Bab 10 - Pernyataan Cinta

416 32 0
                                    

Davin tepat berada di depan Mutia yg cantik dan anggun dengan dress putih yg melekat sempurna. Sederhana namun klasik. Mereka asik mengobrol ria sambil menunggu makanan pesanan mereka terhidangkan.

Longkap 3 bangku, chelsea duduk di belakang mereka. Chelsea hanya memesan iced vanilla latte dan tak niat untuk meminumnya. Ia hanya mengaduk minumannya sambil meratap ke depan, melihat sang cinta pertamanya bersama wanita lain. Ia bertanya-tanya dalam hati,

'Kenapa aku harus jatuh hati padanya? Tidak adakah pria lain yg bisa ku cintai tanpa menyakiti hatiku? Aku terlalu cinta sehingga tidak rela ia bersama wanita lain...'

Chelsea mengeluarkan smartphonenya dan menelpon Rama, sohib barunya.

"Hallo? Ada apa chels??"

"Ram, lagi ada kegiatan gak?"

"Nggak. Cuma lagi main gitar aja di kamar."

"Gue lagi di pasta resto nih"

"Sama siapa lo?"

"Tadi berangkat sih sama Davin. Sekarang duduk sendiri"

"Lah kok?" Rama mengernyit bingung dan menaruh gitarnya perlahan

"Ya gitu.. Davin lagi mau nembak gebetannya. Dia minta gue ikut buat nyemangatin dia. Temenin gue dong kalo gak sibuk.. ya ya? Please"

"Ya ampun chels?! Kenapa lo mau?! Lo kayak gali kuburan sendiri tau gak?! Masa mau bikin hati lo nyesek sendiri?! Ck.. tunggu gue disitu"

Rama langsung menyambar jaket dan helmnya. Ia memperhitungkan bahwa ia akan sampai 10 karena letak resto tersebut tidaklah jauh dari komplek rumahnya.

10 menit kemudian Rama benar-benar sampai. Ia langsung masuk dan mencari Chelsea. Setelah menemukannya, Rama segera berlari dan duduk di sebelah chelsea yg sekarang meletakkan wajahnya di meja dengan tangan bertumpu.

"Chels?"

Chelsea mengangkat wajahnya. Rama terkaget, muka chelsea penuh dengan air mata. Sembab. Chelsea terlihat sangaaaaatt....... menyedihkan.

"Ramaaaaa!!" Chelsea mulai merengek sambil terisak. Suaranya begitu memilukan sehingga hati Rama ikut merasakan pedihnya hati chelsea. Rama begitu kesal terhadap Davin karena telah menyakiti wanita yg dicintainya. Tunggu, apa? Gue gak mungkin cinta chelsea pikirnya dalam hati..

"Udah jangan nangis chels"

"Sakit Ram! Sakit banget!" Chelsea memeluk Rama erat. Ia butuh penopang hidup. Ia butuh orang yg bisa ikut menanggung bebannya.

Flashback

Chelsea sibuk memainkan ponselnya sambil menunggu Rama yg akan datang. Namun, kesibukkannya teralihkan saat Davin berbicara di atas panggung milik pasta resto.

"Malam buat para pengunjung. Malam ini adalah malam yg istimewa bagi saya karena bisa makan malam bersama seorang bidadari cantik yg manis. Dia ada di ujung sana" Chelsea mengikuti arah tangan Davin. Mutia.

"Jadi, malam ini saya akan membawakan 1 lagu khusus buat dia. Dan buat Mutia, tolong dengarkan lagu ini baik-baik karena lagu ini menggambarkan perasaan gue"

Chelsea masih menatap ke panggung dengan hati yg perih.

"Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan selalu memujamu

Di setiap langkahku
Ku kan selalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu

Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa

Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku lengkapi diriku
Ohh sayangku kau begitu

Sempurna..."

Davin berjalan perlahan ke meja dimana Ia dan Mutia duduk, sambil membawa setangkai mawar merah. Chelsea terus mengikuti arah davin melangkah. Jujur, sebenarnya chelsea ingin menangis sekarang juga. Namun ia menahannya sekuat mati.

"Mutia, gue bukan cowok yg sempurna. Gue cowok yg bandel, jail, suka bikin orang greget dan masih banyak lagi. Makanya gue butuh lo, biar gue sempurna. Biar kita sempurna. Lo mau jadi pacar gue?"

"Ya"

Mereka berpelukan. Sorak sorai penonton mulai menggema diseluruh ruangan. Semuanya berbahagia. Kecuali...

Tes.. chelsea menunduk lemah. Ia pikir ia masih punya harapan. Ternyata tidak. Ia sama sekali tidak mempunyai harapan untuk berada dalam hati seorang Davin Andreano

End Flashback

"Gue ada disini buat lo dan karena lo minta bantuan gue, gue siap sedia sekarang. Udah jangan nangis lagi."

"Sakit Ram. Sakit" chelsea memukul dadanya untuk meredakan nyeri di hatinya. Sakit batin dan hati pun dirasakannya saat ini.

"Yaudah. Ayo kita pulang ya"

Rama menuntun chelsea untuk ke parkiran dan membawanya pulang ke rumah. Setelah sampai dirumah, chelsea masih menangis. Matanya mulai sembab dan air mata ada dimana-mana.

"Jadi rencana lo apa?"

"Rencana apa?" Tanya chelsea datar sambil meminum air hangat yg diberikan oleh Rama

"Gue gak pengen liat lo nangis kayak gini. Sedih tau. Lo gak mau move on apa?"

"Move on?" Tanya chelsea penuh keraguan

"Yap.. move on. Masa lo masih ngarepin dia yg udah jadian ama cewek lain? Life must go on chels"

"Gak bisa. Gue... gue udah sayang sama dia! Sewindu Ram!! 8 tahun gue temenan sama dia!! 8 tahun gue main bareng, sekolah bareng, rumah sampingan! Ini gak semudah yg lo pikir!!"

Rama terdiam. Chelsea benar. 8 tahun bukanlah waktu yg singkat, dan pastinya susah untuk dilupakan.

"Chels, gue bisa bantu lo move on. Gue ada di samping lo selalu" rama memeluk chelsea. Ia ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih pantas bersama chelsea. Entah mengapa Rama merasa ada yg aneh sewaktu berada dekat chelsea. Ia memang belum pernah merasakan yg namanya jatuh cinta. Tapi...

'Apa iya gue jatuh cinta sama Chelsea?'

____________________

Bab 10 capcuuuuyss!! Gue buat ini pas lagi TO tingkat kota Depok, bandel banget emang. Cuma biarin lah wkwk.. btw vomment ditunggu!! Ayo rekomendasiin cerita ini ke temen2 kalian yg wattpaddicted!! *ahayy promosi* terima kasih ya karena udah TIDAK menjadi silent reader :)

~shyerenmgtha~

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang