buruk? Ini aneh

"Eh chels, lo basket kan ya?"

"Iya. Tapi sering bolos. Capek" jawabku santai sambil memainkan game di Z1 milik Rama

"Pantes ya gue gak liat lo latihan. Dasar cewek males. By the way, Mutia anak basket juga loh"

"Masalahnya buat gue?" Kenapa harus bahas dia coba?!?! moodbreaker ihh

"Ya gak ada sih. Ngasih tau aja. Tapi, kata anak-anak cowok di basket si mutia tuh kayak playgirl gitu. Dia suka ganti-ganti pacar. Gue cuma mau bilang gitu"

Aha, aku mulai tertarik sama topik ini

"Serius lo Ram? Emang dia anak famous yak?"

"Ah elo famous aja kagak tau.. gimana mutia. Dia bener-bener dikenal satu sekolahan woyy. Lo kemana aja deh chels ckck"

Ohh begitu, anak famous rupanya. Jadi tipe-nya Davin yg model mutia gitu. Oke, aku jabanin sampe Arab Saudi!

"Woyy ini nomor satu gimana?"

"Hah lo baru nomor satu daritadi?! Aaaaarrghh" aku bangkit dan tiduran di kasurku. Sesaat Rama bisa jadi moodbooster, tapi bisa juga jadi moodbreaker ihh..

"Oyy.. gue laporin bu arneli nih"

"Iihhh maennya anceman ah.."

Akhirnya aku bangkit dari tempat tidur, dan mengajarkan si Rama dongdong ini. Tugas mentorku pun selesai pada pukul lima sore.

Aku mandi, makan malam sama papa mama tercinta, nonton tv, nyiapin tugas buat besok dan beristirahat dalam kamarku yg super nyaman dengan cat berwarna biru yg sangat menenangkan.

Aku tiduran dalam diam sambil menatap foto-foto yg kugantung dengan tali kasur dari dinding ke dinding. Ada foto aku dan Davin yg masih kecil, saat bermain sepeda, berenang, saat kita mos di masa smp, mos sma, makan es krim bersama keluarga, kita berdua melet bersama dan masih banyak lagi.

Davin masih sama dari dulu sampai sekarang. Yang beda adalah keadaannya. Keadaan dimana dia udah bersama perempuan lain dan aku masih mencintainya.

Hah, sebenarnya aku lelah hidup dalam percintaan seperti ini. Terlalu rumit dan tak bisa kupahami lewat akal sehatku.

"Chels? Udah tidur?"

Pintu balkonku terketuk. Davin. 'Duh vin, kenapa sih lo selalu muncul ketika gue lagi galau tentang lo?' Pikirku dalam hati dan pikiran

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang