Flashback
"Chels, lo... Masih suka sama Davin?" tanya gue hati-hati. Chelsea masih terlihat diam tanpa berniat menjawab pertanyaan gue. Goblok juga sih gue pake nanya hal yg udah jelas
"Ram, menurut lo salah gak sih jatuh cinta sama sahabat lo sendiri?"
______________
"Ya gak salah lah" jawab gue jujur sambil nahan sesak di dada yg mulai menyekik
"Kenapa?"
Gue bingung untuk jawab apa. Sampai pada akhirnya, mulut gue mengucapkan kata-kata yg gak pernah gue sangka bakal keluar dari mulut ini.
"Karena... lo gak bisa nolak kedatangannya cinta."
Kita berdua terdiam dalam pikiran masing-masing sambil menyomot popcorn dan menikmati cola kita. Banyak banget pertanyaan yg mau gue ajukan ke Chelsea, tapi lidah gue terlalu kelu buat bicara.
Ini udah satu jam lebih kita diam. Gue memutuskan untuk bicara sesantai mungkin
"Eh genre film fave lo apa?"
"Gue? Action sama drama. Non ficton juga oke"
"Wih sama kita! Tos dulu. Tapi drama not bad lah" ujar gue berusaha mencairkan suasana
"By the way lo udah ngerjain soal mtk dari gue belom sih?"
"Ah lo mah ngingetinnya gituan!" kata gue sok ngambek yg disambut dorongan pelan dari dia
"Hahahahaha lagi lo diajarin masa nggak ngerti-ngerti. Kek lagi ajarin anak tk tau gak kocak banget"
"Yaudah yg sabar ya bu ngajarin gue. Emang gesrek nih otak"
Kita terus ngobrol hal-hal yg gak penting, tapi penting bagi gue karena gue jadi tau apa yg jadi favorit Chelsea dan apa yg dibenci sama dia. It's good untuk melakukan pendekatan kan selama masih terbuka peluang?
Setelah lama ngobrol, ternyata teater 02 filmnya udah selesai. Berarti Muthia dan cowok unknown tadi lagi otw keluar.
Gue memperhatikan dua sosok yg berjalan keluar bioskop dengan canda tawa romantis. Langsung aja tanpa aba-aba, gue dan Chelsea berjalan mengikuti mereka yg melangkah kedalam butik.
"Chels lo kenal tuh cowok?" tanya gue sambil berbisik deket telinganya yg disambut tawa geli
"Hihihihi geli oon! Lo ngomong apa sih?" tanya dia masih dengan tawa geli yg menurut gue cute aned
"Ck, lo kenal si cowok itu nggak?"
"Mukanya sih familiar. Ya gitu deh, lupa-lupa inget" jawabnya masih sambil berpikir keras
"Pernah sekelas gak sama lo?" tanya gue membantu mengingatkan. Chelsea terlihat berpikir keras
"Ah! Gue tau!" sontak gue langsung bekep mulutnya dan muter badan 180 derajat diiringi jalan cepat.
"Suara lo gede banget! Si Muthia nengok tau Chels" ujar gue menjelaskan.
"Hehe sorry deh. Gue inget tau! Namanya tuh Bintang! Dia dulu sekelas sama gue. Pantes Davin gak kenal, mereka kan gak sekelas"
"Yaudah kita lanjutin misi kita"
______________
chelseaPOV
Setelah berjam-jam aku dan Rama berkeliling mall yg segede bagong ini, demi menjalankan misi mengikuti Muthia, kami harus segera berlari ke parkiran agar tak ketinggalan mobilnya si Bintang.
Motor Rama tepat dibelakang mobil Bintang. Sedari kami keluar mall, untungnya jejak mereka tidak hilang. Namun semuanya sirna ketika hujan turun dengan deras, membuat Rama harus meminggirkan motornya di dekat halte yg sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sewindu...
Roman pour AdolescentsCinta pada sahabat memang gila! Tapi realitas membuat cinta ini nyata dihadapan banyak orang. Juga mematahkan hati korbannya. Korbannya? Apa aku salah satu korbannya? Tunggu. Aku cinta sahabatku? Maka aku harus bersiap-siap mematahkan hati ku sendir...