Bab 26 - Accident

395 36 3
                                    

Pagi hari ku terus mandi. Tidak lupa menggosok gigi. Habis mandi kutolong ibu, membersihkan tempat tidurku.

Gak deh boong.
Pagi ini aku kesiangan lantaran mempersiapkan bukti-bukti perselingkuhan Muthia dengan Bintang.

Sesampainya di sekolah, aku langsung menuju kelas Bintang di XI MIA 3.

"Permisi, ada Bintang?" tanyaku pada salah satu penghuni kelas ini. Orang yg kucari pun keluar.

"Ada apa Chelsea? Udah lama kita gak ngobrol" sapanya sambil nyengir tanpa dosa.

"Bibin, mau kepo bentar boleh?" tanyaku dengan menyebut panggilan yg diberikan teman-teman saat kami duduk di kelas sepuluh.

"Ohh yaudah. Kepo-in gue aja" sahutnya santai

"Tapi gak disini"

"Yaudah mau dimana?"

Aku menarik tangan Bintang dan menuruni anak tangga, menuju ke gudang olahraga.

"Gue kemarin liat lo jalan sama Muthia. Dan kalian akrab banget. Sebenernya kalian ada hubungan apa sih?" tanyaku agak takut. Namun Bintang tertawa dengan keras dan geli.

"Astagaaaa!! Lo mau ngungkapin perasaan lo ke gue? Ya ampun Chels. Sampe cemburu gitu lo sama Muthia hahahaha"

What? Over Pede tingkat dewa, Mas!

"Ck gak usah pede overload gitu bang. Gue nanya serius nih"

"Hmm... Gue pacaran sama Muthia. Emang kenapa?"

"Tapi dia kan udah jadian sama Davin?!" kataku mulai nge-gas

"Yaelah Davin. Mending lo tanya sendiri sama Muthia" katanya seraya beranjak pergi, namun segera kutarik tangannya.

"Jelasin sekarang!"

"Chels, mending lo tanya ke Muthia langsung. Gue gak ikut campur sama urusan Davin. Okay?"

"Tinggal jelasin kan? Kayaknya susah banget sih Bin" tutur ku mulai kesal

"Tanya aja langsung Muthia"

"Tadi katanya lo mau gue kepo-in"

"Gak jadi kalo gitu"
Sumpah rese abis si Bintang.

"Gue gak punya hubungan pertemanan yg baik sama Muthia. Makanya gue gak mungkin nanya langsung"

"Ya... Kalo gitu derita lo" Bintang berjalan pergi. Karena kesal, aku langsung mengeluarkan ancaman.

"APA MAKSUD PEMBICARAAN LO DI ROOFTOP KEMARIN?!"

Bintang terdiam. Ku lihat tangannya mengepal kencang. Dalam sepersekian detik ia berbalik arah dan mendorongku ke tembok. Tangannya mengunci pergerakanku agar tak bisa kabur. Matanya menatap padaku dengan penuh amarah.

"Lo nguping?"
Aku belum berani menatap. Dengusan nafasnya sangat jelas menerpa wajahku, amarahnya sangat tinggi.

"JAWAB PERTANYAAN GUE!" titahnya yg kubalas dengan teriakan juga

"IYA! GUE NGUPING"

"Apa yg lo denger?"

"Ba.. Banyak" jawabku mulai meringis karena Bintang menggenggam pergelangan tanganku erat

"Oh makanya pagi ini lo langsung nyamper dan mulai kepo in gue?" tanyanya sinis

"Sa..sakit Bin" kataku seraya berusaha melepas dari cengkraman tangannya

"Tapi gak ada ruginya juga sih kalo lo udah tau yg sebenernya. Tapi hati-hati ya. Davin gak akan pernah tau kalo lo suka dia, kecuali ada yg ngomong ke dia langsung"

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang