Bab 36 - Perasaan yg Masih Sama

215 15 0
                                    

Rama presentasi di depan kelas, aku memperhatikan secara seksama dan mencatat hal-hal penting dari materi yg ia sampaikan.

Jariku asik mencatat dengan pulpen warna oranye kesukaanku, mood ku sedang baik hari ini! Betapa senangnya aku mencatat... tapi sirna sudah karena orang di belakang mendorong kursiku menggunakan kakinya. Aku menengok kebelakang,

"Apa?!" Tanyaku galak sama Davin, bukan galak sungguhan. Namun aku ingin menutupi kegugupanku saat bicara dengannya. Bodoh kamu chelsea! Masa ngobrol sama Davin aja udah deg deg ser?!

"Pas balik ke warung nagih yuk! Tapi yg di Bogor." Davin menaik-turunkan kedua alisnya

"Hah? Nggak mau ah! Gue mau belajar. Bentar lagi kan tengah semester." Maaf buat kegiatan bernama 'ulangan' yg telah ku kambing hitamkan.

"Yaudah nonton deh!"

"Nggak ada duit!" Aku kembali menoleh kedepan

"Gue bayarin! Yuk! Udah lama gak ayo Chels!" Davin berbisik di telingaku, membuat aku merinding disko. Sial.

"Jangan ah! Nanti duit jajan lo abis gara gara nonton bioskop doang!"

"Yaudah bakso deket rumah deh." Mataku langsung melotot senang,

"Oke Deal!"
--------------------------

"Chels mau bareng?" Tanya Rama setelah bel pulang terdengar seantreo kelas

"Chelsea bareng gue. Kita mau makan bakso." Potong Davin, aku diam saja karena merasa telah diwakilkan

"Gue nanya Chelsea, bukan lo."

"Ya gue wakilin lah, gak terima banget sih."

Duh mereka mulai adu mulut.

"Davin stop. Iya Rama, gue bareng Davin soalnya dia mau traktir gue makan bakso langganan."

"Gue boleh ikut?"

"Ya nggak lah, gila lo! Gue ajak Chelsea, bukan Rama."

"Kok lo jadi sinis sih?" Rama mulai gak suka dengan cara bicara Davin, aku bisa lihat dengan jelas

"Siapa yg sinis sih? Baper banget lo. Ini tuh acara gue berdua sama Chelsea, kita udah janjian. Masa tiba-tiba lo mau ikutan?"

"Davin santai. Oke?" Aku mulai jadi penengah, karena mereka mulai bicara dalam nada tinggi yg memancing emosi

"Rama ikut aja ya? Boleh kan?" Pintaku melas

"Ih mau kemana lo bertiga? Mau ikut dong! Dit, ikut mereka yuk!" Kiran menyambar. Astaga nambah lagi satu perkara

"Ck mau makan bakso langganan doang Ki, lo kan udah sering."
Jawabku takut sambil melirik kearah Davin yg mulai menunjukkan kepasrahannya

"Ya gak apa-apa. Gue pengen ikut, gue bareng Adit kok."

Ya, disinilah aku duduk. Bersama ke-empat orang lainnya. Dua orang, Kiran dan Adit terlihat sweet, jelas saja. Mereka kan sedang pendekatan! Oh ayolah, ini benar-benar menjijikan!

Satu orang diseberangku, Rama, sibuk meminum es campurnya dengan semangat. Dan sampingku, Davin, mengerang malas karena entah. Ada apa?

"Gue mau ngomong sama lo. Tapi ntar." Bisikku pada Davin, ia hanya mengangguk. Karena tidak betah dengan keadaan sunyi senyap ini, aku mulai memecah keheningan

"Jadi, lo berdua udah di tahap pendekatan tingkat berapa?" Tanyaku pada Kiran dan Adit, yg dibalas dengan senyum malu-malu kucing

"Ya gitu deh." Jawab Adit asal

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang