Bab 35 - Jadi Senior

211 15 0
                                    

Bulan baru. Kelas baru. Tas baru. Alat perlengkapan sekolah baru. Memang paling indah saat kita naik kelas, semua serba baru.

Tahun ini aku jadi senior, betapa bangganya aku bisa naik kelas dengan peringkat sepuluh besar dikelas.

Meskipun semua baru, ingatanku tetap saja melayang ke saat Davin bilang 'Lo suka Chelsea kan, Ram?'
Pertanyaan itu membuat otak ku agak error saat ulangan berlangsung selama satu minggu. Namun untungnya aku bisa melewatkan ulangan dengan sukses.

Kelas kami tetap sama. Gak berubah. Tetap sekelas bersama Davin, Rama, Kiran, Adit dan... Raya. Dan semuanya masih sama. Ketua kelas yg sama pula.

"Chels lo udah liat anak-anak mos tadi dilapangan? Gile ada yg cakep tau!" girang Kiran saat baru sampai kelas dan menjatuhkan tasnya di meja

"Suka berondong lo Ki?" Ujar Rama ikut campur

"Tau, lo kan lagi pdkt sama Adit. Gak usah lirik sana-sini lagi deh." Responku malas

Iya, Adit ngedeketin Kiranti. Akhirnya aku bisa merasakan kedamaian saat diantara mereka berdua ada benih-benih cinta, setidaknya mereka gak pernah bertengkar lagi dan membuatku pusing akan omelan dan umpatan yg Kiran keluarkan.

Aku melirik ke arah Kiran,
"Kenapa lo?"

"Malu ih gue!"
Dia memelukku. Rama mengernyit, bingung dengan tingkah Kiran yg jadi salah tingkah. Jadi ini yg namanya jatuh cinta yg terbalas?

"Lo jangan ce'ngin gue sama Adit dong! Malu tau ih!" Katanya sambil tersipu.

"Elah meye-meye banget sih lo Ki! Jangan lebay deh."

"Ih lo belum tau sih rasanya! Jadi lo berdua kapan nih?" Kiranti memasang kode mata kearah aku dan Rama. Sial! Dia mulai mengkode ku dengan tampang menggoda. Ku injak kakinya

"Aw Chels! Ngapain si?" Protesnya

"Diem! Gue tau maksud lo"

"Chelsea suka sama orang? Siapa?" Tanya Rama dengan raut penasaran. Astaga, untung dia tadi gak ngerti kode dari Kiranti si monyong satu ini!

Flashback

Aku menceritakan kejadian di depan rumah tadi ke Kiran lewat sambungan telepon. Dia diam mendengarkan saat aku berceloteh.

"Rama-nya diem Chels?"

"Iya Ki, dia diem aja." Jawabku

"Rama suka sama lo."

"Hah?" Apa aku gak salah denger?

"Iya, Rama suka sama lo."

"Kok bisa?" Tanyaku masih tak percaya dengan apa yg ku dengar dari pernyataan Kiran

"Dih geblek ya! Suka mah ya suka aje. Pertanyaan lo Chels buset, kocak bener." Tawa Kiran meledak di telepon. Aku dibuat terlihat bodoh sekarang, aku merasakannya tanpa diberitahu olehnya

"Kenapa bisa lo yakin Rama ada perasaan sama gue?"

"Lo sering di chat gak? Ditanya-tanya lagi apa? Atau hal hal simple lain?"

"Sering" jawabku sambil mengingat-ingat

"Lo pernah diajak jalan berdua gak sama dia?"

"Per... nah? Pernah gak ya?" Aku berupaya mengingat, biasanya aku yg nengajak soalnya. Aku tidak suka pergi sendirian.

"Yaelah sok lupa. Waktu itu lo ngidam bakso di tempat langganan lo deket rumah, trus pas balik lo pernah kan diajak makan disitu?" Kiran mengingatkan

Sewindu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang