Bab 51 - Tak Berubah

188 12 0
                                    

Ujian Nasional baru saja selesai. Murid-murid mulai bisa bernapas lega sebelum pengumuman kelulusan diselenggarakan.

Davin melangkah pasti keluar ruangan. Chelsea hanya bisa tersenyum miris, tidak menyangka semuanya tetap seperti ini. Gak ada yg berubah sedikit pun.

Akhirnya dengan perasaan yg tak tergambar, kakinya melangkah keluar menuju ruangan Kiran.

"Cheeeeellsss!! Akhirnya kelar juga Ujiannya!!" Kiran memeluk erat teman semeja tiga tahunnya itu yg dibalas pasrah

"Iya ya ampun. Norak banget sih lo." Chelsea memutar bola matanya

"Ram gimana tadi? Sukses gak?" Tanya Kiran setelah Rama menghampiri mereka

"Yap. Nilai gue pasti bagus." Rama mengatakan dengan jelas dan yakin, dia tau usahanya belajar mati-matian bareng Chelsea akan berbuah manis nanti.

"Jadi gimana? Kita jalan?" Kiran bertanya semangat

"Gue kayaknya mau pulang aja deh, Ki. Lagi gak mood banget." Kiran mengerang kesal karena Chelsea yg sedang mencari alasan supaya tidak ikut refreshing.

"Ih kan lo janji Chels! Lo saksinya kan Ram?"

"Yaudah ayo jalan." Jawab Chelsea pasrah.

--------------

Disinilah Chelsea. Di dalam trolly yg didorong Rama. Akibat kekalahan dari sekedar lomba memasukan botol plastik ke dalam tempat sampah yg ada di mall. Mukanya terus menekuk.

"Makanya jangan sok jago." Rama menjulurkan lidah kearah Chelsea yg dibalas dengan mata menyipit

'How cute she is!!' Teriak Rama dalam hati. Ingin rasanya dia mencubit pipi perempuan dalam trolly ini. Tapi niatnya ia urungkan mengingat ada Kiran di sampingnya.

"Eh ini sarden yg nyokap gue maksud yg mana deh?" Tanya Kiran yg berbelanja pesanan sang ibunda

"Itu elah Ki. Bolot sih padahal nyokap lo udah teriak." Jawab Chelsea kesal

"Eh yg kalah diem aja ya!" Kiran menyeringai, Chelsea semakin menekukan wajahnya

"Ambilin kek, Ram. Udah tau gue pendek." Protes Kiran sambil ngedumel kearah Rama

"Biarin aja.. dia kan punya tangan kaki, bisa ambil sendiri lah!"

"Kalo kalah diem aja!" Jawab Rama dan Kiran berbarengan disertai seringaian, yg mau tak mau membuat Chelsea semakin kesal. Malu juga karena harus keliling dengan berada dalam trolly ini.

"Ki, abis belanja ke shirokuma kek. Gue pengen es krim." Rengek Chelsea

"Udah kalah, banyak request lagi." Sindir Kiran sengaja. Rama hanya terkekeh, menertawakan nasib Chelsea yg dibuat Kiran.

"Yaudah sih. Pelit amat lo jadi temen. Gue udah kayak apaan tau di dalem sini. Pada ngeliatin. Kan malu." Chelsea menunduk, menghindar dari tatapan orang di sekeliling.

--------------
chelseaPOV

Setelah selesai belanja, kita bertiga segera menuju ke Shirokuma. Tentu saja aku masih di dalam trolly, mengingat perjanjiannya selesai apabila kita memutuskan untuk pulang dari mall ini.

Menyebalkan. Aku harus menahan rasa malu, melatih mental ku untuk bersikap seolah tidak terjadi apa-apa walaupun tatapan di sekitarku memaksa untuk berpikir bahwa ini adalah salah satu bencana yg mempermalukan diriku sendiri.

Masih terdiam dalam trolly, Rama terus mendorong trolly sambil mengobrol seru dengan Kiranti. Mengacangkan aku yg duduk dengan sempit karena harus berbagi tempat dengan belanjaan Kiran atau yg bisa disebut: belanjaan mama Kiran. Ohh, terima kasih untuk mama Kiran yg menambah kesusahanku saat ini.

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang