Bab 19 - Berselisih

394 25 3
                                    

Bola langsung dikuasai Rama.

'Sial' umpat Davin dalam hati

Pertandingan terus berlanjut hingga papan skor menunjukkan 53 untuk tim Davin dan 54 untuk tim Rama.

Rama mendrible bola ke depan. Langkahnya semakin kecil karena penjagaan Davin yg semakin ketat bahkan menempel. Rama menstop drible dan memegang erat bola dengan kedua tangannya. Matanya mencari jalan keluar hingga ia berputar cepat dan mengelabui Davin dan lolos. Namun Davin segera menyelengkat Rama. Rama sukses jatuh tersungkur. Luka lecet terlihat di sekitar lengan dan pipinya.

"Priiiiiiiiiiittt" pelatih basket memberhentikan permainan berhubung adanya pelanggaran dan waktu permainan telah habis.

"Luka lo banyak banget tuh. Sini gua bantu berdiri" kata Adit

"Thanks. Biar gue jalan sendiri. Gapapa kok Dit"

Rama berjalan terseok. Sepertinya kaki kanannya terkilir. Sambil berjalan pelan, tiba-tiba Davin kembali menyelengkat Rama. Kedua tangan Rama dengan sigap menahan tubuhnya yg hendak jatuh ke depan. Bebatuan kecil yg tajam menusuk permukaan telapak tangannya.

"Payah lo"

"Maksud lo apa sih Vin?"

"Nothing"

"Lo nyelengkat gue dua kali. Gue ada masalah sama lo?"

"Gak usah sok ngambek lo. Kayak cewek tau gak"

Davin berjalan santai ke ruang ganti dan meninggalkan Rama yg masih terdiam di tempatnya- berpikir apa yg membuat Davin begitu ingin melempar bogem mentah ke arahnya-.

_____________

Rama berjalan ke parkiran untuk mengambil motornya, Bersamaan dengan Davin yg sedang mengeluarkan motor kesayangannya.

Davin menggas kencang dan langsung meninggalkan parkiran.

'Sinting' pikir Rama.

Sepanjang perjalanan Rama berpikir keras dan bertanya-tanya apakah ia pernah membuat masalah dengan Davin. Nyatanya tidak pernah. Ia rasa.

"Ah gue tanya Chelsea aja"

Rama langsung putar balik menuju rumah Chelsea.

"Ada apa Ram?" Tanya Chelsea sambil membawa nampan berisi minuman

"Gue mau kepoin lo bentar kok"

"Sok atuh sambil diminum" jawab Chelsea sambil terkekeh

"Davin kenapa sih? Kok kayaknya dia gak suka gitu sama gue?"

"Ya dia gak suka sama lo lah. Dia kan sukanya sama cewek" balas Chelsea sambil mengernyit bingung

"Ck. Bukan itu Chels! Gini deh, menurut lo gue pernah gak sih nyari atau bikin masalah sama dia?"

Chelsea berpikir keras. Namun konsentrasinya buyar saat melihat wajah Rama yg penuh luka lecet.

"Eng... muka lo kenapa? Nyungsep?" Tanyanya hati-hati

"Iya. Pas basket gue jatoh. Mending lo jawab dulu pertanyaan gue daripada ntar basi"

"Ah lebay lo. Kalo menurut gue sih ya nggak. Lo mana pernah nyari ribut sama Davin. Sekarang ceritain kenapa lo bisa gini?"

"Nah itu dia.. gue pas basket diselengkat sama Davin sampe nyungsep. Pas akhir tanding gue diselengkat lagi-"

Chelsea memperhatikan cerita Rama dengan saksama dan tanpa melewatkan satu patah kata apapun yg keluar dari mulut Rama.

"-akhirnya gue tanya kenapa dia kayaknya dia benci banget sama gue. Tapi ya gitu deh. Dia gak jawab pertanyaan gue" Rama tersenyum paksa

"Akhir-akhir ini dia juga ngejauhin gue, Ram. Waktu itu dia pernah minta maaf sama gue atas nama ceweknya. Tapi gue gak terima lah kalo Davin yg minta maaf. Kan yg salah pacarnya. Akhirnya kita ribut. Dan, Davin berubah. Gue bingung. Mutia pake pelet apa sih sampe bisa ngerubah sahabat yg gue kenal hampir delapan tahun? Dahsyat banget kayaknya" jelas Chelsea sambil tersenyum pedih mengingat Davinnya telah berubah

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang